ORANG ORANG YANG BERUNTUNG
Pada prinsifnya semua manusia menginginkan dirinya menjadi orang-orang yang beruntung, walaupun masing-masing manusia selalu berbeda dalam memandang keberuntungan tersebut. Sebab ada orang memandang dia baru merasa beruntung apabila memiliki harta yang banyak, ada lagi yang memandang apabila ia memiliki jabatan atau kekuasaan, ada pula yang memandang apabila dia memiliki status sosial yang tinggi di masyarakatnya. Namun, ditinjau dari sudut pandang agama islam, orang yang beruntung itu adalah orang-orang yang mendapat hidayah dari Allah SWT. Banyak kita temukan ayat-ayat Allah dalam Al-Qur’an yang menjelaskan siapa sebenarnya orang yang beruntung itu, diantaranya adalah yang tercantum dalam surat Al-‘Ashr ayat 1-3:
“وَالْعَصْرِ إِنَّ الانسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر “
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran “.
Lawan kata dari merugi adalah beruntung, dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang beruntung itu adalah apabila memiliki empat hal dalam hidupnya:
- Beriman kepada Allah S.W.T. Adapun keimanan itu harus memenuhi tiga ruang lingkup: Pertama: Hati membenarkan tentang eksistensi Allah sebagai Tuhan, dan meyakini hal-hal yang terkait dengan masalah-masalah yang wajib di imani sesuai dengan ajaran yang ada dalam aqidah islam. Kedua: Keyakinan yang sudah ada harus di ikrarkan dengan lidah dalam bentuk pengakuan yang tersimpul dalam dua kalimah syahadah. Ketiga: Keyakinan yang sudah diikrarkan dengan lidah tersebut, harus direalisasikan dengan segenap perbuatan sehari-hari dengan melaksanakan ajaran yang ada dalam syari’at islam. Orang yang hanya memiliki salahsatu dari tiga komponen tersebut, menandakan bahwa imannya belum sempurna.
- Beramal sholeh. Amal sholeh adalah melakukan nilai-nilai kebaikan yang sesuai dengan ajaran islam. Orang yang melakukan amal sholeh, hidupnya akan mulia (terutama dalam pandangan Allah). Oleh karena itu, hidup harus di isi dengan amal-amal yang sholeh. Allah berjanji terhadap orang-orang yang melakukan amal yang sholeh bahwa hidup mereka akan mendapat kemuliaan dan amal sholeh yang laksanakan akan diberi balasan yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Firman Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 97 : “مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ “. Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan “.
- Saling menasehati dalam melakukan kebenaran. Saling menasehati untuk melakukan kebenaran memang sangat diperlukan, sebab terkadang kita lalai dalam kehidupan ini. Dalam suasana lalai tersebut kita perlu nasehat orang lain untuk mengingatkan kita dari kelalaian tersebut, sehingga kita tidak larut dalam kelalaian yang dapat membuat kita melakukan hal-hal yang melanggar ketentuan Allah S.W.T.
- Saling menasehati dalam kesabaran. Hidup ini tidak selalu mulus ke depan, tempo-tempo kita menghadapi problem yang terkadang sulit untuk diatasi, terkadang membuat kita hilang kesabaran yang akhirnya diri menjadi prustasi. Dalam kondisi seperti ini, peran orang lain sangat diperlukan terutama orang yang dapat memberikan nasehat kepada kita untuk pencerahan kepada diri kita agar dapat bersabar dan bertawakkal dalam menghadapi cobaan yang sedang dihadapi. Dengan nasehat tersebut diharapkan seseorang yang sedang dirundung malang dalam kehidupannya akan merasa bahwa ia punya teman dalam kesedihan, punya sahabat dalam berduka. Disinilah letak keberuntungan orang-orang yang beriman kepada Allah, beramal sholeh dan saling nasehat-menasehati dalam hal kebenaran dan kesabaran.
Mari kita pertebal iman kepada Allah, kita tingkatkan amal ibadah kepadaNya, saling mengingatkan untuk berbuat kebaikan dan saling memberi nasehat manakala ada diantara kita yang mengalami problem dalam hidupnya. Dengan demikian insya Allah kita termasuk dalam kelompok orang-orang yang beruntung seperti yang tertera dalam firman Allah di atas.