Jumat, 25 Februari 2011

Kisah Islami


Bicara Dengan Hati, Allah Tetap Mengetahui
Firman Allah dalam Al-Qur’an suroh At-Tahrim ayat 8:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحاً عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الانْهَارُ يَوْمَ لا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
                                                                                                                                               
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".

Al-Kisah...............................!
Pada suatu hari Rasulullah mendapat berita yang mengagetkan tentang salah seorang sahabatnya. Ia sedang mengalami sakaratul maut. Sudah kami talkin/bimbing agar menyebut nama Allah, tetapi lidahnya bagai terkunci, demikian tutur si pembawa kabar.
Rasulullah bergegas menuju ke rumah sahabatnya itu. Sebab, ia seorang mukmin yang beriman, pejuang yang ikhlas, dan dermawan yang tekun beribadah. Ia harus diselamatkan.
Sahabatku, katakanlah “ لا َ اِ لـهَ اِ لاَّ اللهُ  “, ujar Nabi. Tetapi, orang itu hanya membisu saja. Katakanlah “اِلاَّالله  “, desak Nabi. Masih juga orang itu memandang kosong. Katakanlah الله  Nabi berbisik kembali. Orang itu tetap diam. Lalu, menghembuskan napas terakhir.
Para sahabat menjerit kecil. Mereka sangat sedih menyaksikan rekan setia mereka mengakhiri hidup di dunia ini tanpa mampu melafadzkan kalimat tauhid. Namun, anehnya Nabi malah tersenyum ceria dan wajahnya bersinar cerah. Tentu saja para sahabat keheranan. Di antara mereka, ada yang tidak tahan untuk segera melontarkan pertanyaan.
Wahai kekasih Allah, alangkah mengherankan sikapmu. Kami semua cemas memikirkan nasib malang yang menimpa rekan kami itu di akhirat kelak, mengapa engkau justru kelihatan gembira?.
Nabi, dengan wajah yang berseri menjawab. "Tidakkah kalian lihat menjelang ajalnya, ia sekilas menatap ke atas? Ia menghadap Allah dengan isyarat matanya. Ia tidak mampu bertobat dengan lidahnya. Tetapi, ia memohon ampun dengan hatinya. Aku senang sekali, karena Allah menyampaikan kepadaku bahwa kedatangannya diterima dalam ridha-Nya.
Sumber: Mutiara Hikmah dalam 1001 Kisah.