Rabu, 02 Maret 2011

Tausiyah Untuk Kita Hari ini

Bumi dilihat dari Angkasa
Iman Dan Islam:
Adalah Nikmat Yang Paling Sempurna
Nikmat yang sangat besar yang harus kita syukuri adalah iman dan Islam serta diciptakannya alam semesta untuk manusia, kemudian dipilihnya Planet bumi yang nyaman untuk kita tempati, dan dibuatNya di alam semesta ini, suatu sunnah/ketetapan yang tidak pernah berubah, sebagaimana firmanNya:
سُنَّةَ اللَّهِ فِي الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلُ وَلَن تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلاً
“… Dan kamu sekali-kali tidak akan menjumpai perubahan pada sunnatulllah.” (QS. Al-Ahzab: 62) dan juga firmanNya:
وَلاَ تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحْوِيلاً
“… Dan tidak akan kamu dapati suatu perubahan pada ketetapan kami itu.” (QS. Al-Isra’: 77).
Jika kita renungkan, planet bumi yang mengelilingi surya berenang dalam lintasan ellips, merengggang 147 juta km dan maksimal 152 juta km dengan kecepatan 29,79 km/detik, melahap tahun demi tahun dengan kecepatan 11,18 km/detik memulas siang dan malam . Andaikan tidak ada ketetapan/keteraturan dalam sunnatullah ini atau bumi dan planet lainnya tidak mau taat pada aturanNya, seperti kebanyakan sifat manusia, niscaya imbang centripental dan centrifugalnya (gaya/tarikan kedalam dan keluar) akan tersita fatal, lantas bumi akan anjlok ke perihelion dan ephelion lain, yang bisa menyulap bumi akan menjadi gersang ataupun beku sehingga menjadi pemukiman yang tidak membetahkan manusia. Sungguh segala puji bagi Allah yang membuat sunnahNya ini bersifat tetap.
Kita juga melihat keteraturan alam semesta ini pada dunia hewan dan tumbuh-tumbuhan. Mereka senantiasa tunduk kepada aturan-aturan Allah, mereka senantiasa konsisten dengan aturan-aturan yang diciptakan untuk mereka. Ketika Allah telah membuat hidup mereka berpasang-pasangan, hampir tidak pernah kita jumpai, bahkan dalam sebuah kandang sekalipun tidak ada hewan jantan kawin dengan hewan jantan atau sebaliknya. Mereka semua tunduk dan bertasbih kepada Allah sebagaimana firmanNya:
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الارْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
“Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi. Raja Yang Maha Suci,Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Jumu’ah: 1).
Akan tetapi, manusia yang diberi kelebihan nikmat yang paling utama berupa akal, ternyata tidak merasa cukup dengan aturan-aturan alam ini saja. Manusia dengan akal dan potensi hidup lainnya berupa kebutuhan jasmani, naluri dan hawa nafsunya ternyata bisa dan mampu melakukan penyimpangan dari aturan-aturan Allah, sehingga hal yang tidak kita temui dalam kandang ayam sekalipun justru saat ini kita temui pada kehidupan manusia, kita dapati pria kawin dengan pria, wanita kawin dengan wanita, bahkan manusia kawin dengan alat yang dibuatnya sendiri. Dari akibat ulah manusia semacam inilah kita bisa menyaksikan kerusakan yang dahsyat baik itu berupa penyakit kelamin, kerusakan moral dan kerusakan lain yang terjadi di darat maupun di laut.
Merupakan kenikmatan yang agung, sempurna dan satu-satunya yang akan menjamin tercapainya kebahagiaan hidup manusia, baik di dunia maupun di akhirat, yang jika kita bandingkan dengan nikmat alam semesta ini, niscaya alam semesta dan dunia ini tidak berarti apa-apa, itu adalah nikmat Iman dan Islam, sebagaimana firmanNya:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah:3).
Islam dengan aqidah dan syari’ahnya,merupakan aturan sekaligus jalan hidup yang dibuat Allah, pencipta manusia. Dzat yang Maha Mengetahui, Maha Adil dan Bijaksana yang tidak saja mengatur manusia (dalam hal aqidah dan ibadah) tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lainnya dalam hal mu’amalah dan ‘uqubat (hukuman). Oleh sebab itu Islam merupakan karunia dan nikmat Allah, hanya dengannyalah dapat tercapai keserasian dan kebahagiaan hidup manusia. Tidak ada aturan lain yang bisa memanusiakan manusia semanusiawi mungkin selain aturan dari Pencipta manusia, karena siapa yang lebih tahu hakikat manusia selain Pencipta manusia?. Dialah Allah SWT.
Sungguh agung dan besar nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita berupa Islam dan sesungguhnya kita wajib mensyukurinya, yaitu dengan menggunakan syariat Islam untuk mengatur aktivitas kita dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“ Wahai orang-orang yang beriman,masuklah kedalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kalian maengikuti jejak langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuhmu yang nyata.” (QS. Al-Baqarah: 208).
Dan jika kita menginginkan nikmatNya dengan melecehkan aturan-aturanNya baik sebagian apalagi keseluruhan, sungguh kehinaan hidup di dunia dan azab Allah di akhirat yang akan kita terima, sebagaimana firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 7:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Dan dalam ayat lain Allah menegaskan:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“ Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sungguh baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaaha: 124).
Dengan nikmat Allah yang berupa akal dan indra, marilah kita bersama-sama merenungkan kemudian kita bersyukur, betapa matahari yang besarnya 1.303.600 x bumi (satu juta tiga ratus tiga ribu enam ratus kali besar dari bumi) hanyalah ibarat setitik debu dalam galaksi (gugus bintang) Bima Sakti, maka bumi ibarat super debu yang hanya dapat dilihat di bawah mikroskop dan manusia adalah super-super debu yang tertata dari sari tanah, yang diciptakan dari nutfah/air mani yang terpancar. Sungguh betapa besar jagat raya ini, dan batapa Maha Besar Pencipta jagat raya ini dan sungguh betapa kecilnya manusia bila dibandingkan dengan jagat raya ini, betapa sempurnanya Allah yang telah menurunkan ayat-ayatNya, baik yang tersirat dalam alam semesta maupun yang tersurat dalam kitabNya, betapa tinggi dan luasnya ilmu Allah dan betapa kecil dan kerdil manusia, sehingga nikmat yang berupa akal ini justeru digunakan untuk mengkufuri nikmat yang lebih besar yaitu Islam, dengan akalnya, kadang-kadang manusia merasa lebih tahu dari Allah, merasa sombong dan ujub. Sehingga merasa mampu untuk membuat aturan untuk mengatur dirinya sendiri, mengatur keluarganya dan orang sekelilingnya seraya berpaling dari ayat-ayat Allah, berpaling dari Islam, berpaling dari syari’at Allah. Padahal jagat raya yang besar dan luas saja tunduk pada aturanNya, mengapa kadang-kadang menusia berpaling?, bukankah Allah telah berfirman:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ فَأَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ إِنَّا جَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْراً وَإِن تَدْعُهُمْ إِلَى الْهُدَى فَلَن يَهْتَدُوا إِذاً أَبَداً
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat dari Tuhannya lalu dia berpaling daripadanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.” (QS. Al-Kahfi:57).
Sungguh sangat rugi orang-orang yang berpaling dari syari’atNya, keseluruhan ataupun sebagian dan sungguh beruntung dan berbahagialah orang–orang yang senantiasa menjalani kehidupannya seraya menyesuaikan dengan perintah dan laranganNya, bahkan Allah telah menjamin suatu bangsa yang penduduknya beriman dan bertaqwa yakni menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, dengan firmanNya:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
“ Jikalau sekiranya penduduk negeri negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96).
Semoga kita termasuk orang-orang yang tetap istiqomah dalam beriman kepada Allah dan istiqomah menjalankan Islam dalam kehidupan sehari-hari, dengan demikian kita berharap, Allah SWT akan memberikan keridhaannya kepada kita, dan insya Allah kita akan memperoleh kebahagian hidup di dunia ini dan di akhirat kelak.
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ