Senin, 25 Juli 2011

SELAMAT DATANG BULAN RAMADHAN

SELAMAT DATANG BULAN RAMADHAN
( Oleh: Drs. H. Khairul Akmal Rangkuti )

Tanpa terasa sudah satu tahun berlalu dari bulan Ramadhan tahun yang lalu, kini bulan Ramadhan akan hadir kembali dan kehadirannya selalu ditunggu-tunggu oleh setiap orang yang beriman kepada Allah SWT. karena bulan Ramadhan mempunyai makna yang istimewa bagi orang-orang yang beriman. Hal ini disebabkan bulan Ramadhan dijadikan Allah memiliki keistimewaan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Berkenaan dengan akan datangnya bulan Ramadhan, seharusnya setiap muslim mempersiapkan diri untuk masuk kedalam bulan yang mulia tersebut, dan setiap pribadi muslim seharusnya menyikapinya dengan beberapa hal :
Pertama : Setiap muslim seharusnya menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan hati yang gembira, gembira yang dimaksud adalah bahwa kita menunjukkan rasa syukur kepada Allah karena umur yang tersisa insya Allah masih sampai kepada bulan Ramadhan di tahun ini, sebab tidak semua orang punya kesempatan untuk sampai kepada bulan Ramadhan tahun ini, karena banyak diantara saudara-saudara kita pada tahun yang lalu masih bersama kita melaksanakan kegiatan ibadah dibulan yang mulia ini, namun di tahun ini mereka tidak lagi bersama kita  karena mereka telah terlebih dahulu dipanggil pulang oleh Allah SWT. sebab itulah kita yang masih hidup di dunia ini pantas bersyukur kapada Allah SWT. karena kita masih diberikan Allah kesempatan umur hingga insya Allah sampai kepada bulan Ramadhan pada tahun ini.
Sikap gembira dalam menyambut bulan Ramadhan tersebut yang diwujudkan dengan ungkapan rasa syukur kepada Allah diharapkan dapat memberikan motipasi untuk meningkatkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan. Mungkin orang yang seperti inilah yang digolongkan oleh Rasul dalam sabdanya, artinya : “ Barang siapa yang  gembira dengan datangnya bulan Ramadhan Allah haramkan tubuhnya masuk kedalam Neraka
Kedua: Cara kedua untuk menyikapi datangnya bulan Ramadhan adalah dengan menanamkan tekad dihati masing-masing untuk tidak menyia-nyiakan bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan ini kecuali dengan mengisinya dengan amal yang shalih, dan kesempatan umur yang diberikan Allah hingga sampai kepada bulan Ramadhan pada tahun ini harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Kekhususan yang ada pada bulan Ramadhan antara lain adanya kewajiban melaksanakan puasa pada siang hari selama satu bulan, di sisi lain adanya anjuran untuk meningkatkan amal ibadah dan mengisi malam-malam bulan Ramadhan tersebut dengan berbagai amal ibadah, dan setiap amal ibadah yang dilakukan pada bulan ini pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT.
Kewajiban melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan tersebut didasari dengan firman Allah yang tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat : 183:
يـَا اَيـُّهـَا الَّـذِيْـنَ امَـنُـوْا كـُـتِـبَ عَـلـَيْـكـُمُ الصِّـيَـامُ كـَمَـا كـُتِـبَ عَـلىَ الـَّـذِيْـنَ مِـنْ قـَـبْـلِـكـُمْ لـَعَـلـَّـكـُمْ تـَـتـَّـقـُـوْنَ.
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa “ .
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan puasa beserta segenap rangkaian ibadah yang ada di dalamnya adalah mencapai predikat takwa dan ampunan Allah. Kabar yang menggembirakan bagi orang-orang yang beriman adalah hadits nabi Muhammad saw :
مـَنْ صـَامَ رَمَـضَـانَ اِيْـمَـانًا وَاحْـتِـسَـابًا غُـفِـرَ لـَهُ مَـا تـَقـَدَّمَ مِـنْ ذَنـْبـِهِ
Artinya : “ Siapa yang puasa pada bulan Ramadhan dengan dasar iman dan ikhlas, akan diampunkan Allah dosa-dosanya yang telah lalu” .
Puasa disamping merupakan kewajiban yang disyari’atkan Allah, disisi lain puasa tersebut mendatangkan hikmah bagi kehidupan manisia, baik secara individu maupun secara kolektif dalam kehidupan masyarakat. Hikmah-hikmah yang ada dalam pelaksanaan puasa bila disederhanakan, secara garis besar hikmah tersebut ada dua dimensi, yaitu dimensi Spritual dan dimensi Sosial .
Dimensi Spritual maksudnya seseorang yang melakukan ibadah puasa akan selalu merasakan betapa dia selalu merasakan dirinya semakin dekat dengan Allah. Apabila seseorang selalu merasakan dirinya dekat dengan Allah berarti dia memiliki daya control yang baik untuk mengatasi segala godaan dalam kehidupannya, akhirnya melalui penghayatan pelaksanaan puasa akan tercipta pribadi-pribadi yang mulia yang memiliki sifat jujur, disiplin dan sifat terpuji lainnya.
Adapun yang dimaksud dengan dimensi sosial adalah, bahwa dengan hikmah pelaksanaan  ibadah puasa seseorang akan dapat merasakan betapa tidak enaknya haus dan lapar yang bagi orang berharta hanya dia rasakan selama satu bulan, tidak demikian halnya bagi fakir-miskin yang hidupnya selalu dalam kekurangan, terkadang makan dan terkadang tidak.
Maka, melalui hikmah puasa yang dilaksanakan, diharapkan akan timbul sikap solodaritas sosial untuk saling membantu antar sesama, akhirnya akan tercipta rasa kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat. Bila demikian halnya dapat diambil kesimpulan bagaimanapun terjadinya kesenjangan sosial  di masyarakat, kecemburuan sosial tidak akan terjadi, karena masyarakat sudah terbentuk dengan pola kehidupan untuk saling membantu dan bekerjasama.
Ketiga: Cara ketiga menyikapi datangnya bulan Ramadhan adalah, bahwa setiap pribadi muslim harus memiliki target yang akan dicapai pada saat keluar dari bulan Ramadhan. Target tersebut adalah, saat nanti keluar dari bulan Ramadhan dia harus mencapai predikat taqwa di sisi Allah SWT.
Apabila seorang mukmin memiliki target seperti itu maka bulan Ramadhan yang datangnya hanya setahun sekali tidak akan dia sia-siakan., karena Ramadhan adalah masa untuk melebur dosa-dosa yang telah lalu.
Ungkapan kata berikut ini agaknya merupakan kesimpulan dari pokok bahasan ini :
“ Muslim yang berbahagia adalah seorang muslim yang apabila datang bulan Ramadhan, saat keluar dari bulan Ramadhan dosa-dosanya sudah diampunkan Allah. Muslim yang malang adalah seorang  muslim yang apabila datang bulan Ramadhan, keluar dia dari bulan Ramadhan namun dosa-dosanya belum diampunkan Allah”.
Semoga kita tergolong dalam kelompok orang-orang yang mendapat ampunan dari Allah Swt. Amiiin.
Selamat memasuki bulan suci Ramadhan tahun 1432 H, semoga hati kita tergerak selalu untuk melakukan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan ini.
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ
***


Kamis, 14 Juli 2011

Keadaan Qori' - Qori'ah

H. Darwin Hasibuan S.Pd.I
( Tiga kali Juara MTQ Internasional, Rumah masih Ngontrak )

H. Darwin Hasibuan S.Pd.I adalah salah seorang Qori’ Sumatera Utara yang sudah tiga kali menjadi Juara Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat Internasional. Tentunya kesuksesan yang beliau capai sekaligus membawa nama harum bagi bangsa Indonesia. Catatan prestasi beliau dalam mengikuti MTQ Internasional adalah:
  1. Juara II MTQ Internasional di New Delhi-India, pada tahun 2003.
  2. Juara II MTQ Antar Bangsa di Kuala Lumpur-Malaysia, pada tahun 2007.
  3. Juara II MTQ Internasional di Teheran-Iran, pada tahun 2011.
Sebelumnya beliau pernah meraih Juara I MTQ tingkat Nasional Golongan Remaja Putra di Palangka Raya-Kalimantan Tengah tahun 2003. Meraih Juara I MTQ tingkat Nasional Golongan Dewasa Putra di Propinsi Banten tahun 2008. Darwin Hasibuan juga pernah meraih Juara I Pekan Tilawatil Qur'an RRI/TVRI tingkat Nasional.
Dari berbagai prestasi yang sudah di raih oleh H. Darwin Hasibuan S.Pd.I, tentu membuat bangga bagi kita bangsa Indonesia, khususnya bagi masyarakat Sumatera Utara. Namun sangat disayangkan, beragam prestasi tersebut kurang atau tidak ditopang dengan penghargaan yang seimbang, terutama oleh pemerintah, baik Pusat maupun Daerah.
Sepantasnyalah sosok seperti Darwin ini mendapat perhatian, apakah diberikan bonus sebagai hadiah atau penghargaan atas prestasi yang telah diraih selama ini, atau dalam bentuk lainnya yang dapat meningkatkan kesejahteraan untuk masa depannya. Misalnya, dengan mengangkat beliau menjadi Pegawai Negri Sipil di jajaran pemerintahan.
Ada keprihatinan yang sangat mendalam terhadap Qori’-Qori’ah, terutama bagi mereka yang telah berprestasi membela nama harum bangsa, dimana kehidupan mereka seharusnya pantas mendapat kesejahteraan, namun kenyataannya tidak demikian. Misalkan saja, H. Darwin Hasibuan S.Pd.I yang sudah tiga kali meraih juara MTQ Internasional, namun saat ini rumah untuk tempat tinggal-pun masih mengontrak.
Untuk itu penulis menyarankan kepada pemerintah, baik pemerintah Pusat maupun Daerah agar lebih memberikan perhatian kepada Qori’-Qori’ah yang telah berprestasi. Dalam hal ini menurut hemat penulis pengurus LPTQ ( Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an ) hendaknya dapat menjadi jembatan antara Qori’-Qori’ah dengan pemerintah.
Tentu kita berharap pada tahun-tahun berikutnya dengan kesungguhan para Pembina Qori’-Qori’ah terutama LPTQ dan penghargaan yang layak dari pemerintah, akan muncul Qori’-Qori’ah khususnya dari Sumatera Utara yang akan meraih prestasi dalam permusabaqahan, baik untuk tingkat Nasional maupun Internasional.
Semoga hal ini bisa terwujud……………………………!
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ

Rabu, 06 Juli 2011

Zainuddin MZ Menghadap Sang Khaliq

Zainuddin MZ Menghadap Sang Khaliq
Da’i yang mendapat julukan “Sejuta Ummat” itu talah pergi untuk selama-lamanya menghadap sang Khaliq pada hari selasa tanggal 5 Juli 2011.
Pria yang bernama lengkap Haji Zainuddin Muhammad Zein meninggal pada hari selasa di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta. .
Zainuddin lahir di Jakarta pada tanggal 2 Maret 1951. Alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini Selain aktif di bidang keagamaan, dia juga terjun di dunia politik.
Sebutan Da’i Sejuta Umat disandangnya lantaran puluhan ribu umat kerap datang dan mendengarkan ceramah-ceramahnya. Karena banyaknya penggemar beliau, kaset rekaman dakwahnya pun diproduksi dan mendapat respons positif dari publik. Tak hanya di kawasan Nusantara, kaset rekaman Zainuddin juga beredar di beberapa negara Asia. Tak hanya lewat kaset dan radio, Zainuddin pun kerap menyampaikan dakwah melalui televisi.
Sebagai da’i, Zainuddin memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menghadapi audiensnya, dia memiliki retorika berpidato yang mumpuni dan dapat menyesuaikan penyampaian dakwahnya dengan kondisi daerah dimana dia berdakwah. Da’i sejuta ummat ini memiliki kekhasan ceramah yang sering menyebut kata “betul”. Betul apa betul?”, begitu biasanya Zainuddin berkomunikasi dengan jama’ah saat berdakwah.
Akhirnya kita ucapkan selamat jalan kepada Bapak Zainuddin MZ, semoga Allah memberinya ampunan dan menempatkannya di tempat yang mulia disisinya.
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ