Sabtu, 22 September 2012

Menuju Tanah Haramain

Pakaian Ihram Pelepas Status Sosial
Seringkali status sosial yang disandang, kekayaan yang berlimpah dan jabatan yang tinggi menjadi pemisah antara ummat Islam yang satu dengan ummat Islam yang lain. Banyak manusia yang tidak sadar siapa dirinya yang sesungguhnya. Yang kaya tidak peduli kepada yang miskin, yang kuat menindas yang lemah, yang memiliki jabatan membanggakan dirinya dan memandang hina rakyat jelata. Dari sikap hidup seperti ini akan melahirkan ketimpangan dan ketidakadilan dalam kehidupan, sikap seperti ini juga seringkali terbawa ke tanah suci saat menunaikan ibadah haji.
Dalam pelaksanaan ibadah haji banyak terdapat simbol-simbol kehidupan untuk mengikis ketimpangan dan ketidakadilan dalam kehidupan ini. Karenaya dalam pelaksanaan ibadah haji kita diajarkan untuk lebih menghayati nilai-nilai persamaan dan melupakan perbedaan, baik perbedaan ras, suku, ekonomi, dan lain sebagainya.
Inilah makna terdalam dan nilai teragung yang tersirat dalam pakaian ihram, sebuah pakaian sederhana namun sanggup melunturkan berbagai macam perbedaan dan sifat keaku-an.
Dengan mengenakan pakaian ihram berarti kita telah menanggalkan status yang membedakan satu sama lain. Antara kaya dan miskin, kuat dan lemah, pejabat dan rakyat, semua diikat oleh sebuah persamaan sejati yang dilambangkan dalam pakaian ihram. Tidak ada lagi status sosial yang memisahkan antara satu dengan yang lain, yang ada hanyalah keseragaman dan kesatuan umat Islam.
Keseragaman baju ihram juga memberikan pelajaran agar kita tidak bersikap egois dan sombong. Tentu sangat aneh manakala dalam kondisi berihram seseorang masih mengotori hati dengan merasa lebih mulia dan lebih terhormat daripada orang lain.
Dalam berihram kita dituntut untuk melupakan segala sesuatu yang mengingatkan kita pada gemerlap kehidupan dunia. Karena itu, leburkan diri dalam kesatuan dengan hamba Allah dari seluruh penjuru dunia dan berubahlah menjadi pribadi baru yang lebih baik. Kubur segala sifat yang tidak baik yang pernah bersarang di dalam hati untuk menggantinya dengan sifat-sifat yang baik agar ada perubahan usai melaksanakan ibadah haji.
Semoga haji yang dilaksanakan memperoleh haji yang Mabrur.
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ