Jumat, 07 Desember 2012

Siraman Qolbu


Merenungkan Penciptaan Alam
Firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 190-191:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لاولِي الألْبَابِ ﴿١٩٠﴾ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴿١٩١﴾
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. 
Langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang dan keberadaan semua makhluk merupakan  bagian dari tanda kekuasaan Allah. Semua itu akan dapat dirasakan oleh orang-orang yang menggunakan akalnya. Orang berakal yang dimaksud adalah mereka-mereka  yang senantiasa memikirkan alam semesta yang diciptakan Allah. Memahami tujuan alam ini diciptakan dan  menyadari bahwa  dunia ini  ada penciptanya membuat kita memahami bahwa penciptaan ini tentu ada tujuan tertentu.
Bila kita memahami bahwa dunia ini diciptakan ada tujuannya, harus pula kita sadari, apa peran kita di dunia ini. Sejauh-mana kita dapat memanfaatkan alam semesta  dan  sejauh mana pula  kita melakukan kewajiban yang diperintahkan sang pencipta.
Al-Quran menyatakan, orang-orang yang berakal, selalu memikirkan tentang perkara ini.  Oleh sebab  itu, orang yang menggunakan akal pikirannya akan selalu memohon ampun kepada Allah atas kesalahan dan kekhilafan mereka agar dibebaskan Allah dari siksa neraka. 
Dari ayat di atas sekurang-kurangnya terdapat  tiga  poin pelajaran yang dapat dipetik:
  1. Tanda ketinggian akal adalah mengingat Allah dalam kondisi apapun. Sejatinya, ahli pikir juga menjadi ahli zikir.
  2. Iman akan lebih bernilai bila berlandaskan  pikiran. Sebaliknya zikir juga demikian, akan menjadi lebih bernilai dengan disertai pemikiran.
  3. Berpikir tentang alam semesta yang diciptakan Allah dan memahami tujuan penciptaannya,  akan lebih dapat mendekatkan diri kepada Allah. Semakin jauh kita dari tujuan ini,  akan semakin dekat  kita dengan neraka.