SELAMAT DATANG BULAN
RAMADHAN
(Drs. H. Khairul Akmal Rangkuti)
Tanpa
terasa sudah satu tahun berlalu dari bulan Ramadhan tahun 1432 H yang lalu, kini
bulan Ramadhan 1433 H akan hadir, dan kehadirannya tentu selalu ditunggu-tunggu
oleh orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. karena bulan Ramadhan mempunyai
makna yang istimewa bagi orang-orang yang beriman. Hal ini disebabkan bulan
Ramadhan dijadikan Allah memiliki keistimewaan dibandingkan dengan bulan-bulan yang
lain.
Berkenaan
akan datangnya bulan Ramadhan, seharusnyalah setiap muslim mempersiapkan diri
untuk masuk kedalam bulan yang mulia tersebut, dan dengan datangnya bulan
Ramadhan, hendaknya setiap pribadi muslim menyikapinya dengan beberapa hal :
Pertama : Menyambut datangnya bulan
Ramadhan dengan hati yang gembira, gembira yang dimaksud adalah bahwa kita seharusnya
menunjukkan rasa syukur kepada Allah karena umur yang tersisa Insya Allah akan
sampai kepada bulan Ramadhan pada tahun ini, sebab tidak semua orang punya
kesempatan untuk sampai kepada bulan Ramadhan tahun ini, karena banyak diantara
saudara-saudara kita pada tahun yang lalu masih bersama-sama kita melaksanakan
kegiatan ibadah di bulan Ramadhan, namun di tahun ini mereka tidak lagi hadir
bersama-sama kita karena mereka telah dipanggil
Allah ke hadiratNya. Sebab itulah kita yang masih hidup di dunia ini pantas
bersyukur kapada Allah SWT. karena kita Insya Allah masih diberikan Allah
kesempatan umur hingga insya Allah akan sampai kepada bulan Ramadhan pada tahun
ini.
Sikap
gembira dalam menyambut bulan Ramadhan tersebut yang diwujudkan dengan ungkapan
rasa syukur kepada Allah diharapkan dapat memberikan motivasi untuk
meningkatkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan. Mungkin orang yang seperti
inilah yang digolongkan oleh Rasul seperti yang tertuang dalam sabdanya,
artinya : “ Barang siapa yang gembira dengan datangnya bulan Ramadhan Allah
haramkan tubuhnya masuk kedalam Neraka “
Kedua: Menanamkan tekad dihati untuk
tidak menyia-nyiakan bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan ini kecuali dengan
mengisinya dengan amal yang shalih, dan kesempatan umur yang diberikan Allah
hingga kita sampai kepada bulan Ramadhan harus dipergunakan dengan
sebaik-baiknya.
Kekhususan yang
ada pada bulan Ramadhan antara lain adanya kewajiban melaksanakan puasa selama
satu bulan, di sisi lain adanya anjuran untuk meningkatkan amal ibadah dan
mengisi malam-malam bulan Ramadhan tersebut dengan berbagai amal ibadah dan
setiap amal ibadah yang dilakukan pada bulan ini pahalanya akan dilipatgandakan
oleh Allah.
Kewajiban
melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan tersebut didasari dengan firman Allah
yang tercantum dalam surat
Al-Baqarah ayat : 183:
يـَا اَيـُّهـَا
الَّـذِيْـنَ امَـنُـوْا كـُـتِـبَ عَـلـَيْـكـُمُ الصِّـيَـامُ كـَمَـا كـُتِـبَ
عَـلىَ الـَّـذِيْـنَ مِـنْ قـَـبْـلِـكـُمْ لـَعَـلـَّـكـُمْ تـَـتـَّـقـُـوْنَ
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa “
Tujuan
yang ingin dicapai dari pelaksanaan puasa beserta segenap rangkaian ibadah yang
ada di dalamnya adalah untuk mendapatkan ampunan Allah agar mendapat gelar Muttaqin.
Kabar yang menggembirakan bagi orang-orang yang beriman adalah
hadits nabi Muhammad saw : Artinya
: “ Siapa yang puasa pada bulan Ramadhan
dengan dasar iman dan ikhlas akan diampunkan Allah dosa-dosanya yang telah lalu”.
Puasa, disamping merupakan kewajiban yang disyari’atkan Allah, disisi lain puasa
juga mendatangkan hikmah bagi kehidupan manusia, baik secara individu maupun
secara kolektif dalam kehidupan masyarakat. Hikmah-hikmah yang ada dalam
pelaksanaan puasa tersebut bila disederhanakan sekurang-kurangnya ada dua
dimensi, yaitu dimensi Spritual dan dimensi Sosial
.
Dimensi Spritual maksudnya seseorang yang melakukan
ibadah puasa akan selalu merasakan betapa dia selalu merasakan dirinya semakin
dekat dengan Allah. Apabila seseorang selalu merasakan dirinya dekat dengan
Allah berarti dia memiliki daya control yang baik untuk mengatasi segala godaan
dalam kehidupannya, akhirnya melalui penghayatan pelaksanaan puasa akan
tercipta pribadi-pribadi yang mulia yang memiliki sifat jujur, disiplin dan
sifat terpuji lainnya.
Adapun
yang dimaksud dengan dimensi sosial adalah, bahwa dengan hikmah
pelaksanaan ibadah puasa seseorang akan
dapat merasakan betapa tidak enaknya haus dan lapar yang bagi orang berharta
hanya dia rasakan selama satu bulan, tidak demikian halnya bagi fakir-miskin
yang hidupnya selalu dalam kekurangan, terkadang makan dan terkadang tidak.
Maka
melalui hikmah puasa yang dilaksanakan diharapkan akan timbul sikap solodaritas
sosial untuk saling membantu antar sesama, akhirnya akan tercipta rasa
kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat. Bila demikian halnya dapat diambil
kesimpulan, walaupun ada kesenjangan sosial
di masyarakat, kecemburuan sosial tidak akan terjadi, karena masyarakat
sudah terbentuk dengan pola kehidupan untuk saling membantu dan bekerjasama.
Ketiga: Memiliki target yang
akan dicapai pada saat keluar dari bulan Ramadhan. Target tersebut adalah saat
nanti keluar dari bulan Ramadhan dia harus mencapai gelar Muttaqin di sisi
Allah SWT.
Apabila
seorang mukmin memiliki target seperti itu, tentu bulan Ramadhan yang datangnya
hanya setahun sekali tidak akan disia-siakan, karena Ramadhan adalah masa untuk
melebur dosa-dosa yang telah lalu.
Ungkapan
kata berikut ini agaknya perlu untuk kita jadikan renungan:
“Muslim yang berbahagia adalah seorang
muslim yang apabila datang bulan Ramadhan, saat keluar dari bulan Ramadhan
dosa-dosanya sudah diampunkan Allah. Muslim yang malang adalah seorang muslim yang apabila datang bulan Ramadhan,
keluar dia dari bulan Ramadhan namun dosa-dosanya belum diampunkan Allah”.
Semoga
kita tergolong dalam kelompok orang-orang yang mendapat ampunan dari Allah Swt.
Kepada
Ummat Islam, khususnya teman-teman di FB saya ucapkan:
“SELAMAT
MEMASUKI BULAN SUCI RAMADHAN 1433 H. SEMOGA KITA MAMPU MENGISINYA DENGAN AMAL
IBADAH YANG MENGHANTARKAN KITA KEPADA AMPUNAN ALLAH”.
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ
***