Minggu, 14 Oktober 2012

Kisah Tukang Sepatu Yang Ikhlas Dan Anak Muda Yang Bersyukur


Ikhlash Dan Syukur

(Kisah tukang sepatu yang ikhlas Dan anak muda yang bersyukur)

Dibawah sinar terik matahari yang panas, pak Qodri mengayuh sepedanya menelusuri jalanan di Kota Medan untuk berusaha mendapatkan rezeki. Pak Qodri sudah lama berprofesi sebagai tukang jahit sepatu/sendal keliling, sudah lama dia tekuni pekerjaan ini.

Sudah lama Pak Qodri berkeliling tapi belum satu orang-pun yang memanggilnya untuk memperbaiki sendal atau sepatu. Tapi dia tidak berputus asa, sebab dia memandang bekerja adalah kewajiban yang harus dia jalankan. Dan dia dikenal terutama oleh pelanggannya seorang yang sangat jujur, meskipun hidupnya miskin ia tak pernah mengambil hak orang lain.

Jam saat itu sudah menunjukkan pukul 10.30 Wib. Pak Qodri tiba di depan sebuah rumah yang cukup mewah, dia dipanggil seorang pemuda yang terlihat sangat terburu-buru dan meminta pak Qodri untuk memperbaiki sepatunya.

Ketika pak Qodri memperbaiki sepatunya, sang pemuda terus menerus melihat jam ditangannya. Karena pekerjaan ini sudah digeluti pak Qodri bertahun-tahun, dalam waktu singkat ia sudah selesai memperbaiki sepatu anak muda tadi.
Sudah selesai nak, kata pak Qodri. Wah, cepat sekali?. Berapa pak? Tanya sang pemuda.
Lima ribu rupiah nak, jawab pak Qodri.
Pemuda tadi megeluarkan uang lembaran seratus ribu rupiah. Ini pak, katanya. pak Qodri kaget dan berkata, wah, tidak ada kembaliannya nak, hari ini baru sepatu anak yang saya perbaiki.
Gimana ya pak? Saya tidak ada uang receh, dan saya buru-buru ini. Katanya kepada pak Qodri.
Begini saja, kata pak Qodri; anak pakai saja dulu sepatunya. Kapan-kapan kalau kita bertemu dan anak ada uang receh baru anak bayar.
Anak muda tadi tertegun sejenak dan berkata; bapak percaya sama saya?. Ya percaya………. kata pak Qodri.
Anak muda tadi-pun berulang kali mengucapkan terima kasih kepada pak Qodri, sambil terburu-buru ia pakai sepatunya, dan berangkat meninggalkan pak Qodri.
Setelah memasukkan peralatannya ke dalam kotaknya, pak Qodri kembali berkeliling untuk mendapatkan pelanggan. Namun, sampai jam empat sore dia tidak mendapatkan seorang pelanggan-pun. Saat dia mengayuh sepedanya, dia melewati sebuah Masjid dan dia ingat belum melaksanakan shalat ashar. Pak Qodri pun berhenti di Masjid tersebut untuk melaksanakan shalat ashar.
Selesai shalat, pak Qodri berdoa kepada Allah, salah satu isi doanya adalah:”Ya Allah, izinkan aku mencicipi sedikit rezekiMu hari ini. Hari ini aku akan terus berusaha, selebihnya adalah kehendakMu”.
Selesai berdoa diapun bangkit dari duduknya dan keluar dari Masjid, kemudian duduk di bawah  pohon dekat sepeda yang ia parkirkan untuk menghilangkan rasa penatnya. Tak lama berselang, tiba-tiba muncul dihadapannya anak muda yang tadi siang memperbaiki sepatunya. Anak muda tersebut menegur pak Qodri dan mengatakan; Bapak di sini juga rupanya? Betul nak, beru selesai melaksanakan shalat ashar dan ini lagi istirahat, Anak lagi ngapain di sini? gantian pak Qodri bertanya. Saya juga baru shalat ashar pak, jawab sang pemuda.
Oh iya pak, kebetulan ni…. Saya sekalian bayar uang membetulkan sepatu tadi. Dia buka dompetnya, dia keluarkan uang kertas pecahan seratus ribu rupiah sebanyak lima lembar, kemudian dia berikan kepada pak Qodri.
Melihat uang sebanyak itu, pak Qodri terkejut dan berkata, wah nak, ongkosnya tadikan cuma lima ribu rupiah…… ini terlalu banyak nak, kata pak Qodri.
Sudah pak, terima saja, yang lima ribu untuk bayar ongkos perbaikan sepatu saya tadi, dan sisanya hadiah dari saya untuk bapak karena bapak sudah berbuat baik kepada saya dan sekaligus syukuran saya pak.
Syukuran apa nak? Tanya pak Qodri.
Sebenarnya saya tadi buru-buru berangkat ketempat saya melamar pekerjaan, hari ini adalah hari penentuan saya diterima atau tidak, terlambat sedikit saja saya akan gagal pak. Untung bapak tadi membiarkan saya pergi, jadi saya tidak terlambat, dan saya diterima bekerja pak.
Insya Allah minggu depan saya berangkat ke Qatar. Saya diterima bekerja di salah satu perusahaan di sana.
Saudaraku…………….!
Allah punya cara tersendiri dalam menolong hamba-hambaNya yang mau berusaha dalam kesulitannya. Dan kita tidak akan pernah tahu kapan pertolongan itu tiba. Tapi yakinlah……!
Keikhlasan akan dibalas dengan keindahan. Kesuksesan dan keikhlasan harus diiringi dengan rasa syukur.
Karena itu……! Ikhlaslah dalam berbuat, bersyukurlah kala mendapat nikmat, hidup akan selamat, baik dunia maupun akhirat.
Semoga kita bisa mengambil I’tibar dari kisah ini.