Kamis, 12 Mei 2011

Motivasi Dalam Melaksanakan Ibadah


Motivasi Dalam Melaksanakan Ibadah
Firman Allah dalam surat Al-Bayyinah ayat 5 :
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya : Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Dalam menjalankan ibadah kepada Allah, manusia memiliki beragam motivasi, diantaranya adalah:
  1. Seperti sifat pedagang: Yaitu dalam menjalankan ibadah kepada Allah karena ada sesuatu yang diharapkan dari Allah, seperti mengharapkan pahala, syurga dan lain-lain.
  2. Seperti sifat budak: Dia melaksanakan ibadah hanya karena takut kepada Allah, sama seperti seorang budak yang mengerjakan tugasnya hanya sekedar takut kepada tuannya, bukan karena kesadaran yang timbul dari rasa tanggung jawabnya. Biasanya orang yang seperti ini dalam melaksanakan tugasnya apabila ada tuannya semata, namun apabila tuannya sudah tidak mengawasinya dia selalu berleha-leha dan bermalas-malasan. Begitu juga seseorang dalam menjalankan kewajibannya kepada Allah, apabila dia tidak merasakan bahwa dirinya sedang diawasi oleh Allah maka dia selalu melalaikan ibadahnya.
  3. Sifat orang ‘arif : Dia melaksanakan ibadah karena ia sadar betapa banyak nikmat yang telah ia peroleh dari Allah, untuk itu ia lakukan segala sesuatu yang sesuai dengan kehendak Allah, karena ia merasa pantas melakukannya tanpa ada keterpaksaan, dan bukan pula sebagai balas jasa kepada Allah, sebab karunia yang diberikan Allah tidak dapat dibalas dengan sesuatu apapun. Dia merasakan bahwa ibadah yang dilaksanakannya semata-mata sebagai pengabdian seorang hamba kepada Allah dan tidak ada pamrih dibalik ibadah yang dilaksanakannya. Dengan dasar ibadah yang seperti ini biasanya seseorang dalam melaksanakannya tidak ada paksaan dari pihak manapun, karena itu ibadah yang dilaksanakannya tentu akan dirasakan sebagai suatu kenikmatan yang tiada taranya, dan pada akhirnya melalui pelaksanaan ibadah tersebut dia akan mendapat ketenangan batin, bahkan hikmah dari ibadah yang dilaksanakannya akan mampu membentuk kepribadian yang baik sehingga prilakunya dalam kehidupan sehari hari selalu menunjukkan sikap yang baik dan benar.
  4. Sifat Robot : Biasanya orang yang seperti ini dalam melakukan ibadah tidak ada motivasi apa-apa. Ia melakukan ibadah hanya menurut apa yang diperintahkan, tanpa mengetahui apa tujuan dari perbuatan yang dia laksanakan. Ibadah yang seperti ini tentu tidak membawa pengaruh apa-apa terhadap pelakunya, sebab ibadah yang dilakukan hanya sebatas rutinitas ritual belaka ( hanya sekedar melaksanakan kewajiban ).
Dari uraian di atas coba renungkan dimana posisi ibadah kita selama ini......................?. Semoga ibadah kita semakin baik nilainya di sisi Allah.
 امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ