Kamis, 05 April 2012

Jangan Putus Asa Manakala Do'a Belum Terkabul


Ada seorang pemuda yang rajin berdo’a dalam hidupnya, meminta sesuatu kepada Allah. Dia seorang yang shaleh, ibadahnya baik, tetapi dia merasa do’a-nya belum juga dikabulkan Allah. Berbulan bahkan bertahun do’a-nya belum juga terkabul, namun dia tetap juga ber-do’a.
Sementara dia melihat temannya. Orangnya biasa saja, tidak ada yang istimewa, terutama dalam masalah ibadah. Shalatnya masih bolong-bolong, prilakunya juga tidak mencerminkan kebaikan, sering menipu orang, berbohong sudah merupakan kebiasaannya. Tetapi anehnya, apa yang dia inginkan dan apa yang dia pinta kepada Allah  semuanya terpenuhi.

Pemuda tadi menjadi heran, akhirnya dia datang kepada seorang Ulama’. Dia ceritakan permasalahan yang sedang dihadapinya, terutama hal yang berkenaan dengan do’a-nya yang belum juga terkabul, padahal dia merasa dirinya lebih taat dari temannya tadi, sedangkan temannya yang nakal selalu mendapatkan apa yang dia inginkan.

Setelah mendengar penuturannya, Ulama’ tadi tersenyum, dan bertanya kepada pemuda itu.

Kalau Kamu lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, main musiknya tidak bagus, suaranya fals, bagaimana sikapmu?

Pemuda tadi menjawab; tentu saya jengkal Pak. Lantas apa yang kamu lakukan agar pengamen tadi segera pergi dari tempatmu? . Tanya Ulama’ kepadanya.

Pemuda tadi menjawab; Segera saya kasih dia uang agar dia cepat pergi, sebab saya jengkel dengan kehadiran dan penampilannya, apa lagi mendengar suaranya yang tidak bagus.

Ulama’ kembali bertanya kepadanya; Kalau pengamen yang datang itu penampilannya rapi, main musiknya bagus, suaranya enak di dengar, apa lagi lagu yang dibawakannya lagu yang kamu senangi, bagaimana sikapmu?.

Sang Pemuda menjawab; Wah, kalau seperti itu Pak, saya biarkan terus dia bernyanyi sampai selesai walaupun lama, dan saya sengaja belum memberinya uang agar dia menyelesaikan lagu yang dia nyanyikan, bahkan kalau perlu dia tambah lagi lagunya sampai saya puas. Setelah itu baru dia saya beri uang.

Setelah mendengar jawaban pemuda tadi, Ulama’ tadi-pun tersenyum. Lalu berkata kepada Pemuda itu; Begitulah anakku. Allah…….. ketika melihat Engkau yang shaleh datang menghadap-Nya, sesungguhnya Allah betah mendengarkan do’a-do’amu, Allah senang melihat-mu, dan Allah pingin sering bertemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Allah, memberi apa saja yang kamu inginkan adalah masalah yang mudah dan tidak ada yang sulit bagiNya, tetapi Allah pingin menahan kamu biar khusyuk, biar kamu dekat terus denganNya. Coba kamu bayangkan, kalau do’a-mu cepat dikabulkan, apa kamu bakal sedekat ini kepadaNya? Dan ketahuilah anakku………..! di satu saat nanti, bisa jadi kamu akan mendapatkan yang jauh lebih besar dari apa yang kamu inginkan dan yang kamu minta, terlebih-lebih di akhirat kelak, bisa saja do’a-do’a-mu itu akan diganti Allah dengan nilai pahala yang besar. Itu tandanya Allah sayang kepadamu anakku.
Berbeda dengan temenmu itu. Boleh jadi Allah tidak mau deket-deket dengannya. Karena hidupnya banyak dosa maka Allah segera memberi apa yang dia pinta, sebab Allah tidak suka berlama-lama dengannya. Jadi jatahnya hanya sedemikian itu.

Yakinlah anakku, kata Ulama’ meneruskan kata-katanya; Kalaupun apa yang kamu minta ternyata tidak diberi Allah di dunia ini, Insya Allah di akhirat kelak do’a-do’a-mu itu akan diganti Allah dalam bentuk pahala yang banyak. Sebaik-baik pembalasan adalah surga yang disiapkan Allah untuk orang-orang yang beriman dan beramal shaleh.

Pemuda yang menyampaikan keluh-kesahnya tadi tersentak sadar bahwa apa yang ia rasakan selama ini adalah sesuatu yang salah dalam memahaminya, lantas dia-pun beristighfar memohon ampun kepada Allah atas kekeliruannya selama ini karena sudah berburuk sangka kepada Allah. Sejak saat itu perasaannya menjadi tenang dan semakin bersemangat untuk berbuat amal shaleh dalam kehidupannya.

Saudaraku…………….!

Semoga kita mampu mengambil I’tibar dari kisah di atas.

امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ