Jumat, 28 Desember 2012

Menyongsong Tahun 2013


MENYIKAPI PERGANTIAN TAHUN
Waktu berjalan dan akan terus berjalan, tahun 2012 akan berakhir dan kita akan memasuki tahun 2013. Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk menyambut datangnya tahun baru. Bagi ummat Islam sejatinya harus bijak dan tepat dalam menyikapi setiap pergantian tahun.
Sekurang-kurangnya ada empat hal yang perlu dilakukan seorang muslim dalam menyikapi pergantian tahun.
Pertama: Bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikanNya kepada kita. Diantaranya adalah umur yang sampai saat ini masih diberikannya kepada kita dan insya Allah dapat pula sampai kepada tahun 2013 yang sebentar lagi akan hadir dalam kehidupan kita.
Kedua: Melakukan “Muhasabah” (intropeksi diri). Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kita melaksanakan perintah Allah atau menjauhi laranganNya. Kita seharusnya dapat mengoreksi diri sendiri dan selanjutnya hati nurani kita akan menyimpulkan apakah hidup yang dijalankan selama ini sudah baik atau tidak. Manakala hati nurani mengatakan masih banyak keteledoran dan kekurangan dari hal-hal yang baik, maka diharapkan kedepannya akan berupaya untuk melakukan hal-hal yang lebih baik lagi. Dengan demikian, oriantasi kehidupan akan selalu terarah kepada nilai-nilai yang positif.
Ketiga: Membersihkan diri dari segala prilaku yang mendatangkan hal-hal yang negatif. Berbagai peristiwa kita alami dalam kehidupan ini. Ada yang menyenangkan, ada pula yang menyedihkan, terkadang kita kurang arif dalam menyikapinya, bahkan tidak jarang menjurus kepada sikap yang mendatangkan dosa. Untuk itu, kita perlu membersihkan diri dari segala sikap yang tidak baik agar tidak terulang berbuat dosa.
Keempat: Optimis dalam menatap masa depan sembari berusaha secara maksimal yang dibarengi dengan berdoa kepada Allah SWT., agar apa yang dicita-citakan berwujud kesuksesan dan keberkahan. Karena itu, jangan pernah berputus asa, tapi optimislah dalam kehidupan.
Semoga tahun 2013 yang akan kita hadapi bisa kita isi dengan nilai-nilai yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ

Isa Al-Masih Menurut Al-Qur'an

Bantahan Al-Qur’an; Isa Al-Masih Bukanlah Tuhan
Orang Yahudi meyakini Uzair adalah anak Tuhan. Orang Nasrani meyakini bahwa Isa anak Tuhan.  Islam mengajarkan kepada ummatnya hanya mengenal dan mengakui konsep Tauhid,  yakni mengesakan Allah.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾
Artinya:Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa (1) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu (2) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan (3)dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia (4).(Q.S.Al-Ikhlash 1-4).
Terhadap keyakinan orang Yahudi dan Nasrani tersebut Allah membantahnya, keyakinan mereka itu hanya ucapan kosong yang tidak sesuai dengan ajaran yang sesungguhnya dan akibat mereka tidak berpegang pada wahyu Allah.  
Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 30-31:
وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ. اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لا إِلَهَ إِلا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ                                                                                                            
Artinya: Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Allah.” Demikian itu hanya ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka, bagaimana mereka sampai berpaling (dari ajaran Tauhid)? Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Tokoh agama dari kalangan mereka mengelabui ummatnya dan mengarang-ngarang wahyu seakan apa yang mereka ucapkan benar-benar datang dari Allah. Allah membongkar kejahatan para tokoh agama itu dalam firman-Nya surat Al-baqarah : 77 – 79) :
أَوَلا يَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ . وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلا أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَظُنُّونَ . فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ.                         
 Artinya: Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan?. Dan diantara mereka ada yang ummiyyun (buta huruf), tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. Maka neraka wail-lah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.
Prilaku pemuka agama Nasrani dan Yahudi itu semakin aneh, sampai-sampai mereka mengatakan pada ummat, bahwa mereka tidak akan masuk neraka kecuali hanya beberapa hari saja. Mereka begitu berani demi meyakinkan para pengikut mereka terhadap ajaran yang kebanyakannya mereka karang sendiri. Dalam hal tersebut Allah menjelaskan dalam surat Al-baqarah ayat 80 – 81 :
وَقَالُوا لَنْ تَمَسَّنَا النَّارُ إِلا أَيَّامًا مَعْدُودَةً قُلْ أَتَّخَذْتُمْ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدًا فَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ عَهْدَهُ أَمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ. بَلَى مَنْ كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.                                                                                                              
Artinya: Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja.” Katakanlah: “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”(80) (Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah dibalut oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.(81).
Pemuka agama Yahudi dan Nasrani tidak hanya mengklaim Uzair dan Isa putra Maryam sebagai anak Allah, akan tetapi mereka orang-orang Yahudi dan Nasrani semuanya anak Allah. Allah menjelaskan hal ini dalam surat Al-Maidah ayat 18 – 19 :
وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالارْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ . يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلَى فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ أَنْ تَقُولُوا مَا جَاءَنَا مِنْ بَشِيرٍ وَلا نَذِيرٍ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَشِيرٌ وَنَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.                                                                           
Artinya:Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.” Katakanlah: “Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?” (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu). Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami (Muhammad Saw), menjelaskan (syari’at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: “Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan.” Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Demikian itu informasi Al-Quran tentang prilaku para pemuka agama di kalangan Yahudi dan Nasrani. Mereka sangat leluasa mengarang ajaran agama dengan cara mencampur adukkan antara yang haq (kebenaran) dengan yang bathil (kebatilan).
Al-Qur’an sebagai Kitab Allah yang terakhir diturunkan untuk umat manusia, membongkar motivasi para tokoh agama Yahudi dan Nasrani berbuat senekat itu. Motivasi utama mereka adalah untuk kepentingan dunia berupa harta dan kekayaan. Allah memperingatkan ummat Nabi Muhammad agar para tokoh agamanya (ulamanya) tidak berprilaku seperti itu, seperti yang dijelasakan dalam surat At-Taubah ayat 34 -35.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الاحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ. يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَذَا مَا كَنَزْتُمْ لانْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ.                                                                                           
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,(34) pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.”
Pengakuan orang Nasrani bahwa Isa adalah Tuhan sangat tidak tepat, bahkan Allah men-Cap mereka sebagai orang kafir. Seperti yang difirmankan Allah dalam surat Al-Maidah ayat 72- 75:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُواْ اللّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ ﴿٧٢﴾ لَّقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللّهَ ثَالِثُ ثَلاَثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَـهٍ إِلاَّ إِلَـهٌ وَاحِدٌ وَإِن لَّمْ يَنتَهُواْ عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٧٣﴾ أَفَلاَ يَتُوبُونَ إِلَى اللّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٧٤﴾ مَّا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلاَّ رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ كَانَا يَأْكُلاَنِ الطَّعَامَ انظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الآيَاتِ ثُمَّ انظُرْ أَنَّى يُؤْفَكُونَ ﴿٧٥﴾                                                                                                                                           
Artinya: Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.
Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Al Masih putera Maryam hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).
Dari ayat-ayat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa dalam aqidah Islam, Isa bukanlah Tuhan. Dia adalah salah seorang Nabi Allah yang membawa ajaran Tauhid, sama dengan ajaran tauhid yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, yang sama-sama meneruskan ajaran Tauhid dari nabi-nabi sebelumnya.
Semoga kita tetap diberi Allah hidayah agar tetap meng-EsakanNya.