Selasa, 01 Maret 2011

Ibadah Adalah Tali Penghubung Antara Manusia Dengan Allah

Mengadakan Hubungan Dengan Allah

Seorang muslim dituntut untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan segala yang diperintahkan Allah dan meninggalkan segala yang dilarangNya. Semakin dekat hubungan manusia kepada Allah akan semakin mulia kedudukannya di sisi Allah, hal ini dikarenakan seseorang yang selalu dekat dengan Allah niscaya dia tidak berani melakukan hal-hal yang menyimpang dari ketentuan Allah dan Rasulnya.

Seluruh peribadatan dalam Islam pada hakikatnya mendidik manusia untuk menjadi orang yang merasa dekat dengan Allah. Shalat, Puasa, Zakat, Haji dan ibadah lainnya merupakan bentuk-bentuk peribadatan yang mendidik manusia untuk selalu merasa diawasi oleh Allah, ini tercermin dari perilaku seorang muslim yang melaksanakan shalat misalnya, bahwa dia tidak berani mengurangi jumlah rakaat dalam shalat meskipun tidak ada orang yang melihatnya. Begitu juga orang yang melaksanakan puasa, dia tidak akan berani makan dan minum sebelum matahari terbenam di ufuk barat kendatipun dia dalam kesendirian.

Apabila manusia tidak menjalin hubungan kapada Allah dapat mengakibatkan dia merasa tidak memiliki ikatan apa-apa dengan Allah yang akhirnya dapat membuat dirinya merasa bebas dan tidak lagi mengikuti jalan yang ditunjukkan oleh Allah.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-An’am:153:

وَ اَنَّ هـذ َا صِـرَاطِيْ مُـسْـتـَقِـيْـمـًا فـَـاتـَّبـِـعُـوْهُ وَلاَ تـَتـَّبـِـعُـوا الـسُّـبُـلَ فـَـتـَفـَرَّقَ بـِكُـمْ عَـنْ سَـبـِـيْـلِـه ذلِـكُـمْ وَصّـكُـمْ بـِـه لـَـعَـلـَّـكُـمْ تـَتـَّـقـُـوْنَ .                                                                                                                          
Artinya : Dan ini adalah ( Islam ) jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)  karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.

Ada beberapa jalinan hubungan antara manusia dengan Allah yang harus dibina dalam kehidupan ini. Dalam Al-Qur’an paling tidak ada tiga jalinan yang harus kita wujudkan dengan sebaik-baiknya.

Pertama : Hubungan cinta ( Al-mahabbah ).
Yaitu, suatu jalinan yang menunjukkan bahwa manusia lebih mencintai Allah dan Rasulnya dari segala-galanya bahkan Allah murka terhadap orang-orang yang lebih mencintai sesuatu sehingga  mengalahkan cintanya kepada Allah.

Firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 24.

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ        

Artinya : Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.

Cinta seorang muslim kepada Allah yang melebihi rasa cintanya kepada yang lain merupakan suatu kemutlakan, karena hal ini sekaligus bukti dari keimanan yang benar yang dimiliki seorang muslim.

Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqoroh ayat : 165.
 
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللّهِ أَندَاداً يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللّهِ وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبّاً لِّلّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُواْ إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلّهِ جَمِيعاً وَأَنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
                                                                                       

Artinya : Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim  itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

Kedua : Hubungan perdagangan ( Tijarah ).
Dalam dunia dagang biasanya pembeli dan penjual menghendaki sama-sama mendapat keuntungan. Dalam hal ini yang bertindak sebagai pembeli adalah Allah dan penjual adalah manusia.

Allah berfirman dalam surat At-Taubah: 111.

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرَاةِ وَاْلإنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ                  

Artinya: Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.

Selanjutnya Allah berfirman dalam surat Ash-Shof  ayat :10-11.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ . تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُون                                                                                                     َ

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, maukah kamu aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih. Hendaklah kamu beriman kepada Allah dan Rasulnya, dan hendaklah kamu berjihad di jalan Allah dengan harta dan dirimu, yang demikian itu adalah merupakan hal yang baik bagi kamu jika kamu mengetahui ”.

Ketiga : Hubungan amal ibadah.
Manusia mempunyai kewajiban melakukan amal ibadah kepada Allah, orang yang melakukan amal ibadah kepada Allah, kelak Allah akan memberikan balasan yang berlipat ganda dan akan memasukkan hamba-hambanya yang bertaqwa ke dalam syurga.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Bayyinah ayat 7-8.

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّة جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ                                                                           

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.