|
Di Halaman Masjid Nabawi-Madinah |
Menyambut Bulan Dzulhijjah
Sesungguhnya
Allah-lah yang
menjalankan waktu dengan menjadikan siang dan malam silih berganti sampai masa
yang dikehendakiNya. Dari perjalanan waktu yang ada, saat ini kita sudah berada
pada bulan Dzulqoidah tahun 1433H. Itu berarti tidak berapa lama lagi kita akan
masuk kepada bulan Dzulhijjah. Ummat Islam tentunya tahu bahwa di bulan
Dzulhijjah banyak terdapat syi’ar-syi’ar
agama Allah. Diantara syi’ar agama yang terbesar pada bulan ini ialah adanya
perintah Allah bagi ummat Islam yang memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah
haji ke Makkah Al-Mukarromah, dan
melaksanakan penyembelihan binatang Qurban.
Barangkali tidaklah berlebihan kalau dikatakan
pada bulan Dzulhijjah hendaknya kita jadikan bulan untuk berlomba-lomba berbuat
kebajikan dalam mencapai derajat takwa di sisi Allah. Karena itu, berbahagialah
orang-orang yang dapat memanfaatkan
bulan ini untuk mengisinya dengan nilai-nilai ketakwaan. Sebaliknya, merugilah
orang yang membiarkannya berlalu begitu saja tanpa ada upaya untuk meningkatkan
ibadah di dalamnya.
Sewajarnyalah ummat Islam ikut membesarkan syi’ar
agama Allah di bulan Dzulhijjah ini, sebab orang yang seperti ini adalah pertanda
memiliki hati yang takwa. Firman Allah dalam surat Al-Hajj;32 :
وَمَن
يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ ………………….
Artinya:” Dan barangsiapa mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka
sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati“.
Upaya yang harus kita lakukan untuk membesarkan
syi’ar agama Allah, terutama pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini adalah meningkatkan amal ibadah, baik
ibadah yang sifatnya umum maupun ibadah-ibadah khusus yang dianjurkan untuk
dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah. Rasulullah SAW., menjelaskan, hari-hari tersebut
adalah hari-hari dunia yang paling utama. Oleh karenanya, beliau menganjurkan
untuk memperbanyak amal shalih di dalamnya.
Rasul bersabda:
مَا مِنْ
أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الايَّامِ
يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلا الْجِهَادُ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ
وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
"Tidak ada satu amal shaleh yang lebih
dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini
(yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat bertanya:
"Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam
menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat
jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun."
(HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).
Karena
amal shaleh pada sepuluh hari pertama sangat dicintai Allah seharusnyalah kita
berupaya meningkatkan kebaikan di dalamnya. Yang harus kita lakukan antara lain
adalah:
- Bertaubat
kepada Allah. Tentu kita menyadari bahwa hidup kita selalu bergelimang
dengan dosa, karena itu selayaknya pada bulan ini kita memperbanyak istighfar
untuk bertaubat kepada Allah, dan Allah mencintai orang-orang yang bertaubat.
- Melaksanakan
Puasa Sunnah. Bagi yang sanggup sebaiknya melaksanakannya dari tanggal 1-9
Dzulhijjah, namun bila merasa berat hendaknya dilaksanakan tanggal 8 dan 9
Dzulhijjah. Puasa tanggal 8 dikenal dengan sebutan hari Tarwiyah dan tanggal 9
dikenal dengan hari Arafah.
- Memperbanyak
dzikir kepada Allah, sebab orang yang rajin berdzikir akan mendapat cinta
dan kasih sayang dari Allah SWT.
- Memperbanyak
Sedekah. Orang yang rajin bersedekah adalah orang yang menitipkan sebagian
hartanya kepada Allah, kelak di akhirat akan diganti Allah dengan pahala yang
berlipat ganda.
- Memperbanyak
membaca dan menela’ah Al-Qur’an. Orang yang rajin membaca Al-Qur’an akan memperoleh
kemuliaan terutama di akhirat kelak. Bahkan Rasul menyatakan; Al-Qur’an yang
dibaca seorang mukmin kelak di akhirat akan datang memberikan syafa’at kepada
orang yang membacanya. (demikian makna yang dapat diambil dari hadits
Rasul).
- Bersiap
diri untuk menyembelih binatang Qurban, tentunya bagi orang yang memiliki
kemampuan. Sebab berqurban adalah salah satu upaya untuk mendekatkan diri
kepada Allah, dan nilainya sangat tinggi di sisi Allah.
- Membesarkan
Asma’ Allah pada malam hari raya Idul Adha, sejak tenggelam matahari
tanggal 9 dzulhijjah sampai shalat Idul Adha dilaksanakan.
- Mengumandangkan takbir mengiringi shalat-shalat fardhu pada hari-hari tasyrik,
yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah, dan berakhir setelah shalat ashar
pada tanggal 13 Dzulhijjah.
Saudaraku........................!
Sepuluh hari pertama tersebut, sebentar lagi akan hadir dalam kehidupan kita. Sudah sepantasnya
kita bersiap diri untuk meraih karunia-karunia Allah di dalamnya.
Bersemangatlah dan tanamkan tekad di
hati untuk memanfaatkan hari-hari tersebut. Mulailah dengan membiasakan
amal-amal yang shalih agar
saat dia tiba kita sudah siap dan terbiasa menjalankan kebaikan. Jangan abaikan kesempatan tersebut dengan
perbuatan yang sia-sia, apalagi perbuatan dosa. Sesungguhnya manusia yang
merugi adalah yang tidak memanfaatkan kesempatan yang diperolehnya.
Semoga
Bulan Dzulhijjah tahun ini akan lebih memberikan makna tersendiri bagi kita dikarenakan
kita dapat memanfatkannya untuk membesarkan syi’ar agama Allah di dalamnya.
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ
الـْعـَالـَمِـيْـنَ