Dibawah
sinar terik matahari yang panas, pak Qodri mengayuh sepedanya menelusuri
jalanan di Kota Medan untuk berusaha mendapatkan rezeki. Pak Qodri sudah lama
berprofesi sebagai tukang jahit sepatu/sendal keliling, sudah lama dia tekuni
pekerjaan ini.
Sudah
lama Pak Qodri berkeliling tapi belum satu orang-pun yang memanggilnya untuk
memperbaiki sendal atau sepatu. Tapi dia tidak berputus asa, sebab dia
memandang bekerja adalah kewajiban yang harus dia jalankan. Dan dia dikenal
terutama oleh pelanggannya seorang yang sangat jujur, meskipun hidupnya miskin
ia tak pernah mengambil hak orang lain.
Jam
saat itu sudah menunjukkan pukul 10.30 Wib. Pak Qodri tiba di depan sebuah rumah
yang cukup mewah, dia dipanggil seorang pemuda yang terlihat sangat
terburu-buru dan meminta pak Qodri untuk memperbaiki sepatunya.
Ketika
pak Qodri memperbaiki sepatunya, sang pemuda terus menerus melihat jam
ditangannya. Karena pekerjaan ini sudah digeluti pak Qodri bertahun-tahun,
dalam waktu singkat ia sudah selesai memperbaiki sepatu anak muda tadi.
Sudah
selesai nak, kata pak Qodri. Wah, cepat sekali?. Berapa pak? Tanya sang pemuda.
Lima
ribu rupiah nak, jawab pak Qodri.
Pemuda tadi megeluarkan uang lembaran seratus ribu rupiah. Ini
pak, katanya. pak
Qodri kaget dan berkata, wah, tidak ada
kembaliannya nak, hari ini baru sepatu anak yang saya perbaiki.
Gimana ya pak? Saya tidak ada uang receh, dan saya buru-buru
ini. Katanya kepada pak Qodri.
Begini saja, kata pak Qodri; anak pakai saja dulu sepatunya.
Kapan-kapan kalau kita bertemu dan anak ada uang receh baru anak bayar.
Anak muda tadi tertegun sejenak dan berkata; bapak percaya sama
saya?. Ya percaya………. kata pak Qodri.
Anak muda tadi-pun berulang kali mengucapkan terima kasih kepada
pak Qodri, sambil terburu-buru ia pakai sepatunya, dan berangkat meninggalkan
pak Qodri.
Setelah memasukkan peralatannya ke dalam kotaknya, pak Qodri
kembali berkeliling untuk mendapatkan pelanggan. Namun, sampai jam empat sore
dia tidak mendapatkan seorang pelanggan-pun. Saat dia mengayuh sepedanya, dia
melewati sebuah Masjid dan dia ingat belum melaksanakan shalat ashar. Pak Qodri
pun berhenti di Masjid tersebut untuk melaksanakan shalat ashar.
Selesai shalat, pak Qodri berdoa kepada Allah, salah satu isi
doanya adalah:”Ya Allah, izinkan aku mencicipi sedikit rezekiMu hari ini. Hari
ini aku akan terus berusaha, selebihnya adalah kehendakMu”.
Selesai berdoa diapun bangkit dari duduknya dan keluar dari
Masjid, kemudian
duduk di bawah pohon dekat
sepeda yang ia parkirkan untuk menghilangkan rasa penatnya. Tak lama berselang,
tiba-tiba muncul dihadapannya anak muda yang tadi siang memperbaiki sepatunya.
Anak muda tersebut menegur pak Qodri dan mengatakan; Bapak di sini juga rupanya?
Betul nak, beru selesai melaksanakan shalat ashar dan ini lagi istirahat, Anak
lagi ngapain di sini? gantian pak Qodri bertanya. Saya juga baru shalat ashar
pak, jawab sang pemuda.
Oh iya pak, kebetulan ni…. Saya sekalian bayar uang membetulkan
sepatu tadi. Dia buka dompetnya, dia keluarkan uang kertas pecahan seratus ribu
rupiah sebanyak lima lembar, kemudian dia berikan kepada pak Qodri.
Melihat uang sebanyak itu, pak Qodri terkejut dan berkata, wah
nak, ongkosnya tadikan cuma lima ribu rupiah…… ini terlalu banyak nak, kata pak
Qodri.
Sudah pak, terima saja, yang lima ribu untuk bayar ongkos
perbaikan sepatu saya tadi, dan sisanya hadiah dari saya untuk bapak karena
bapak sudah berbuat baik kepada saya dan sekaligus syukuran saya pak.
Syukuran apa nak? Tanya pak Qodri.
Sebenarnya saya tadi buru-buru berangkat ketempat saya melamar
pekerjaan, hari ini adalah hari penentuan saya diterima atau tidak, terlambat
sedikit saja saya akan gagal pak. Untung bapak tadi membiarkan saya pergi, jadi
saya tidak terlambat, dan saya diterima bekerja pak.
Insya Allah minggu depan saya berangkat ke Qatar. Saya diterima
bekerja di salah satu perusahaan di sana.
Saudaraku…………….!
Allah punya cara tersendiri dalam menolong hamba-hambaNya
yang mau berusaha dalam kesulitannya. Dan kita tidak akan pernah tahu kapan
pertolongan itu tiba. Tapi yakinlah……!
Keikhlasan akan dibalas dengan keindahan. Kesuksesan dan
keikhlasan harus diiringi dengan rasa syukur.
Karena itu……! Ikhlaslah dalam berbuat, bersyukurlah kala
mendapat nikmat, hidup akan selamat, baik dunia maupun akhirat.
Semoga kita bisa mengambil I’tibar dari kisah ini.