Minggu, 03 April 2011

Kajian Hadits


Terowongan Mina, Makkah Arab Saudi
Jauhilah Perbuatan Yang Meresahkan
عَنْ النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ . [رَوَاهُ مُسْلِم] .
وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : جِئْتَ تَسْألُ عَنِ الْبِرِّ قُلْتُ : نَعَمْ، قَالَ : اِسْتَفْتِ قَلْبَكَ، الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ "
[حديث حسن رويناه في مسندي الإمامين أحمد بن حنبل والدارمي بإسناد حسن]
Artinya : Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui  manusia “ (Riwayat Muslim).
Dan dari Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda : Engkau datang untuk menanyakan kebaikan ?, saya menjwab : Ya. Beliau bersabda : Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya. (Hadits hasan kami riwayatkan dari dua musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits:
  1. Tanda perbuatan dosa adalah timbulnya keragu-raguan dalam jiwa dan tidak suka kalau hal itu diketahui orang lain.
  2. Siapa yang ingin melakukan suatu perbuatan hendaklah dia menanyakan hal tersebut pada hatinya, sebab hati selalu tidak dapat dibohongi tentang kebenaran apa yang akan dia lakukan
  3. Hadits ini juga menganjurkan agar kita berakhlak mulia karena akhlak yang mulia termasuk unsur kebaikan yang besar nilainya di sisi Allah.
  4. Biasanya hati seorang mukmin akan tenang dengan perbuatan baik yang dia lakukan dan akan merasa gusar dengan melakukan perbuatan yang haram.
  5. Seorang mukmin hendaknya terlebih dahulu melihat ketetapan hukum tentang sesuatu perbuatan yang akan dia lakukan.
  6. Rasulullah SAW. ketika menyampaikan sesuatu kepada para sahabatnya selalu mempertimbangkan kondisi mereka, dengan kata lain Rasulullah berbicara selalu menyesuaikan pembicaraan dengan daya nalar lawan bicaranya.
  7. Syari’at islam sangat memberikan perhatian terhadap pendidikan agama seseorang, sehingga Rasul menyarankan agar apabila seseorang akan melakukan sesuatu hendaknya terlebih dahulu bertanya kepada hatinya apakah perbuatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan syari’at islam apa tidak.
Sumber data: Syarhul Arba'iina Hadiitsan An Nawawiyah