Minggu, 11 November 2012

Tabayyun

Melakukan Tabayyun Dalam Menerima berita

Ada dua ungkapan kata yang maknanya berkenaan dengan berita; pertama khabar, kedua Naba’.
Khabar adalah suatu berita yang informasinya dipandang ringan-ringan saja, sedangkan Naba’ adalah suatu berita yang informasinya mengindikasikan sesuatu yang dahsyat atau menghebohkan.
Baik Khabar maupun Naba’ apabila disampaikan, seorang mukmin harus berhati-hati dalam menanggapinya, terlebih apabila yang menyampaikannya adalah orang-orang yang fasik. Tujuannya, agar tidak salah dan terkecoh akan berita yang disampaikan. Dalam hal ini Allah SWT menuntun orang-orang yang beriman dalam menerima berita dari orang-orang yang fasik melalui firmanNYA dalam surat Al-Hujurat ayat 6:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْماً بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu“.
Sehubungan dengan ayat di atas, Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa Allah memerintahkan kepada kita: pertama, mengecek kabar yang berasal dari orang-orang fasik. Kedua,  berhati-hati dalam menyikapi perkataan mereka, sehingga bisa diketahui apakah dusta atau benar. Ketiga, agar kita tidak langsung memutuskan hanya lantaran mendengar berita itu. Keempat, bahwa Allah telah melarang kita untuk mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.
Melihat kondisi kekinian yang ada di Republik Indonesia ini kelihatannya bangsa ini tidak lepas-lepasnya dirundung masalah. Belum selesai masalah yang satu, muncul masalah yang lain. Diantaranya polemik yang terjadi atas pemberian Grasi oleh Presiden terhadap terpidana mati Meirika Franola dengan kasus narkoba. Ada yang mendukung, ada pula yang menentang.
Tentu dalam hal ini terutama para pemimpin di Negeri ini harus arif dan bijak dalam menerima setiap informasi yang disampaikan, dalam istilah Al-Qur’an harus melakukan Tabayyun (Cek End Ricek ) terlebih dahulu agar setiap keputusan yang diambil tidak menimbulkan polemik yang memicu konplik yang berkepanjangan.
Semoga pemimpin di Negeri ini bisa lebih arif lagi dalam menjalankan kepemimpinannya.