Sabtu, 08 Oktober 2011

I'tibar Untuk Kehidupan


Kehilangan Yang Membawa Manfa’at
Suatu hari seorang Bapak tua hendak pergi ke kota. Ketika akan menaiki Bus, sebelah sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Ia tidak sempat mengambilnya, sebab pintu tertutup dan Bus langsung berjalan. Lalu…….., Bapak tua tersebut tanpa terlihat sedih diwajahnya, dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah lagi dan melemparkannya melalui jendela Bus ke arah sepatunya yang tertinggal.
Seorang pemuda yang duduk bersebelahan dengannya melihat kejadian itu dan bertanya kepada Bapak tua. “Saya memperhatikan apa yang Bapak lakukan. Mengapa Bapak melemparkan sepatu Bapak yang sebelah lagi?. Bapak tua menjawab, “Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya”.
Saudaraku……….! Apa yang dapat Anda simpulkan dari cerita di atas………………?.
Ternyata Bapak tua tersebut memahami filosofi dasar dalam hidup,  “Jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya”.
Kita tentu pernah mengalami kehilangan dalam kehidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita. Kalimat di atas tidak hanya dapat diartikan, bahwa kita hanya boleh kehilangan hal-hal yang buruk saja. Kadang, kita juga kehilangan hal yang baik. Ini semua dapat diartikan supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi. Seperti Bapak tua dalam cerita di atas, kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu.
Allah sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si-Bapak tua kehilangan sepatunya.
Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya Bapak tersebut nantinya bisa mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik. Sebelah sepatu hilang, dan sebelah yang masih ada, tidak akan banyak bernilai bagi si Bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela Bus, tentu sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi orang yang menemukannya.
Berusaha tetap mempertahankan sebelah sepatu, tentu tidak membuat kita menjadi lebih baik. Kita semua harus mampu memutuskan kapan suatu hal atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita bisa lebih baik atau bermanfa’at untuk orang lain.
Untuk itu, kita harus banyak belajar tentang makna kehidupan dari orang-orang yang ‘arif dan bijak, agar kelak kitapun bisa menjadi panutan bagi generasi kita di kemudian hari.
Semoga cerita di atas menjadi I’tibar dan bermanfaat untuk kita.