Jumat, 26 Februari 2016

BERCERMIN PADA SUNGAI


Adalah suatu fakta sejarah bahwa sebagian besar pusat peradaban kuno berada di tepi atau di antara sungai. Sebagai contoh, peradaban Mesir kuno berkembang di tepi Sungai Nil, dan Mesopotamia berada di antara Sungai Eufrat dan Tigris.
Demikian juga dengan peradaban modern saat ini. Kota-kota besar dunia banyak yang berada di tepian sungai, seperti London yang berada di tepi Thames, Paris di Sungai Seine, dan Jakarta dengan Kali Ciliwungnya.
Sungai adalah faktor penting yang menunjang peradaban manusia. Tak salah jika Al-Quran menggambarkan keindahan dan kenyamanan surga dengan sungai-sungai yang mengalir (QS. Muhammad:15). Oleh karena itu, kita juga bisa beranalogi bahwa negeri kita yang dialiri oleh ratusan sungai besar dan kecil merupakan gambaran surga dunia.
Sungai yang jernih merupakan tanda dari sehatnya lingkungan dan masyarakat. Sebaliknya, kerusakan sungai menunjukkan terjadinya kerusakan lingkungan akibat perilaku warga masyarakat maupun kebijakan pemerintah yang tidak ramah lingkungan.
Jika sungai merupakan indikator ketenteraman di surga, maka kita juga harus kembali merenung apakah sungai yang ada di sekitar kita berada dalam kondisi baik, mengalir lancar, dan jernih seperti gambaran di surga? Jika tidak, apakah hal itu disebabkan oleh perubahan alam atau lebih karena perilaku kita?
Kita harus menyadari sepenuhnya bahwa sungai yang sehat merupakan indikator dari terjaganya keseimbangan alam di sekitarnya. Jika sungai tidak lagi mampu menampung volume air yang mengalir, itu menandakan telah terjadi ketimpangan di sekitarnya, baik karena penggundulan hutan maupun karena banyaknya volume sampah yang dibuang masyarakat ke dalamnya.
Ketidakseimbangan tidak akan pernah mampu melahirkan ketenteraman dan kebahagiaan, sebab ketidakseimbangan berlawanan dengan hukum kosmos yang berdiri di atas keseimbangan. Al-Quran secara tegas menyatakan bahwa langit diciptakan atas dasar prinsip keseimbangan tersebut seraya memperingatkan manusia agar tidak melanggar asas keseimbangan tersebut (QS. Ar-Rahman 7-8).
Dari langit hingga timbangan seorang pedagang kecil didasarkan pada asas keseimbangan. Siapa pun yang mencoba melawan hukum keseimbangan itu, apa pun alasannya, termasuk demi pembangunan, akan menuai akibatnya.
Ketidakseimbangan alam yang tecermin dari kondisi sungai akan mendatangkan musibah tidak hanya bagi warga sekitarnya, tapi juga seluruh makhluk hidup yang ada di kawasan tersebut. Sungai adalah cermin, maka hadapkanlah hati dan pikiran yang jernih pada cermin tersebut agar keseimbangannya tetap terjaga.
والله اعلم

Senin, 23 Februari 2015

Memaknai Kehidupan




السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saudaraku..............!
Jalanilah kehidupan dengan delapan Prinsip:
1.   Pertebal iman, tingkatkan ibadah. Janji Allah Surga untuknya :
 وَالَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ أُولَـئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. “. (Al-Baqoroh: 82).
2.     Takutlah hanya kepada Allah dan kendalikan Hawa Nafsu.
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى. فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya).“. (An-Nazi’at:40-41).
3.      Sadarilah bahwa harta yang ada pada kita akan hancur binasa, tapi apa yang kita titipkan kepada Allah (melalui infaq dan sedekah) akan kekal abadi.
مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ وَمَا عِندَ اللّهِ بَاقٍ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُواْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. “. (An-Nahal:96).
4.      Sadarilah bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah hanya terletak pada nilai ketakwaannya.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.  “. (Al-Hujurot:13).
5.      Jangan pernah iri terhadap nikmat yang diberikan Allah kepada orang lain.
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضاً سُخْرِيّاً وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. “. (Az-Zukhruf:32).
6.      Yakinlah bahwa Allah menjamin rezki setiap makhluk yang diciptakannya.
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). “. (Hud:6).
7.      Berhati-hatilah terhadap godaan syaitan karena syaitan tak pernah berhenti menggoda kita.
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوّاً إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. “. (Fathir:6).
8.      Bertawakkallah kepada Allah, insya Allah hati akan tenang.
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ..........
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.  “. At-Tholaq:3

Jumat, 06 Juni 2014

Foto Saat Melaksanakan Umroh Pada Bulan Mei 2014

 Album Foto Saat Melaksanakan Umroh Tanggal 24 Mei-4 Juni 2014

Bersama Ibu Lisa (Istri Walikota Binjai)

Bersama Bapak Smuel Hasan - Mahasiswa Indonesia di Mesir

Bersama Istri Walikota Binjai(kiri) di Jabal Rahmah Arafah

Bersama Jama'ah dari Banglades

Bersama Jama'ah dari Irak

Bersama Jama'ah dari Mesir

Bersama Jama'ah Umroh di Halaman Masjid Qiblatain

Bersama Jama'ah Umroh di Jabal Magnit

Bersama Jama'ah Umroh, saat berada di Colombo - Sri Lanka

Bersama Jama'ah Uzbekistan

Bersama Sekjen MUI Binjai(kiri) dan Ustaz Yahya(kanan)

Bersama Ustaz M. Yahya di Laut Merah Jedah

Bersama Ustaz Yahya

Bersama Zurriyyat Abd. Rauf Al-Mandaili di Makkah

Di halaman Masjid Bir Ali

Di halaman Masjid Nabawi dengan Latar Belakang Hotel Dar At-Taqwa

Di Halaman Masjid Nabawi Madinah

Di halaman Masjid Nabawi Madinah..

Di halaman Masjid Nabawi usai shalat shubuh

Di halaman Masjid Quba

Di Laut Merah Jedah

Dihalaman Masjid Nabawi.

Foto Perjalanan Umroh - Mei 2014, bersama Ibu Walikota Binjai

Foto Perjalanan Umroh - Mei 2014, bersama jama'ah dari Irak

Foto Perjalanan Umroh - Mei 2014, bersama jama'ah Umroh dari Turki

Foto Perjalanan Umroh - Mei 2014, bersama Ustaz Jakfar - Sekjen MUI Kota Binjai

Foto Perjalanan Umroh - Mei 2014, di halaman Masjidil Haram

Foto Perjalanan Umroh - Mei 2014, usai menikmati Bakso di Balad Jedah

Di halaman Hotel Di Colombo..
Di Bandar Udara King Abd. Aziz Jedah
Bersama Ustaz Jakfar dan Ustaz Yahya

Halaman Masjid Nabawi,
Sri Lanka
Di Jabal Magnit
Arus Jama'ah yang sedang melaksanakan Thawaf
Mesjid Terapung Laut Merah'
Menuju Hotel usai Shalat shubuh.
Bersama Istri dan Irham
Bersama Zurriyyat Abd. Rauf Al-Mandaili di Makkah
Saat Mendarat Di Jedah
Di Colombo
Saat usai ziarah ke Kubur Rasulullah