Jumat, 18 Januari 2013

Mimbar Jum'at Hari ini (18 Januari 2013)

Menanamkan Semangat Bekerja Keras
Tahun 2013 Masehi baru saja kita jalani. Dalam rangka menghadapi kehidupan ini, semangat bekerja keras harus kita tingkatkan, karena semangat bekerja keras adalah anjuran Nabi Muhammad SAW yang harus diterapkan dalam kehidupan.
Islam sebagai agama yang sempurna membimbing ummatnya agar menempuh jalan hidup yang baik dan benar. Islam juga memerintahkan agar ummatnya bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan cara yang halal. Kesuksesan Nabi Muhammad dan para sahabatnya dalam mengembangkan ajaran Islam dikarenakan mereka bekerja keras untuk mencapai keberhasilan dalam mengembangkan agama Islam. Demikian pula mereka-mereka yang sukses dalam bidangnya masing-masing, semua itu mereka capai dengan bekerja keras.
Dalam perintah berusaha Islam tidak hanya memerintahkan ummatnya bekerja untuk kepentingan pribadi, namun Islam juga mengajarkan agar manusia bisa berinteraksi secara baik kepada sesama  demi tercapainya kerukunan antara sesama manusia. Karena itu, dalam bekerja, apapun bidang kerja ataupun propesi masing-masing hendaknya tetap memperhatikan dan menjaga nilai-nilai akhlak dan moral, kejujuran, keadilan, agar tidak merugikan dan menzalimi orang lain.
Sebagai umat Islam, menjaga semangat dalam bekerja keras menjadi sebuah keharusan atau kewajiban agar mendapatkan hasil yang maksimal. Bagi setiap pribadi muslim harus tertanam sikap mandiri dan pantang menyerah agar hidupnya tidak menjadi beban orang lain. Maka, dengan bekerja keras seseorang akan memperoleh penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya juga keluarganya, dan tidak tertutup kemungkinan akan dapat memberikan maslahat (kebaikan) bagi masyarakat di sekitarnya.
Dalam sebuah hadits Rasul bersabda. Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling banyak manfa’atnya untuk orang lain”.
Disisi lain, Islam mengajarkan dalam menjalankan kehidupan ini harus terjadi pola keseimbangan antara kepentingan dunia dan akhirat. Tentu tidak benar kalau ada seseorang bekerja hanya untuk kepentingan dunia tapi melalaikan kepentingan akhiratnya. Dan tidak tepat pula kalau ada seseorang yang dikarenakan mengejar kebahagiaan akhirat lantas tidak mementingkan dunianya, sehingga hidupnya menjadi beban orang lain. Karena itu, pola keseimbangan antara kepentingan dunia dan akhirat mutlak diperlukan.
Firman Allah dalam surat Al-Qoshos;77:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الاخِرَةَ وَلا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الارْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ                                                                                                                                        
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Karena itu, dalam menjalankan kehidupan di tahun 2013 M ini, sewajarnyalah kita tetap memupuk semangat bekerja tanpa melalaikan kewajiban kita kepada Allah. Dengan demikian, Insya Allah kita termasuk dalam golongan yang selamat dunia dan akhirat.
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ