Sabtu, 17 Agustus 2013

Meraih Ampunan Allah Mencapai SurgaNya

Indikasi Orang Yang Bertakwa
( Upaya menata kehidupan Pasca Ramadhan 1434 H )

Firman Allah dalam Surat Ali Imron:133-136.
وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٣﴾ الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ﴿١٣٤﴾ وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللّهَ فَاسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللّهُ وَلَمْ يُصِرُّواْ عَلَى مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿١٣٥﴾ أُوْلَـئِكَ جَزَآؤُهُم مَّغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ ﴿١٣٦﴾
Artinya: “ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. 
Ayat di atas adalah firman Allah yang menjelaskan ciri-ciri orang yang bertakwa. Pada ayat pertama dari bahagian ayat diatas, Allah SWT memerintahkan terhadap orang-orang yang beriman untuk bersegera meraih ampunan dan surga yang sangat luas yang disediakan Allah untuk orang-orang yang bertakwa. Kemudian pada ayat-ayat selanjutnya Allah SWT menjelaskan beberapa perilaku orang-orang yang bertakwa tersebut. 
Pertama: Berinfak pada saat lapang maupun sempit.
Dalam situasi apapun, baik pada saat berkecukupan maupun dalam keadaan kekurangan orang-orang yang beriman sejatinya selalu berupaya untuk dapat membantu orang lain sesuai dengan kemampuan yang ada, kendatipun mereka sedang kesulitan. Hal yang demikian dinyatakan Allah merupan ciri dari orang yang berakwa.
Rasulullah memerintahkan kepada ummatnya agar menjauhkan diri dari api neraka walaupun hanya bersedekah dengan sebutir kurma. Demikian makna hadits Nabi SAW. 
Allah memulai gambaran orang yang bertakwa dengan infaq karena dua hal: Pertama; infaq adalah kebalikan dari riba yang dilarang oleh Allah melalui ayat sebelumnya (Qs. Ali Imran 130). Riba adalah pemerasan yang dilakukan oleh orang kaya terhadap orang yang membutuhkan pertolongan dengan memakan hartanya dari bayaran hutang yang berlipat ganda. Sedangkan infaq adalah bentuk bantuan kepada orang yang membutuhkan tanpa berharap adanya imbalan. Kedua: Infaq adalah sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan karena kecintaan manusia terhadap harta. Oleh karena itu, siapa saja yang sanggup menginfakkan hartanya baik diwaktu lapang maupun sempit, tentu perilaku seperti itu mengindikasikan bahwa orang tersebut menunjukkan sikap patuh terhadap Allah SWT, karena ketundukkan hati merupakan sebuah ketakwaan.
Berinfak pada waktu lapang memiliki hikmah untuk menghilangkan rasa sombong, rakus, aniaya dan cinta yang berlebihan terhadap harta. Sedangkan berinfak pada saat sulit memiliki hikmah untuk merobah sifat manusia yang punya kecenderungan lebih suka diberi daripada memberi. Terkadang sikap untuk suka memberi ini tidak muncul dihati ummat, karena itu Agama Islam menumbuhkan kesadaran untuk berinfak ini, bahkan Allah mengindikasikan orang yang mau berinfak sebagai orang-orang yang takwa, terlebih bagi mereka yang berinfak walau dalam keadaan sulit. 
Kedua: Mengendalikan Emosi.
Orang yang bertakwa adalah orang yang bisa menahan marah walaupun sebenarnya dia mampu melakukannya. Kalimat “ الْكَاظِمِينَ “ yang terdapat pada ayat di atas bermakna penuh dan tertutup dengan rapat, seperti ember yang penuh berisi air lalu ditutup dengan rapat agar tidak tumpah. Demikin pula dengan rasa marah, sakit hati, atau keinginan untuk menuntut balas yang ada di hati, tapi perasaan itu tidak dituruti melainkan ditahan dan ditutup rapat agar tidak keluar perkataan dan tindakan yang tidak baik. Perilaku seperti ini adalah ciri dari orang yang bertakwa. 
Ketiga: Mau Memaafkan.
Memaafkan berarti menghapus kesalahan orang lain. Seseorang baru dikatakan memaafkan orang lain apabila ia menghapuskan kesalahan orang lain itu, kemudian tidak menghukumnya sekalipun ia mampu melakukannya. Ini adalah perjuangan untuk pengendalian diri yang lebih tinggi dari menahan marah. Karena menahan marah hanya upaya menahan sesuatu yang tersimpan dalam diri, sedangkan memaafkan, menuntut orang untuk menghapus bekas luka di hati akibat perbuatan orang. Ini tidak mudah, oleh karena itu pantaslah sikap mema’afkan ini dianggap perilaku orang yang bertakwa.
Allah memerintahkan kepada manusia agar mau memberi ma’af, seperti firman Allah yang tercantum pada surat Al-A’raf: 199:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
Artinya: “Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh“. 
Keempat: Berbuat Ihsan.
وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan

Berbuat ihsan maksudnya melakukan segala nilai-nilai kebaikan yang mendatangkan keridhaan Allah. Berbuat ihsan adalah perilaku takwa yang lebih tinggi dari tiga perilaku sebelumnya. Allah sangat mencintai orang yang berbuat ihsan dengan berbagai cara yang mungkin dapat dilakukan orang tersebut.
Ada kisah menarik dari contoh orang yang berbuat ihsan ini.
Dikisahkan ada seorang budak melakukan suatu pelanggaran yang membuat tuannya sangat marah. Budak itu berkata kepada tuannya: Tuan, Allah SWT berfirmanوَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ ”. ( Allah menyatakan orang yang bertakwa itu adalah orang yang mampu menahan marahnya ), maka tuannya menjawab: Aku telah menahan marahku.
Budak itu berkata lagi, Allah telah berfirman وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ, (Orang yang bertakwa juga adalah orang yang mau mema’afkan orang). Lalu tuannya menjawab; Kamu telah kumaafkan.
Budak itupun melanjutkan lagi, bahwa Allah telah berfirman وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ, (Allah mencintai orang-orang berbuat baik ) tuannya menjawab: Pergilah kamu! Engkau merdeka karena Allah. Demikian gambaran orang yang berbuat baik. 
Kelima: Menyadari kesalahan lalu beristighfar.
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللّهَ فَاسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka”.
Perilaku ini menggambarkan bagaimana orang yang bertakwa menghadapi dirinya sendiri, yaitu, bila melakukan perbuatan dosa baik sengaja atau tidak, seperti, membunuh, memakan riba, korupsi, berzina, atau menganiaya diri sendiri seperti minum khamar, membuka aurat, tidak shalat, tidak berpuasa, dan sebagainya, mereka langsung ingat Allah, sehingga merasa malu dan takut kepadaNya. Lalu ia cepat menyesali semua perbuatannya dan memohon ampun dan bertekad tidak akan mengulangi lagi kesalahan itu, maka hal yang demikian adalah sikap hidup orang yang bertakwa.
Ayat di atas dapat juga dipahami bahwa hanya Allah lah tempat memohon ampunan, karena hanya Allah juga yang mampu memberi ampunan. Disisi lain ayat ini juga menunjukkan batapa Maha Pemaaf dan Pengampunnya Allah.
Orang-orang yang memenuhi lima kriteria diatas, Allah menjanjikan balasan berupa ampunan, selamat dari siksaan, mendapat pahala yang besar, dan memperoleh surga yang sangat luas dan menyenangkan. Itu semua adalah sebaik-baik balasan dan imbalan Allah terhadap amal yang telah mereka lakukan.
Semoga pasca Ramadhan tahun 1434 H ini kita sebagai pribadi-pribadi muslim dapat mengamalkan lima kreteria yang termuat dalam firman Allah di atas. Isya Allah kita mendapat ampunan Allah dan masuk ke dalam syurgaNya.
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ