Minggu, 06 Februari 2011

MENGENAL MAKNA KEHIDUPAN DUNIA

Hidup Di Dunia ini Seperti Pengembara
عَنْ ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ : كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ . وَكاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ .  [رواه البخاري]
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam memegang pundak kedua pundak saya seraya bersabda : Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara “, Ibnu Umar berkata : Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu “ (Riwayat Bukhori).
Pelajaran yang dapat diambil dari Hadits di atas:
  1. Segera melakukan pekerjaan yang baik dan memperbanyak keta’atan, tidak lalai dan menunda-nunda kesempatan, karena kita tidak tahu kapan ajal datang menjemput.
  2. Menggunakan berbagai kesempatan dan momentum sebelum kesempatan itu hilang dan berlalunya waktu.
  3. Zuhud terhadap kehidupan dunia dan tidak bergantung kepadanya, sebab orang yang terpengaruh akan kehidupan dunia akan  mengabaikan ibadah kepada Allah ta’ala dan tidak akan punya bekal untuk kehidupan akhirat.
  4. Hati-hati dan selalu takut akan azab Allah adalah sikap seorang musafir yang bersungguh-sungguh dan hati –hati agar hidupnya tidak tersesat.
  5. Waspada terhadap teman yang tidak baik hingga tidak terhalang dari tujuannya untuk menuju keridhaan Allah.
  6. Dalam kehidupan di dunia dituntut untuk senantiasa menjaga jiwa agar hidupnya mendatangkan manfaat, seorang muslim hendaknya menggunakan semua itu untuk tujuan kebahagiaannya di akhirat.
  7. Seorang mukmin harus bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu agar di-isi dengan nilai-nilai kebaikan sebagai persiapan diri menuju kematian, serta senantiasa bertaubat untuk mendapatkan ampunan Allah serta mengisi hidup dengan amal yang shaleh.
  8. Dalam memberikan nasehat kepada Abdullah bin Umar, Rasulullah memegang kedua pundak Abdullah bin Umar, bertujuan agar Abdullah bin Umar memperhatikan apa yang akan beliau sampaikan. Ini menunjukkan bahwa seorang yang akan menerima ilmu harus diajarkan tentang perhatian gurunya kepadanya dan kesungguhannya untuk menyampaikan ilmu ke dalam jiwa muridnya. Hal ini dapat menyebabkan ilmu itu akan mudah di dapatkan oleh sang murid, di sisi lain hal itu juga menunjukkan kecintaan Rasulullah kepada Abdullah bin Umar, karena hal tersebut pada umumnya dilakukan oleh seseorang kepada siapa yang dicintainya.