Rabu, 18 Mei 2011

KISAH ASHABUL UKHDUD


KISAH ASHABUL UKHDUD
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
وَالسَّمَاء ذَاتِ الْبُرُوجِ ﴿١﴾ وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ ﴿٢﴾ وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ ﴿٣﴾ قُتِلَ أَصْحَابُ الاخْدُودِ ﴿٤﴾ النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ ﴿٥﴾ إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ ﴿٦﴾ وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ ﴿٧﴾ وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلا أَن يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ ﴿٨﴾ الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالارْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ ﴿٩﴾ إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ ﴿١٠﴾ إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الانْهَارُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ ﴿١١﴾ إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ ﴿١٢﴾ إِنَّهُ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيدُ ﴿١٣﴾ وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ ﴿١٤﴾ ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيدُ ﴿١٥﴾ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ ﴿١٦﴾
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
001. Demi langit yang mempunyai gugusan bintang,
002. dan hari yang dijanjikan,
003. dan yang menyaksikan dan yang disaksikan.
004. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit.
005. yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar,
006. ketika mereka duduk di sekitarnya,
007. sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang orang yang beriman.
008. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mu'min itu melainkan karena orang-orang mu'min itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji,
009. Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.
010. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mu'min laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.
011. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.
012. Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras.
013. Sesungguhnya Dia-lah Yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali).
014. Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih,
015. yang mempunyai 'Arsy lagi Maha Mulia,
016. Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. ( Q.S. Al-Buruuj 1-16 ).

Al-Kisah:

Di masa dahulu ada seorang raja (Yahudi) yang mempunyai seorang ahli sihir, kemudian ketika ahli sihir telah tua ia berkata kepada raja: "Umurku sudah semakin tua, keadaanku sudah semakin lemah. Aku merasa ajalku sudah semakin dekat, karena itu tuan bawakanlah kepadaku seorang pemuda agar aku ajarkan kepadanya ilmu sihir.

Maka raja berusaha mendapat seorang pemuda untuk mempelajari ilmu sihir itu, antara rumah ahli sihir dengan rumah pemuda itu ada tempat tinggal seorang pendeta (ahli ibadah) yang mengajar agama, pada suatu hari pemuda itu singgah di tempat pendeta tersebut untuk mendengarkan pengajiannya, ia tertarik dengan pelajaran agama yang diajarkan oleh pendeta itu sehingga jika ia terlambat datang kepada ahli sihir dia akan dipukul, dan bila terlambat kembali ke rumahnya juga dia dipukul, maka ia mengadu tentang kejadian itu kepada pendeta.

Maka pendeta mengajarkan kepada pemuda itu, jika terlambat datang kepada ahli sihir supaya berkata aku ditahan oleh ibuku, dan bila terlambat kembali ke rumah katakanlah, aku ditahan oleh ahli sihir.

Maka setelah berjalan beberapa lama, pada suatu hari ketika ia akan pergi, tiba-tiba mendadak di tengah jalan ada seekor binatang buas sehingga orang-orang tidak berani lewat di tempat itu, maka pemuda itu berkata: "Sekarang aku ingin mengetahui yang mana yang lebih baik di sisi Allah apakah ajaran pendeta atau ajaran ahli sihir", lalu ia mengambil sebutir batu dan berdoa "Ya Allah jika ajaran pendeta itu lebih baik di sisimu maka bunuhlah binatang itu supaya orang-orang dapat lewat di tempat ini". Lalu dilemparkanlah batu itu, dan langsung terbunuh binatang itu. Orang ramai bergembira karena dapat melewati jalan itu.
 
Maka pemuda tadi langsung memberitakan kejadian itu kepada Rahib/pendeta, maka Rahib itu berkata kepadanya : " Suatu saat nanti kamu akan diuji, maka jika kamu mendapat ujian itu, jangan kamu menyebut namaku. Kemudian pemuda itu diberi Allah beberapa kelebihan, diantaranya dapat menyembuhkan orang buta dan penyakit sopak dan penyakit-penyakit lainnya.
 
Ada seorang pembesar dalam lingkungan kerajaan yang matanya telah buta karena sakit, ketika ia mendengar berita bahwa ada seorang pemuda dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit maka ia segera pergi kepada pemuda itu sambil membawa hadiah yang banyak, sambil berkata: "sembuhkan aku, dan aku sanggup memberikan kepadamu apa saja yang kamu suka".
 
Jawab pemuda itu: "Aku tidak dapat menyembuhkan seseorang, yang dapat memberi kesembuhan itu hanyalah Allah SWT. jika tuan mau beriman kepada Allah, maka aku akan berdoa semoga Allah menyembuhkan tuan ".
 
Maka langsung dia beriman kepada Allah dan didoakan oleh pemuda itu, dan atas izin Allah seketika itu juga ia sembuh dan dapat melihat kembali.

Kemudian ia kembali dan dapat bekerja di lingkungan kerajaan sebagaimana biasa, dan raja merasa heran tentang kesembuhan matanya, rajapun bertanya: " Siapa yang menyembuhkan matamu"

Jawabnya "Rabbi (Tuhanku)".
Raja bertanya: "Aku?".
Jawabnya "Bukan, tetapi Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah".
Ditanya oleh Raja "Apakah kamu mempunyai Tuhan selain Aku?"
Jawabnya "Ya, Tuhan ku dan Tuhanmu adalah Allah".
Maka ia-pun disiksa oleh raja dengan seberat-beratnya, sehingga terpaksa ia memberitahu raja tentang pemuda yang mendoakannya sehingga dia menjadi sembuh.
 
Maka pemuda itu-pun segera dipanggil, dan raja berkata kepadanya "Hai anak muda, sungguh hebat sihirmu sehingga dapat menyembuhkan orang buta dan berbagai macam penyakit".
 
Jawab pemuda itu "Sesungguhnya aku tidak dapat menyembuhkan siapa pun, yang dapat menyembuhkan itu hanya Allah semata.
 
Raja itu pun bertanya "Adakah aku yang kamu maksud?",
 
"Tidak" jawab permuda itu. maka raja bertanya kembali.
 
"Apakah kamu punya tuhan selain aku?"
 
Jawab pemuda "Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah".
 
Maka pemuda itu ditangkap dan disiksa seberat-beratnya sehingga terpaksa dia menunjukkan Rahib yang mengajarnya. Maka Rahib pun dipanggil dan dipaksa untuk meninggalkan agamanya, tetapi Rahib tetap bertahan dan tidak mau berpindah agama, maka sang Rahib digergaji mulai dari kepalanya sampai kebawah, sehingga badannya terbelah dua. 
Kemudian pemuda tadi diperintahkan untuk meninggalkan agama yang dianutnya (agama Islam), tetapi pemuda ini juga menolak perintah raja. Maka raja memerintahkan agar pemuda itu dibawa ke puncak gunung dan di sana ditawarkan kepadanya untuk meninggalkan agamanya dan mengikuti agama raja, jika tetap menolak, dia akan dilemparkan dari atas gunung itu, maka ketika telah sampai di atas gunung dan ditawarkan kepadanya untuk merubah agamanya, dia tetap menolak. Kemudian pemuda itu berdoa: ”Ya Allah selesaikanlah urusanku dengan mereka dengan sehendak-Mu)". Tiba-tiba gunung itu bergoncang sehingga mereka berjatuhan dari atas bukit dan mati semuanya, setelah itu pemuda itu kembali menemui raja, dan raja bertanya kepanya:

"Manakah orang-orang yang membawamu?".
 
Jawabnya: "Allah yang menyelesaikan urusan mereka".
 
Lalu pemuda itu diperintahkan raja untuk dibawa ke laut, setelah sampai di tengah laut ditanyakan kepadanya apakah ia mau mengubah agamanya, jika tidak maka ia akan dilemparkan ke dalam laut. Pada saat sudah berada di tengah laut, pemuda itu berdo’a: ”Ya Allah selesaikanlah urusanku dengan mereka dengan sehendak-Mu)". Maka tenggelamlah semua orang yang membawanya. Kemudian, pemuda itu kembali menemui raja.
 
Dan ketika ditanya oleh raja "Bagaimana keadaan orang-orang yang membawamu?"
 
Jawabnya: "Allah yang menyelesaikan mereka".
 
Kemudian pemuda itu berkata kepada raja "Engkau tidak akan dapat membunuhku kecuali jika engkau menuruti perintahku, maka dengan itu engkau akan dapat membunuhku".
 
Raja bertanya: "Apakah perintahmu?"
 
Jawab pemuda: "Tuan kumpulkan semua orang di suatu lapangan, lalu tuan gantung aku di atas tiang, lalu tuan panah aku dengan panahku ini dengan membaca Bismillahi Rabbil Ghulaam (Dengan nama Allah Tuhan pemuda ini). Hanya dengan cara itu tuan dapat membunuhku".

Maka semua usulan pemuda itu dilaksanakan oleh raja, dan ketika anak panah telah mengenai pelipis pemuda itu ia mengusap dengan tangannya dan ia-pun mati, maka semua orang yang hadir berkata: "Aamannaa birrabil ghulaam (Kami beriman kepada Tuhannya pemuda itu)".

Sesudah itu ada orang yang memberitahu kepada raja bahwa semua rakyat telah beriman kepada Tuhannya pemuda itu, maka bagaimanakah usaha untuk menghadapi rakyat yang banyak ini.

Maka raja memerintahkan supaya di setiap jalan digali parit dan dinyalakan api, dan tiap orang yang berjalan di sana akan ditanya tentang agamanya, jika ia tetap setia pada pihak kerajaan dia akan dibiarkan hidup, tetapi jika ia tetap percaya kepada Allah, maka dia akan dimasukkan  ke dalam parit yang berisi api itu.

Maka terdapatlah barisan panjang orang-orang yang masuk kedalam parit tersebut, sehingga tiba giliran seorang wanita yang menggendong bayinya yang masih menyusu, ketika bayinya diangkat oleh pengikut-pengikut raja untuk dimasukkan kedalam parit berapi itu, wanita itu hampir berganti agama karena sangat kasihan pada anaknya yang masih kecil itu, tiba-tiba anak bayi itu berbicara dengan suara lantang: "Sabarlah hai ibuku karena kau sedang mempertahankan yang hak.
(H.R. Ahmad, Muslim dan Annasa'i)

Kisah ini sangat penting untuk dijadikan teladan terutama bagi pemuda-pemudi Islam, kerana kisah ini menyangkut tentang seorang pemuda yang berani kerana Allah s.w.t, sehingga untuk mempertahankan ‘aqidah nyawapun ia petaruhkan. Ilmu yang benar akan membawa kita kepada Allah s.w.t, dan ini lah yang di ajarkan oleh pendeta (ahli Ibadat), sedangkan ilmu yang diajarkan oleh ahli sihir istana adalah bathil semata-mata. Tawaqqal dan berserah dirinya pemuda itu kepada Allah s.w.t menyebabkan seluruh rakyat dikerajaan itu mendapat hidayah dan beriman kepada Allah s.w.t.
Subhanallah..................! Bagaimana dengan iman kita....................?
Semoga kisah ini dapat menjadi i’tibar dalam kehidupan kita.