Senin, 01 Oktober 2012

Persiapan Menghadapi Bulan Dzulhijjah

 Di Halaman Masjid Nabawi-Madinah

Menyambut Bulan Dzulhijjah
Sesungguhnya Allah-lah yang menjalankan waktu dengan menjadikan siang dan malam silih berganti sampai masa yang dikehendakiNya. Dari perjalanan waktu yang ada, saat ini kita sudah berada pada bulan Dzulqoidah tahun 1433H. Itu berarti tidak berapa lama lagi kita akan masuk kepada bulan Dzulhijjah. Ummat Islam tentunya tahu bahwa di bulan Dzulhijjah banyak terdapat syiar-syi’ar agama Allah. Diantara syi’ar agama yang terbesar pada bulan ini ialah adanya perintah Allah bagi ummat Islam yang memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji ke Makkah Al-Mukarromah, dan melaksanakan penyembelihan binatang Qurban.

Barangkali tidaklah berlebihan kalau dikatakan pada bulan Dzulhijjah hendaknya kita jadikan bulan untuk berlomba-lomba berbuat kebajikan dalam mencapai derajat takwa di sisi Allah. Karena itu, berbahagialah orang-orang yang dapat memanfaatkan bulan ini untuk mengisinya dengan nilai-nilai ketakwaan. Sebaliknya, merugilah orang yang membiarkannya berlalu begitu saja tanpa ada upaya untuk meningkatkan ibadah di dalamnya.
Sewajarnyalah ummat Islam ikut membesarkan syi’ar agama Allah di bulan Dzulhijjah ini, sebab orang yang seperti ini adalah pertanda memiliki hati yang takwa. Firman Allah dalam surat Al-Hajj;32 :
وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ ………………….
Artinya:” Dan barangsiapa mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati“.
Upaya yang harus kita lakukan untuk membesarkan syi’ar agama Allah, terutama pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini adalah meningkatkan amal ibadah, baik ibadah yang sifatnya umum maupun ibadah-ibadah khusus yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah. Rasulullah SAW., menjelaskan, hari-hari tersebut adalah hari-hari dunia yang paling utama. Oleh karenanya, beliau menganjurkan untuk memperbanyak amal shalih di dalamnya.
Rasul bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الايَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
"Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).
Karena amal shaleh pada sepuluh hari pertama sangat dicintai Allah seharusnyalah kita berupaya meningkatkan kebaikan di dalamnya. Yang harus kita lakukan antara lain adalah:
  1. Bertaubat kepada Allah. Tentu kita menyadari bahwa hidup kita selalu bergelimang dengan dosa, karena itu selayaknya pada bulan ini kita memperbanyak istighfar untuk bertaubat kepada Allah, dan Allah mencintai orang-orang yang bertaubat. 
  2. Melaksanakan Puasa Sunnah. Bagi yang sanggup sebaiknya melaksanakannya dari tanggal 1-9 Dzulhijjah, namun bila merasa berat hendaknya dilaksanakan tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah. Puasa tanggal 8 dikenal dengan sebutan hari Tarwiyah dan tanggal 9 dikenal dengan hari Arafah. 
  3. Memperbanyak dzikir kepada Allah, sebab orang yang rajin berdzikir akan mendapat cinta dan kasih sayang dari Allah SWT. 
  4. Memperbanyak Sedekah. Orang yang rajin bersedekah adalah orang yang menitipkan sebagian hartanya kepada Allah, kelak di akhirat akan diganti Allah dengan pahala yang berlipat ganda. 
  5. Memperbanyak membaca dan menela’ah Al-Qur’an. Orang yang rajin membaca Al-Qur’an akan memperoleh kemuliaan terutama di akhirat kelak. Bahkan Rasul menyatakan; Al-Qur’an yang dibaca seorang mukmin kelak di akhirat akan datang memberikan syafa’at kepada orang yang membacanya. (demikian makna yang dapat diambil dari hadits Rasul). 
  6. Bersiap diri untuk menyembelih binatang Qurban, tentunya bagi orang yang memiliki kemampuan. Sebab berqurban adalah salah satu upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan nilainya sangat tinggi di sisi Allah. 
  7. Membesarkan Asma’ Allah pada malam hari raya Idul Adha, sejak tenggelam matahari tanggal 9 dzulhijjah sampai shalat Idul Adha dilaksanakan. 
  8. Mengumandangkan takbir mengiringi shalat-shalat fardhu pada hari-hari tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah, dan berakhir setelah shalat ashar pada tanggal 13 Dzulhijjah.
Saudaraku........................!
Sepuluh hari pertama tersebut, sebentar lagi akan hadir dalam kehidupan kita. Sudah sepantasnya kita bersiap diri untuk meraih karunia-karunia Allah di dalamnya. Bersemangatlah dan tanamkan tekad di hati untuk memanfaatkan hari-hari tersebut. Mulailah dengan membiasakan amal-amal yang shalih agar saat dia tiba kita sudah siap dan terbiasa menjalankan kebaikan. Jangan abaikan kesempatan tersebut dengan perbuatan yang sia-sia, apalagi perbuatan dosa. Sesungguhnya manusia yang merugi adalah yang tidak memanfaatkan kesempatan yang diperolehnya.
Semoga Bulan Dzulhijjah tahun ini akan lebih memberikan makna tersendiri bagi kita dikarenakan kita dapat memanfatkannya untuk membesarkan syi’ar agama Allah di dalamnya.
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ

Hikmah Ibadah Haji

 
Rahasia Agung Ibadah Haji 
Dalam diri manusia selalu terpendam hasrat untuk mengunjungi berbagai tempat yang dia sukai, baik dalam tour singkat atau dalam jangka waktu lama, demi mengenal lebih dekat apa yang belum dia ketahui, atau untuk mengetahui secara langsung sesuatu yang masih terselubung baginya di alam ini. Semua itu dilakukan tentunya untuk menemukan pelajaran yang bisa dipetik dari hal baru yang telah disaksikan atau didengar ketika melakukan perjalanan tersebut.
Perjalanan menuju Allah tentu tidak sama dengan perjalanan keduniaan lainnya. Perjalanan dalam rangka menuju Allah, mencari rahmat dan hidayah-Nya adalah proses yang akan memunculkan ketenangan dan ketenteraman di dalam hati, walaupun rasa penat menyerang tubuh dan banyak rintangan yang dihadapi selama menjalani perjalanan tersebut.
Sesungguhnya, perjalanan yang paling menyenangkan dan sarat dengan keagungan selain jihad adalah menunaikan ibadah haji. Allah memerintahkan kaum mislimin yang memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji. Karena itu, menjadi kewajibanlah bagi segenap kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia untuk pergi menuju Makkah dalam rangka menunaikan ibadah haji.
Haji adalah perjalanan hijrah menuju Allah demi memenuhi panggilan-Nya. Haji merupakan ibadah yang selalu dirindukan oleh orang yang beriman. Itulah perjalanan yang tiada duanya, dimana seorang muslim berangkat ke Makkah bukan hanya dengan raganya, tapi dengan sepenuh jiwa, menuju negeri yang penuh keberkahan.
Dalam pelaksanaan ibadah haji terdapat rahasia-rahasia yang akan dirasakan hikmahnya oleh orang yang beriman, diantaranya adalah:
1. Merasakan penghambaan diri yang sesungguhnya kepada Allah SWT, karena kesempurnaan makhluk ada pada perwujudan ubudiyahnya kepada Allah, setiap kali perwujudan ubudiyah seorang hamba bertambah maka akan bertambah pula kesempurnaannya, dan akan semakin tinggi pula derajatnya di sisi Allah.
Dalam ibadah haji makna semacam ini nampak jelas, karena di dalam pelaksanaan ibadah haji terbukti bahwa manusia itu sangat rendah dihadapan Allah, tunduk dihadapan-Nya, karena jamaah haji meninggalkan kelezatan dunia dan berhijrah kepada Rabnya. meninggalkan hartanya, keluarganya dan tanah airnya, sederhana dalam pakaiannya, terbuka kepalanya, tawadhu’ kepada Rabnya, berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain dengan hati yang khusyuk, air mata yang mengalir, lisan yang selalu berdzikir mengharapkan rahmat Rabnya, dan takut akan adzab-Nya.
Kemudian syiar ibadah haji semenjak jama’ah haji mengenakan pakaian ihram hingga melempar Jumrah Aqabah dan bercukur adalah kalimat talbiyah.
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
Aku memenuhi panggilanMu ya Allah aku memenuhi panggilanMu. Aku memenuhi panggilanMu, tiada sekutu bagiMu aku memenuhi panggilanMu. Sesungguhnya pujaan dan ni’mat adalah milikMu, begitu juga kerajaan, tiada sekutu bagiMu”.
Talbiyah ini dapat melembutkan perasaan jamaah haji, dan mengisyaratkan kepadanya bahwa sejak keluar dari rumah berarti dia siap berpisah dengan keluarganya, melepaskan diri dari dunia dan kenikmatannya, menanggalkan segala atribut keduniaan dan siap datang menghadap Allah SWT. Merendahkan diri seperti ini akan menjadikan kedudukan seseorang disisi Allah menjadi mulia. Inilah yang dimaksud dengan penghambaan diri yang sesungguhnya kepada Allah.
2. Merasakan nikmatnya  ber-dzikir kepada Allah. Dzikir adalah merupakan ucapan yang agung dalam ibadah. Keadaan seperti ini nampak dengan jelas dalam ibadah haji, sebab dalam pelaksanaan thawaf, dalam pelaksanaan sa’i antara Shafa dan Marwah dan rangkain ibadah haji lainnya, jama’ah haji tetap memperbanyak dzikir kepada Allah, dan itu adalah bahagaian nikmat yang besar dari Allah SWT.
" لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَات"
Artinya : “ Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah (berdzikir) pada hari yang telah ditentukan ( QS Al Hajj : 28 ).
Yang dimaksud dengan hari-hari yang telah ditentukan adalah hari raya haji dan hari-hari tasyriq.
3. Merasakan nikmatnya shalat langsung di depan Ka’bah. Kaum muslimin punya keterikatan dengan Ka’bah, sebab Ka’bah adalah Qiblat bagi ummat Islam untuk menghadapkan wajahnya pada saat melaksanakan shalat, minimal lima kali dalam sehari semalam. Dalam ikatan ini ada rahasia yang begitu menakjubkan, karena ummat Islam harus mampu memalingkan wajah dan pandangan hidupnya dari pengaruh budaya orang kafir. Dengan demikian seorang muslim senantiasa berada dalam kemuliaan di sisi Allah. 
4. Ibadah haji merupakan kesempatan agung untuk menghadap kepada Allah dengan bermacam taqarrub: Dalam ibadah haji terkumpul berbagai ibadah yang tidak ditemukan dalam ibadah lain, seperti wukuf hanya ada dalam ibadah haji, begitu juga bermalam di Muzdalifah, melempar Jumrah, menyembelih hadyu(binatang Qurban), dan amalan haji yang lain. Karena itu momen ibadah haji ini harus mampu dimanfaatkan oleh ummat Islam yang berkesempatan melaksanakan haji untuk memperbanyak ibadah kepada Allah. 
5. Ibadah haji merupakan upaya yang agung untuk menggugurkan kesalahan, dan mengangkat derajat, karena haji yang mabrur akan melebur dosa yang sebelumnya dan akan diberi Allah balasan syurga. Rasul bersabda: 
(العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما، والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة) رواه مسلم

Dari umrah ke umrah yang selanjutnya merupakan penebusan dosa diantara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga ) HR Imam Muslim.  
6. Ibadah haji membawa cerita kenangan yang indah bagi yang mengalaminya, sehingga kita sering mendengar kisah mereka yang indah-indah ketika berhaji. Seperti keanehan-keanehan yang terjadi pada sebagian jamaah haji yang kesemuanya benar-benar menunjukkan kebesaran Allah SWT.
Banyak lagi rahasia dan hikmah dari ibadah haji yang belum tertuangkan dalam tulisan ini, semoga kita dapat mengambil hikmah dari syari’at ibadah haji ini.
Kita doakan kiranya Allah memberikan kesehatan dan kemudahan bagi jama’ah yang menunaikan ibadah haji tahun ini, dan semoga haji yang mereka laksanakan menjadi haji yang mabrur/ haji yang diterima oleh Allah SWT. Semoga kita diberikan Allah rezeki untuk dapat pula menunaikan ibadah haji ke Tanah suci.