Kamis, 21 April 2011

Mengenang Hari Kartini


RADEN AJENG KARTINI
Raden Ajeng Kartini lahir pada tahun 1879 di kota Rembang. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).
Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya di dapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.
Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
Pada tanggal 17 september 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah ia melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali Kartini-kartini lain yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak.
sumber : http://www.seasite.niu.edu/flin/raden_ajeng_kartini.htm

Orang Yang Dilupakan Allah Di Akhirat

Orang Yang Buta Matanya Di Akhirat.
Sangat banyak peringatan Allah bagi manusia agar tidak tertipu dengan kehidupan dunia, sebab kehidupan di dunia ini sifatnya hanya sementara. Karena itu Allah mengingatkan agar manusia menempuh kehidupan sesuai dengan syari’at yang diturunkanNya. Untuk itu Allah berjanji terhadap orang-orang yang menjalankan syari’atNya akan diberikan kehidupan yang baik di akhirat kelak, yaitu dalam bentuk kesenangan di dalam syurga dengan segenap pasilitas yang menyenangkan hati. Sebaliknya, bagi orang-orang yang mengingkari syari’at Allah, di akhirat kelak mereka akan mendapat siksa yang sangat berat.
Peringatan Allah kepada manusia supaya behati-hati dalam menjalankan kehidupan di dunia ini, bertujuan agar tidak ada lagi alasan bagi manusia untuk protes terhadap Allah atas apa yang menimpa mereka di akhirat kelak. Andaipun ada yang memprotes atas ketentuan Allah atas kesengsaraan mereka di akhirat kelak, Allah akan mengembalikan protes mereka itu kepada diri mereka sendiri, sehingga argumentasi apapun yang mereka kemukakan tidak akan berlaku dihadapan Allah.
Diantara peristiwa yang akan terjadi di hari kiamat kelak adalah, bahwa ada sekelompok manusia yang mengajukan protes dihadapan Allah tentang keberadaan mereka yang dibangkitkan dalam keadaan buta. Hal ini tertuang dalam firman Allah dalam surat Thoha: 124.
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Artinya : “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".(Q.S. Thoha:124).
Ayat di atas adalah merupakan peringatan Allah terhadap orang yang tidak peduli akan peringatan Allah. Dampak berpalingnya manusia dari peringatan Allah, dia akan mengalami kehidupan yang sempit, bahkan pada hari kiamat kelak mereka akan dikumpulkan Allah dalam kelompok orang-orang yang buta.
Pada saat mereka dibangkitkan dalam keadaan buta, dan mereka dikumpulkan dalam kelompok orang yang sama-sama buta, maka masing-masing mereka bertanya kepada Allah dalam bentuk protes.
قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيراً
Artinya : “Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?".(Q.S. Thoha:125).
Terhadap pertanyaan mereka tersebut dengan mudah Allah menjawab:

قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى
Artinya : “Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan".(Q.S. Thoha:126).
Dengan kata lain, seolah-olah Allah mengatakan: Kalau di dunia dahulu kamu melapakan Aku, maka hari ini Aku pula yang melupakan kamu.
Dalam lanjutan ayat di atas Allah menyatakan bahwa, Allah menjadikan mereka buta dan melupakan mereka di akhirat adalah merupakan balasan dan siksa bagi mereka terhadap kelalaian mereka dahulu ( di dunia ). Bahkan sebenarnya Allah sudah mengingatkan bahwa azab di akhirat itu sangat berat dan berkekalan. Allah berfirman:
وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِن بِآيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الاخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى
Artinya : “Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. (Q.S. Thoha:127).
Betapa menyedihkan hidup diakhirat kelak, manakala kita termasuk orang-orang yang dilupakan atau tidak dipedulikan Allah. Karena itu mari kita perhatikan peringatan-peringatan Allah agar kita tidak melanggar ketentuan yang ada dalam syari’at Allah SWT. Dan kita mohon perlindungan kepada Allah agar kelak di akhirat kita tidak termasuk orang-orang yang dilupakan oleh Allah.
 
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ