Selasa, 27 Agustus 2013

Contoh Kasih Sayang Ayah Terhadap Keluarga

Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun
Sepasang suami isteri hidup bahagia bersama anak-anak mereka. Suatu sore sepulang kerja sang suami melihat isteri yang tertidur pulas karena kelelahan bekerja seharian di rumah. Sang suami mencium kening isterinya dan bertanya; Bunda, sudah shalat Ashar?. Isterinya terbangun dengan hati berbunga-bunga menjawab pertanyaan suaminya, sudah yah.’ Isterinya beranjak dari tempat tidur munuju dapur dan menyiapkan makan untuk suaminya. Sore itu isterinya memasak kesukaan sang suami.
Lihat nih, aku memasak khusus kesukaan ayah. Diambilnya piring lalu dia ulurkan pada suaminya, dalam piring tersebut sudah ada sepotong kepala ayam.
Sang suami memakannya dengan lahap dan menghabiskannya. Isterinya bertanya, kenapa sih Ayah suka makan kepala ayam, padahal aku dan anak-anak paling tidak suka makan kepala ayam.
Suaminya menjawab, Itulah sebabnya, karena kalian tidak suka makan kepala ayam, maka mau tidak mau ayah-lah yang memakannya, agar isteri dan anak-anakku mendapatkan bagian yang paling enak.
Mendengar jawaban sang suami, terlihat butir-butir air mata membasahi pipinya. Jawaban itu menyentak kesadarannya yang paling dalam. Tidak pernah terpikirkan olehnya, ternyata sepotong kepala ayam begitu indahnya sebagai wujud kasih sayang yang tulus dan kecintaan suami terhadap dirinya dan anak-anak. Terimakasih ya ayah atas cinta dan kasih sayangmu, ucap sang isteri. Suaminya menjawab dengan senyuman, pertanda kebahagiaan hadir dalam dirinya.
Saudaraku................! Seringkali kita mengabaikan sesuatu yang kecil yang dilakukan oleh sosok ayah kita, namun memiliki makna yang begitu besar, di dalamnya terdapat kasih sayang, cinta, pengorbanan dan tanggungjawab.
Semoga kita memiliki kearifan untuk menangkap pesan dari cerita di atas.

Kasih Sayang Ibu Tidak Terbayar

Semua Gratis

Ada seorang anak yang apabila mengerjakan sesuatu selalu minta dibayar oleh ibunya. Suatu sore, anak tersebut menghampiri ibunya di dapur. Ia menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisnya. Sang ibu coba membaca apa yang ditulis anaknya dan inilah isinya:

Untuk menyiram bunga  Rp.5000.-
Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini Rp.5000.-
Untuk pergi ke toko disuruh ibu Rp.3000.-
Untuk menjaga adik waktu ibu belanja Rp.5000.-
Untuk membuang sampah Rp.1000.-
Untuk dapat nilai yang bagus di sekolah Rp.3000.-
Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp.3000.-
Jadi jumlah hutang ibu padaku Rp.25000.-

Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benaknya. Lalu ia mengambil pulpen kemudian menuliskan sesuatu dibalik kertas yang sudah ia baca dan inilah yang ia tuliskan:

Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis.
Untuk semua malam saat ibu menemani kamu, gratis.
Untuk semua mainan, makanan, dan baju, gratis.
Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat kamu sakit, serta mendoakan kamu, gratis
Untuk semua kesusahan dan air mata yang keluar dalam mengurus kamu, gratis.
Kalau dijumlahkan semua, harga cinta ibu padamu adalah gratis

Selanjutnya sang ibu berkata................; Anakku, yang ibu tulis ini belumlah seberapa dibandingkan dengan yang sudah ibu lakukan untukmu. Kalau kamu menjumlahkan semuanya akan kau dapati bahwa harga cinta ibu kepadamu semuanya adalah GRATIS.

Setelah membaca apa yang ditulis ibunya, sang anak-pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya, lalu berkata: “Bu, ma’afkan aku ibu, aku sayang sekali pada  ibu” kemudian ia mendekap ibunya. Sang ibu tersenyum sambil mencium anaknya, dan berkata: ”Ibu-pun sayang padamu nak.  

Kemudian sang anak mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar sambil diperhatikan sang ibu: “LUNAS”.

Saudaraku...............! Seberapapun jasa yang telah kita berikan kepada ibu, seberapapun uang yang kita berikan kepada ibu, atau seberapapun keringat yang kita tumpahkan untuk ibu, tidak akan dapat mengganti kasih sayang seorang ibu. Dapatkah kita menukar kasih sayang ibu itu dengan materi? Menukar dengan bilangan angka? atau menukar dengan rangkaian kata terima kasih? Tidak sahabat, sama sekali tidak bisa. Oleh karenanya sahabatku, Berbuat baiklah kepadanya, sayangilah beliau, cintailah beliau, dan doakanlah beliau.