Banyak
yang tidak berpikir tentang siapa yang akan menjadi tamu terakhir dalam
kehidupan ini. Tidak menyadari tujuan
kedatangannya dan apa yang ia pinta dari kita.
Tamu
itu datang bukan untuk meminta harta kita, tidak meminta makan karena
kelaparan, tidak untuk berhutang kepada kita, bukan pula meminta rekomendasi
kepada seseorang untuk melancarkan upaya yang tidak mampu ia laksanakan.
Tamu
ini datang untuk misi penting dalam kehidupan kita. Seluruh penduduk bumi ini tidak
akan mampu menolak kehadirannya dalam merealisasikan misi kedatangannya.
Andai-pun
kita tinggal di istana yang mewah, berlindung di benteng yang kokoh,
dikelilingi pengawal yang setia, kita tidak akan mampu mencegahnya masuk untuk
menemui kita dan menuntaskan urusannya dengan kita.
Untuk
menemui kita, dia tidak butuh pintu masuk, tidak perlu meminta izin terlebih
dahulu dan tidak harus membuat perjanjian terlebih dahulu sebelum datang. Bisa
saja ia datang saat kita sedang sibuk, sedang beristirahat atau sedang apa
saja.
Tamu
kita itu tidak memiliki hati yang mudah luluh. Ia tidak akan terpengaruh oleh
ucapan-ucapan dan tangisan kita bahkan oleh jeritan kita. Ia tidak akan bisa disogok
dengan harta, sebab harta kita tidak berarti apa-apa baginya dan tidak membuatnya
mundur dari tujuan kedatangannya.
Tamu
itu hanya menginginkan diri kita, bukan orang lain, Ia menginginkan diri kita
seutuhnya bukan separoh badan. Ia ingin memisahkan kita dengan keluarga dan
orang-orang yang kita cintai. Ia tidak pernah salah untuk masuk ke rumah orang
yang menjadi sasarannya. Intinya, Ia ingin memisahkan jasad dengan ruh kita. Tamu
itu adalah Malikat Maut yang akan mencabut nyawa kita dan memisahkan kita dari
dunia ini.
Semoga
kita siap menyambut tamu terakhir manakala ia datang kehadapan kita. Dan semoga
kita punya bekal yang cukup untuk menyeberang ke kampung akhirat.
Ya
Allah, gerakkanlah hati kami agar kami dapat melakukan nilai-nilai kabaikan
dalam hidup ini, ampunkalah segala kesalahan kami dan berikanlah ridhaMu kepada
kami.
امـِـيْــنَ
يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ