Kamis, 06 September 2012

Bertadabbur Dengan Alam Ciptaan Allah


Belajar dari Alam untuk Memotivasi Kehidupan
Firman Allah dalam surat Ali Imran; 190-191:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ ﴿١٩٠﴾ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Sesungguhnya alam yang diciptakan Allah banyak memberikan inspirasi kepada kita untuk belajar darinya, hasilnya akan mendatngkan ilmu pengetahuan bagi kehidupan kita manusia, dan tidak kalah pentingnya menambah kekuatan iman kepada Allah SWT.
Alam menyimpan banyak misteri yang manusia belum mampu menyibak keseluruhan misteri yang ada. Gunung-gunung yang tinggi, bentangan samudera luas dan dalam, sungai-sungai yang panjang berliku, hutan belantara yang lebat, adalah bagian dari alam yang sampai saat ini selalu menjadi inspirasi manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diciptakannya.
Bagi seorang mukmin tentu menyakini bahwa semua itu adalah maha karya dari Allah yang maha pencipta untuk kita renungkan agar keimanan kita senantiasa bertambah kepadaNya.
Tentu kita menyadari bahwa dengan kemampuan ilmu pengetahuan yang terbatas, sulit bagi kita mengkaji keseluruhan dari apa yang diciptakan Allah di alam raya ini. Namun setidak-tidaknya kita harus terus berupaya untuk mempelajari dan memikirkan dari sebagian ciptaan Allah di bumi ini walaupun dalam bentuk pemikiran yang paling sederhana agar kita dapat mengambil hikmahnya sebagai pelajaran untuk kehidupan kita.
Dalam kehidupan ini terkadang kita merasa kehilangan motivasi dan gairah. Pada saat kondisi seperti ini muncul, sebenarnya kita bisa mencoba untuk membangkitkan gairah itu kembali dengan cara menyaksikan dan merenungkan keindahan alam semesta yang telah diciptakan oleh Allah SWT.
Karena itu, bukalah mata , bangkitlah dari tidur, coba melangkah dan telusuri jalan dipagi hari. Nikmatilah sejuknya udara dan embun di pagi hari sampai mentari menampakkan sinarnya meresap dan menghangatkan tubuh kita. Sayang rasanya jika rumput yang bergoyang dan bunga-bunga mekar menebarkan semerbak harumnya kita biarkan begitu saja tanpa menikmati dan memperhatikannya. Sebagai manusia seharusnya kita mempelajari dan mengambil hikmah dari sesuatu yang tampak dimuka bumi ini sebagai salah satu ayat-ayat Allah yang mengajarkan kepada kita dalam kehidupan ini.
Saudaraku………………..!
Pernahkah kita belajar dari kupu-kupu?. yang awalnya adalah dari ulat yang menjijikkan. Namun melalui perubahan yang terjadi sehingga ulat tersebut menjadi kupu-kupu yang begitu cantik, hinggap pada bunga-bunga yang ada melengkapi keindahan bunga-bunga di taman tempat kita menghilangkan penat.
Pernahkah kita belajar dari nyamuk?, yang berani mengambil resiko meski nyawa menjadi taruhan saat menghisap darah pada manusia, dan tidak jarang menjadi buruan dan santapan cicak-cicak didinding.
Pernahkah kita belajar dari air? yang meskipun terbentur oleh batu-batuan, pohon-pohon atau akar yang menghambat perjalanannya untuk menuju muara, namun tetap selalu teguh dalam pendirian hingga mencapai muara atau laut. Air juga selalu meninggalkan bekas dan menjadi salah satu sumber kehidupan untuk kelangsungan semua makhluk hidup dimuka bumi.
Pernahkah kita belajar dari kura-kura?. Kura-kura tidak pernah mengeluh meski kemana-mana selalu membawa beban berat (cangkangnya) dan ia tidak mau berjalan mundur, akan tetapi terus maju meski perlahan dan lamban namun dengan pasti ia terus maju ke depan untuk melanjutkan perjalanannya.
Pernahkah kita belajar dari lebah?, Lebah tetap mencari makanan yang suci dan bersih, ia tidak mau sembarangan mengkonsumsi makanan kecuali saripati bunga dan menghasilkan madu yang bermanfa’at bagi manusia. Dimanapun dia hinggap tidak pernah merusak lingkungannya. Dan lebah mimiliki sengat, tapi bukan untuk menyakiti namun untuk membela diri. Dia tidak mau mengganggu tapi jangan sekali-kali diganggu, sebab sekali lebah terganggu dia akan mengejar kemanapun musuhnya berlari.
Pernahkah kita belajar dari burung?, yang keluar dari sarangnya dalam keadaan lapar, pulang dengan perut yang kenyang. Andaipun burung tidak mendapatkan makanan, tapi dia tidak pernah putus asa apalagi bunuh diri, sebab burung tetap optimis akan karunia yang diberikan oleh Allah. Walaupun burung dalam keadaan lapar tapi tetap saja ia berkicau dengan merdu. Nampaknya burung sadar betul tentang lika liku hidup ini.
Pernahkah kita belajar dari cacing?, ia tidak mempunyai sarana untuk mempertahankan diri, ia lemah tidak memiliki tanduk, tangan, sayap atau telinga. Tetapi ia punya perut yang sama seperti manusia yang harus diisi, tetapi dalam keterbatasanya ia tidak mudah putus asa. Ia melata dengan perutnya untuk terus mencari rezeki yang telah disediakan Allah untuknya.
Saudaraku………………..!
Allah menciptakan manusia dengan sempurna bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya, karena manusia diberi kelebihan akal dan sarana-sarana lainnya. Hanya sayangnya dalam kesempurnaan itu terkadang tingkah manusia lebih rendah dari binatang. Demikian banyaknya anugerah yang telah diberikan Allah tetapi tetap saja manusia banyak yang berkeluh kesah bahkan putus asa.
Karena itu wahai saudaraku……….! Bangkitkan semangatmu, gali bakatmu, kembangkan potensimu, keluarkan obsesimu, raihlah segala impianmu, berjuanglah untuk hidup yang lebih baik dan jangan sia-siakan kehidupan yang sangat singkat ini. Belajarlah dari apa saja yang dapat menambah pengetahuan dan keyakinan termasuk dari alam semesta untuk merubah kehidupan menjadi lebih baik. Namun ingatlah, jalankan semua itu tetap dalam panji-panji kebenaran.