Jumat, 30 Agustus 2013

Menata Hidup Pasca Ramadhan

Ramadhankan Hidupmu
Ramadhan sudah semakin jauh meninggalkan kita, sementara Syawal sudah mendekati akhir, karena hari ini kita sudah berada pada tanggal 23 Syawal 1434 H.
Bagi orang-orang yang beriman tentunya merasa bersedih saat berpisah dengan bulan Ramadhan, sebab pada bulan Ramadhan banyak kesempatan untuk meraih ampunan Allah SWT., karena Nabi Muhammad memberikan kabar gembira terhadap orang-orang yang berpuasa dan beribadah pada bulan Ramadhan dengan ampunan Allah. Disisi lain pada bulan Ramadhan nilai-nilai ibadah yang dilaksanakan pahalanya dilipatgandakan oleh Allah SWT.
Akankah umur yang tersisa ini akan sampai kepada bulan Ramadhan yang akan datang?. Tidak seorangpun yang dapat mengetahuinya. Lantas, apakah kesedihan yang dirasakan oleh orang-orang yang beriman dikarenakan berpisah dengan bulan Ramadhan tersebut berlalu begitu saja?. Sejatinya tidak……!
Seyogianya orang-orang yang beriman dapat melestarikan nilai-nilai ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan, sebab hanya ibadah-ibadah tertentu yang hanya dapat dilakukan pada bulan Ramadhan. Seperti, puasa yang diwajibkan Allah di siang hari Ramadhan, melaksanakan shalat Tarawih pada malam harinya. Adapun ibadah-ibadah lainnya seperti membaca Al-Qur’an, beri’tikaf di Masjid, bersedekah, shalat witir, berzikir dan ibadh-ibadah lainnya dapat dilakukan walau di luar bulan Ramadhan.
Karena itu, seorang muslim tidak boleh terpaku dalam melaksanakan ibadah tersebut di bulan Ramadhan semata, namun hendaknya dapat dilakukan pada hari-hari yang dilalui setelah bulan Ramadhan. Dengan demikian, walau-pun Ramadhan sudah berlalu, namun nilai-nilai ibadah yang kita lakukan pada bulan Ramadhan tentu dapat kita lakukan pada bulan-bulan di luar Ramadhan.
Orang beriman boleh bersedih dengan ditinggalkan Ramadhan. Namun demikian, ditengah kesedihan tersebut, bukan berarti setelah Ramadhan berlalu kita melepaskan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, Kalau selama ini kita sering menantikan kehadiran bulan Ramadhan, mengapa kita tidak "menjemput-nya”?
Bagaimana caranya?. Jangan hanya menunggu bulan Ramadhan berikutnya baru melakukan ibadah, tetapi menjemputnya dalam bentuk melestarikan nilai-nilai yang terkandung pada bulan tersebut untuk dilaksanakan pada bulan-bulan yang lain, kecuali ibadah-ibadah yang hanya dapat dilaksanakan pada bulan Ramadhan.
Bila sikap yang demikian dapat dilaksanakan, insya Allah hari-hari yang akan kita lalui tentunya dapat menjadi seperti bulan Ramadhan selamanya. Sebab itu, tepatlah apa yang ditulis oleh Dr. ’Aid Al-Qorni dengan kitabnya yang berjudul ”Ramadhan-kan Hidup-Mu”.
Semoga kita bisa me-Ramadhan-kan hidup pada hari-hari yang akan kita lalui.
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ