Sabtu, 08 September 2012

Hati Yang Galau

Mengatasi Kegalauan Hati
Dalam hidup ini banyak problem yang kita hadapi, kadang menggembirakan tapi tak jarang membuat hati menjadi galau. Makna galau itu sendir selalu dipahami adanya keresahan, kepanikan dan kegelisahan di dalam hati. Hati yang galau merupakan buah dari kurang fahamnya seseorang memahami makna kehidupan yang sesungguhnya, akhirnya setiap kali menghadapi problema kehidupan yang tidak menyenangkan hatinya mudah menjadi galau, hidupnya menjadi kacau,  sehingga hilang kejernihan berpikir yang membuatnya menjadi lemah dan kehilangan semangat hidup. Dan tidak jarang pula mengambil jalan pintas untuk mengakhiri kehidupannya dengan cara bunuh diri.
Adakah resep yang ampuh untuk mengatasi kegalauan ini?.
Bila menilik kepada konsep ajaran Islam tentu kita akan menemukan solusi untuk mengatasi kegalauan tersebut. Tapi yang terpenting harus disadari terlebih dahulu bahwa segala problematika kehidupan ini tentu ada yang mengaturnya, yaitu Allah sang Maha Pencipta dan semua itu adalah bentuk-bentuk ujian dari Allah SWT., sebab boleh jadi dengan ujian itu Allah akan menaikkan derajat kita disisi-Nya.
Saudaraku………………….!
Al-Qur’an telah melukiskan, akar permasalahan hati yang galau ini tidak lain adalah bahwa kita telah menjauh dari Allah SWT., bahkan mungkin telah melupakan Allah disetiap langkah kehidupan. Maka, wajarlah bila kita tercebur dalam kegalauan, bingung terhadap diri sendiri, tidak tau hendak melangkah kemana, ragu-ragu dengan setiap tindakan, karena kita telah melupakan sandaran terkuat dalam menjalani kehidupan ini, yakni Allah Yang Maha Kuat dan tempat bersandar segala makhluk.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an pada surat Al-Hasyr;19:
وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik”.
Begitu sombongkah kita sebagai manusia sehingga melupakan Allah?. Padahal tidak pantas kita melupakan-Nya. Karenanya wajarlah kalau rasa bingung terhadap diri sendiri melanda kita, bisa jadi disebabkan karena kita lupa dalam mengingat-Nya. Solusinya adalah kita harus kembali mengingat Allah. Memohon ampun ketika perasaan yang terombang ambing itu mendera, kemudian menjauhi sesuatu yang tidak bermanfat dalam hidup kita, kembali menguatkan hubungan kepada sang Khalik dan bersandar kepada kekuatan-Nya yang Maha dahsyat agar kita memproleh kekuatan untuk menjalani hidup ini.
Saudaraku………………….!
Penyakit galau itu berurat-berakar dalam hati, sebab dihatilah penyakit galau itu bersarang. hatilah muara dari segala kegalauan, kebingungan, kesediahan, was-was, keresahan dan kecemasan,. Penyakit galau itu ibarat tumor yang yang menggerogoti hati kita, awalnya kecil, namun bila tidak segera diobati ia akan segera membesar dan menjadi galau stadium tinggi yang akan menjadi kronis.
Berikut tips praktis yang mungkin bisa dilakukan ketika hati kita merasa galau, merasa sedih dan cemas yang merasuk ke dalam jiwa:
1. Memperteguh dan memperbaharui kadar iman. Karena Iman dapat berkurang dengan kemaksiatan yang kita lakukan dan bertambah karena ketaatan. Keimanan akan menghapuskan segala keresahan, melenyapkan kegundahan, menghilangkan rasa cemas, was-was. Dan merupakan benteng pertahanan diri yang paling kokoh.
2. Memperbanyak ingat kepada Allah (dzikrullah). Yakinkanlah diri bahwa dengan berzikir kepada Allah hati akan menjadi tenang, jiwa akan menjadi tentram, Allah akan menjadi ridha, dan tekanan hidup akan terasa ringan, sebab Allah yang menjanjikannya seperti firmanNya dalam surat Ar-Ra’du ayat 28:
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artiya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.
3. Shalat. Saat kita diliputi rasa cemas, ketakutan, dihimpit kesedihan dan kerisauan, maka segeralah bangkit untuk memperbanyak melakukan shalat, insya Allah jiwa akan kembali tentram dan tenang. Namun hendaknya shalat yang dilaksanakan penuh dengan penjiwaan dan penghayatan agar hati kita menjadi lunak kembali.
4. Berinteraksilah dengan Al-Qu’an. Hiduplah bersama Al-Qur’an, baik dengan cara menghafal, membaca, mendengarkan ataupun merenungkan kandungannya. Sebab, ini merupakan obat yang mujarab untuk mengusir kesedihan dan kedukaan. Jadikan Al-Qur’an bagian dari bacaan wajib kita. Sediakan waktu khusus bagi kita untuk membaca Al-Qur’an dan mendengar bacaan Al-Qur’an. Seperti dalam  perjalan menuju dan pulang dari tempat kerja, sambil menyetir mobil dengarkanlah Al-Qur’an, selepas shalat lima waktu biasakanlah membaca menimal selambar Al-Qur’an. Jika hati telah sibuk dengan Al-Qur’an insya Allah tidak ada celah bagi hati untuk galau dan sedih.
5. Memperbanyak doa kepada Sang Khaliq, sebab doa memiliki rahasia yang sangat ajaib untuk melepaskan seseorang dari kesulitan. Doa merupakan sarana yang mudah dan bisa dilakukan setiap hamba yang ditimpa kesedihan dan kesulitan untuk mengadukan permasalahannya kepada Tuhannya.
6. Isilah waktu kosong dengan berbuat aktivitas yang bermanfaat. Kegalauan akan  lebih banyak melanda orang-orang yang banyak menganggur, tidak mempunyai aktivitas hidup yang berarti, maka pikirannya akan mudah menerawang dan melayang tak tentu arah. Maka bangkitlah sekarang, lakukan aktivitas yang berfaedah,  kegiatan-kegiatan yang bermanfaat sehingga hati disibukkan dengan kegiatan tersebut.
7. Yakinkan diri bahwa kita tidak pernah sendiri. Ketika kita dilanda masalah, beban hidup terasa berat, cobaan hidup yang datang silih berganti, keruwetan hidup yang semakin kompleks dan tenggelam di dalam kegalauan yang tak pasti, yakinlah bahwa Allah selalu bersama kita, dan kepadanya tempat mengadukan segala keluh kesah. Merasa kehadiran Allah akan selalu membawa harapan, merasakan Cinta Allah akan selalu membelai kita. Yakinkan diri bahwa cobaan dan ujian adalah cara terindah dari-Nya untuk menaikan derajat kita disisi-Nya. Insya Allah hati akan tenang kembali.
8. Luangkan sedikit waktu untuk berbicara dan berkomunikasi dengan orang-orang yang kita sayangi, bercanda dan bercengkrama denga mereka, hal ini akan membantu mengurangi beban  pikiran yang menyababkan kita galau. Boleh jadi kita mendapatkan nasehat dan solusi dari permasalahan kita.
9. Sambutlah kegalauan dengan kebesaran hati sebab disana terbentang tangga menuju jenjang berikutnya, hadapi dengan berani dan jangan pernah melarikan diri. Maka hadapilah dengan lapang dada, berdamailah dengan segala kesedihan. Terimalah segala ketentuan Allah dengan sepenuh hati namun tetap optimis bahwa hari esok masih ada dan kita harus secara optimal untuk berusaha keluar dari himpitan hidup yang membuat kita menjadi galau.
10. Jangan sampai hal-hal sepele membuat kita galau dan membinasakan diri kita. Banyak orang galau, cemas, gelisah dan bersedih karena hal-hal sepele yang tak berarti. Jangan jadikan masalah yang kecil menjadi lebih besar dari kenyataan yang sebenarnya.
11. Selalu berpandangan positif dan menjauhi pikiran-pikiran negatif. Pandanglah hidup dengan indah, selalu ambil sisi baik dari setiap peristiwa yang  menimpa kita. Setiap momen tentu mempunya makna yang akan berproses untuk mengantarkan kita menjadi manusia dewasa.  Maknai hidup dengan benar, maka kebenaran memaknai hidup itulah yang akan menjadikan seseorang memiliki ketenangan jiwa. Orang-orang yang seperti ini menurut Ibnu Qayyim adalah orang-orang yang tidak merasa gelisah ketika orang lain gelisah. Tidak takut ketika orang lain takut, tidak menangis ketika orang lain menangis.Wajah dan hati mereka bersinar karena cahaya Allah.
12. Keluarlah ke tempat yang nyaman, berekreasi ketempat-tempat yang indah, nikmati alam ciptaan Allah, renungkan kekuasaaNya, insya Allah kegalauan akan sirna.
13. Tata kembali tatanan hidup yang kacau, perbaharuilah sikap dan semangat hidup kita. Jadikan hidup lebih bervariasi. Ubah rutinitas hidup yang membosankan, singkirkan segala kejenuhan hidup, lakukan variasi dalam rutinitas harian kita. Kerjakanlah sesuatu dengan keteraturan dan  kerapian. Lihatlah bahwa semesta ini di bangun diatas sebuah keteraturan. Ruangan dan tempat yang teratur akan memberikan kenyamanan dalam pandangan mata dan akan menjadikan hati senang melihatnya.
14. Jangan membaca buku-buku yang memanjakan pesimisme dan putus asa, hindarilah tayangan media yang membuat kita bertambah galau, tukar cenel TV yang menayangkan cerita kesedihan dan keputusasaan. Alternatifnya lakukanlah kegiatan-kegiatan yang bisa mengalihkan perhatian kita dari acara-acara yang menambah kegalauan hati. Seperti menulis, membaca, berekreasi, atau pilihlah tontonan yang menarik dan inspiratif serta yang bisa menambah wawasan kita.
15. Datanglah ke tempat-tempat yang dapat menyejukkan hati. Seperti majlis ta’lim, majlis tilawah Al-Qur’an, dengarkan dan simak bacaan mereka. Dan bentangkan sajadah di keheningan malam, mengadulah kepada Rabb yang menciptakan kita.

Saudaraku………………….!
Yang lalu biarlah berlalu, tapi raihlah masa depan, jangan bunuh semangat hidup dengan berkepanjangan dalam kegalauan yang akan memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi. Maka...............!  Hiduplah dengan batasan hari ini, hari ini adalah milik kita. Selagi ada kesempatan diwaktu pagi jangan tunggu sampai sore. Dan ketika sore, jangan tunggu sampai pagi. Kerahkanlah semangat yang ada untuk menjadi lebih baik di hari ini.
Bacalah kisah orang-orang shalih, sejarah dan biografi orang-orang sukses, orang-orang yang pernah diuji, hal ini akan memotivasi dan menguatkan semangat kita dalam menjalani kehidupan. Dan mengambillah pelajaran berharga dari mereka, bagaimana mereka bangkit dari keterpurukan, melawan segala rintangan dan sikap meraka tentang hidup dan kehidupan.
Sadarilah bahwa kehidupan akan menjadi sangat indah jika kita menikmatinya dengan senyuman, bukan dengan muram durja dan kesedihan yang berlarut-larut.
Bertemanlah dengan orang-orang yang baik, teman yang shalih, yang selalu optimis dan dapat membantu meringankan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dan membukan pintu harapan.
Semoga kita menjadi orang-orang yang mampu memahami makna kehidupan ini dengan baik dan benar, sehingga kita terhidar dari hati yang galau. Andaipun rasa galau itu muncul kita mampu mengatasinya.
Insya Allah......................................!                      
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ