Kamis, 19 Januari 2012

Jangan Berburuk Sangka Kepada Allah

Tukang Cukur Dan Pelanggannya

Tak jauh dari perempatan jalan yang ramai terdapat seorang tukang cukur yang sudah berpuluh tahun melaksanakan pekerjaannya di tempat itu. Suatu hari datang seseorang  pelanggan untuk memotong dan merapikan rambutnya. Tukang cukur mulai melaksanakan pekerjaannya, dan mereka-pun terlibat dalam pembicaraan. Pembicaraan bermula dari pertanyaan tukang cukur kepada pelanggannya.

Bapak tadi dari mana? Dari menghadiri kegiatan Majlis Ta’lim, kebetulan kajiannya hari ini masalah ketuhanan, jawab sang pelanggan.

Wah kebetulan, saya mau tanya boleh apa tidak? Boleh, jawab pelanggan. Tukang cukur bertanya, Bapak percaya adanya Tuhan? Tentu saya percaya, jawabnya. Saya tidak percaya samasekali Tuhan itu benar-benar ada, kata tukang cukur. “Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si pelanggan.

“Begini, coba Bapak perhatikan, kalau Tuhan ada seharusnya tidak ada orang yang susah, kita semuakan mau senang dan kaya, seharusnya tidak ada orang yang susah. Tidak ada orang yang sakit dan macam-macam kesusahan lainnya. Terus bagaimana kita mau percaya Tuhan itu ada. Kalau Tuhan itu ada tentu seharusnya Dia tidak membiarkan kita menjadi susah. Lihatlah seperti saya ini, dari dulu saya susah terus, sudah berpuluh tahun saya jadi tukang cukur di tempat ini nyatanya saya tidak pernah hidup senang. Kata si tukang cukur.

Coba Bapak lihat di perempatan jalan itu, di situ banyak orang susah dan meminta-minta “Jika Tuhan itu ada, pasti tidak ada anak-anak yang terlantar, tidur di kolong jembatan dan tidak tentu makannya. “Saya tidak dapat membayangkan Tuhan yang katanya Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”!.

Si pelanggan diam sejenak untuk berpikir mencari-cari jawaban, namun tidak memperoleh jawaban untuk ungkapan yang di kemukakan si tukang cukur.

Tanpa terasa, ternyata tukang cukur berkata, sudah selesai pak. Bapak pelanggan tadi-pun berdiri dan bertanya, berapa bayarannya?. Limabelas ribu, jawab tukang cukur.

Setelah membayar ongkos cukurnya, Bapak tersebut pergi. Sambil berjalan dia terus berpikir tentang apa yang dikatakan tukang cukur kepadanya, tentang tidak benar Tuhan itu ada.
Tak jauh dia melangkah, Bapak tersebut melihat banyak anak-anak jalanan yang rambutnya panjang tidak terurus, ada orang yang brewok, jambang, kumis juga janggutnya tidak rapi dan tidak terurus.

Akhirnya Bapak pelanggan tersebut dapat ilham untuk menjawab ungkapan tukang cukur tadi. Maka dia-pun kembali ke tempat tukang cukur tadi dan berkata: “Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini tidak ada tukang cukur..!” Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : “Kenapa Bapak bisa bilang begitu?”. “Saya sebagai tukang cukur di tempat ini sudah puluhan tahun. Dan saya baru saja mencukur Bapak!” “Tidak! tetap saya tidak percaya” kata Bapak tersebut.  “ Yang pasti tukang cukur itu tidak ada! Sebab jika tukang cukur ada, mana mungkin ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan, macem-macem gaya rambut seperti orang yang ada di perempatan jalan itu, Kalau tukang cukur ada, mestinya semua orang itu rapi seperti saya”, katanya meyakinkan.

“Ah tidak, tukang cukur itu tetap ada!”, sanggah si tukang cukur. “Apa yang Bapak lihat itu adalah salah mereka sendiri, mengapa mereka tidak mau datang  dan mendekati saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya, coba kalau mereka datang tentu saya cukur dan saya rapikan rambut mereka. Jawab si tukang cukur membela diri.

“Benar…... kalau begitu  saya setuju..!” kata Bapak pelanggan tadi.  “Itulah point utamanya…..! Sama halnya dengan Tuhan.

“Maksud Bapak bagaimana?”, tanya tukang cukur tidak mengerti. Sebenarnya Tuhan itu ada! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.? Mengapa orang-orang tidak mau datang kepada-Nya, dan tidak mau mencari-Nya. enggan pula mendekatiNya.? Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Si tukang cukur terbengong!!!! Dalam hati dia berkata : “Benar juga apa yang dikatakan Bapak ini…....!, mengapa aku tidak mau datang kepada Tuhanku, untuk beribadah dan berdoa, memohon agar dihindarkan dari segala kesusahan dalam hidup ini..?”. Tukang cukur itu-pun menyadari kesalahannya dalam memandang tentang keberadaan Tuhan.

Akhirnya Bapak pelanggan tadi-pun pulang dengan hati yang puas dan tenang. Puas karena sudah mampu menjawab pertanyaan si tukang cukur. Tenang karena dia dapat menyadarkan tukang cukur dari kesalahannya dalam memandang keberadaan Tuhan.

Saudaraku………………….
Pertebal iman kepada Allah.
Perbanyak ilmu agar hidup menjadi mudah.
Dekatkan diri kepada Allah dengan ibadah.
Hiasi pula hidup dengan Akhlaqul Karimah.
Insya Allah hidup akan barokah.
Ridho Allah akan tercurah.
Hidup-pun akan terhindar dari rasa gundah.
Sebab hati telah berlabuh dalam lautan ma’rifah kepada Allah.