Manakala Nabi Muhammad
Tidak Lagi di Idolakan
Ummat Islam sesungguhnya mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak yang mulia (Khuluqun ‘azim). Tidak ada orang yang mampu menandingi kemuliaan akhlaknya. Jangankan kepada teman, kepada lawan pun ia menunjukkan akhlak yang terpuji. Bahkan, saat Aisyah (istri Nabi) ditanya orang tentang bagaimana akhlak Nabi Muhammad, beliau mengatakan akhlak Rasul adalah Al-Qur’an. Maksudnya, apa yang ada dalam Al-Qur’an, semuanya sudah teraplikasi dalam kehidupan Rasulullah SAW.
Pengakuan itu bukan hanya diakui oleh para sahabatnya dan orang-orang yang hidup pada zamannya, tetapi Allah pun menyanjungnya dengan sanjungan yang tinggi, seperti yang tertuang dalam firman Allah pada surat Al-Qolam ayat 4:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya : “ Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung“.
Kalau ada ungkapan seperti berikut ini, agaknya yang pantas untuk menerimanya adalah Nabi Muhammad SAW: “ Pandangan matanya adalah pandangan mata yang menyejukkan. Senyum simpulnya penuh dengan persahabatan. Uluran tangannya adalah nilai-nilai sodaqoh. Langkah kakinya semangat jihad. Untaian katanya penuh dengan mutiara hikmah dan nasehat. Diamnya pun merupakan zikir dan fikir “. Inilah sosok manusia yang rindu orang untuk bertemu dengannya, tapi malas orang berpisah pada saat sudah berjumpa dengannya. Dalam hal ini Penulis ingin mengatakan, jangankan bertemu kepada orangnya secara langsung, berada dekat kuburnya saja pun orang malas untuk beranjak meninggalkan kuburnya. Hal yang demikian dapat penulis saksikan pada saat jama’ah haji berziarah ke kuburnya di Madinah Al-Munawwaroh.
Karena itu, tepatlah kalau Allah memerintahkan kepada kita sebagai ummatnya untuk menjadikan Rasulullah sebagai Uswatun hasanah (idola) dalam segala aspek kehidupan; Baik dalam kehidupan berumah tangga, sosial, bahkan politik sekalipun. Akhlak Rasulullah sangat luas, tidak hanya mencakup satu aspek saja.
Firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 21 :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الاخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً
Artinya : “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah “.
Namun sangat disayangkan……..! Kenyataan yang biasa kita lihat saat ini, di zaman yang Modern ini, kebanyakan orang justru meng-idolakan para artis - artis dan bintang sinetron. Bahkan segala gaya hidup sang artis selalu ditiru, baik dari gaya bicara, penampilan, bahkan sampai kepada gaya berpakaian. Padahal sering sekali gaya hidup mereka tidak sesuai dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Bahkan, yang sangat menyedihkan, manakala ada orang yang menerapkan pola kehidupan seperti yang sudah dicontohkan Nabi, ada sementara orang yang memandangnya kolot, tidak jaman, bukan anak gaul, dan tidak mengikuti perkembangan zaman.
Sebab itu wajarlah kalau pola kehidupan masyarakat dewasa ini penuh dengan kekacauan dan kegalauan, sebab Nabi Muhammad yang sepantasnya di idolakan, justru malah sudah jauh ditinggalkan. Betapa hati menjadi pilu, setiap kali kita mengikuti berita, disana-sini terjadi kekacauan, tauran pelajar dan penduduk sudah menjadi pemandangan yang tidak aneh lagi, berita korupsi dan kolusi di kalangan petinggi negara sudah merupan santapan berita dikalangan publik, Prostitusi dan pemerkosaan sudah merupakan hal yang tidak mengherankan lagi. Semua dekadensi moral itu terjadi tidak lain sumbernya adalah bahwa manusia sudah tidak menjadikan Nabi Muhammad sebagai idola dalam hidupnya.
Apakah kondisi seperti ini dapat kita katakan “ Jahiliyah Modern “?. Tentu jawabannya ada pada diri anda .....................!
Mari kita rubah pola hidup dari yang kurang baik menjadi yang lebih baik, dengan menjadikan Nabi Muhammad sebagai Uswatun Hasanah dan Idola kita semua.