Sabtu, 20 Agustus 2011

Al-Qur'an Bacaan Yang Sempurna

Bukti Kebenaran Al-Qur’an
Adakah mushaf Al-Qur’an disetiap rumah keluarga Muslim?. Diduga jawabannya adalah “tidak“. Apakah anggota keluarga Muslim yang memiliki mushaf telah mampu membaca Kitab suci itu? Diduga keras jawabannya adalah “belum”. Apakah setiap Muslim yang mampu membaca Al-Qur’an mengetahui garis besar kandungannya serta fungsi kehadirannya ditengah-tengah ummat? Sekali lagi, jawaban yang diduga serupa dengan yang sebelumnya.
Kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. antara lain dinamai Al-Kitab dan Al-Qur’an ( bacaan yang sempurna ), walaupun penerima dan masyarakat pertama yang ditemuinya tidak mengenal baca-tulis. Ini semua, dimaksudkan agar mereka dan generasi berikutnya membacanya. Fungsi utama Al-Kitab adalah memberikan petunjuk. Hal ini tidak dapat terlaksana tanpa membaca dan memahaminya.
Dari celah-celah redaksinya ditemukan tiga bukti kebenarannya.
Pertama, keindahan, keserasian dan keseimbangan kata-katanya. Kata yaum yang berarti “hari” dalam bentuk tunggalnya terulang sebanyak 365 kali ( ini sama dengan satu tahun ), dalam bentuk jamak diulang sebanyak 30 kali  ( ini sama dengan satu bulan ). Sementra itu kata yaum yang berarti “bulan” hanya terdapat 12 kali. Kata panas dan dingin masing-masing diulang sebanyak empat kali, sementara dunia dan akhirat, hidup dan mati, setan dan malaikat dan masih banyak lainnya, semuanya seimbang dalam jumlah yang serasi dengan tujuannya dan indah kedengarannya.
Kedua, pemberitaan gaib yang diungkapkannya. Awal surah Al-Rum menegaskan kekalahan Romawi oleh Persia pada tahun 614:
Firman Allah dalam surah Ar-Rum, 2-4:
غُلِبَتِ الرُّومُ ﴿٢﴾ فِي أَدْنَى الارْضِ وَهُم مِّن بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ ﴿٣﴾ فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الامْرُ مِن قَبْلُ وَمِن بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ “.
Artinya: “ Telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman“.
Dan itu benar adanya, tepat pada saat kegembiraan kaum Muslim memenangkan Perang Badar pada 622, bangsa Romawi memperoleh kemenangan melawan Persia.
Pemberitaannya tentang keselamatan badan Fir’aun yang tenggelam dilaut merah 3.200 tahun yang lalu, baru terbukti setelah muminya (badannya yang diawetkan) ditemukan oleh Loret di Wadi Al-Muluk Thaha, Mesir, pada 1896 dan dibuka pembalutnya oleh Eliot Smith 8 Juli 1907. Maha benar Allah yang menyatakan kepada Fir’aun pada saat kematiannya:
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيراً مِّنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
Artinya : “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami “. ( QS. Yunus 92 ).
Ketiga, Isyarat-Isyarat ilmiyahnya sungguh mengagumkan ilmuan masa kini, apalagi yang menyampaikannya seorang ummi yang tidak pandai membaca dan menulis serta hidup dilingkungan masyarakat terkebelakang. Bukti kebenaran (mukjizat) rasul-rasul Allah bersifat suprarasional. Hanya Nabi Muhammad yang datang membawa bukti rasional. Ketika masyarakatnya meminta bukti selainnya, Tuhan berpesan agar mereka mempelajari Al-Qur’an.
Firman Allah:
وَقَالُوا لَوْلا أُنزِلَ عَلَيْهِ آيَاتٌ مِّن رَّبِّهِ قُلْ إِنَّمَا الايَاتُ عِندَ اللَّهِ وَإِنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُّبِينٌ . أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَى عَلَيْهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَى لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Artinya: “ Dan orang-orang kafir Mekah berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya mu`jizat-mu`jizat dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya mu`jizat-mu`jizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata". Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman “. (QS. Al-Ankabut: 50-51).
Sungguh disayangkan bahwa tidak sedikit ummat Islam dewasa ini bukan hanya tak pandai membaca Kitab Sucinya, tetapi juga tidak memfungsikannya, kecuali sebagai penangkal bahaya dan pembawa manfa’at dengan cara-cara yang irasional.
Rupanya, ummat generasi inilah antara lain yang termasuk diadukan oleh Nabi Muhammad:
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُوراً
Artinya:”Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan". ( QS Al-Furqon:30 ).
Tahap pertama untuk mengatasi kekurangan dan kesalahan di atas adalah meningkatkan kemampuan baca Al-Qur’an. Janganlah anak-anak kita disalahkan jika kelak dikemudian hari merekapun mengadu kepada Allah, sebagaimana dikemukakan dalam sebuah riwayat: “ Wahai Tuhanku, aku menuntut keadilanMu terhadap perlakuan orang tuaku yang aniaya ini “.

Sumber: Lentera Hati – M. Quraish Shihab. ( Dengan menambahkan pencantuman ayat Al-Qur’an ).