Minggu, 08 September 2013

Memahami Nilai-Nilai Ibadah Haji

NILAI-NILAI SUFISTIK IBADAH HAJI
           
I. Ibadah Haji Dapat Ditinjau Dari Dua Sisi:
  1. Syari’at ( Makna formal ), menyangkut masalah syarat, wajib dan rukun haji yang berkaitan dengan penilaian sah atau tidaknya ibadah haji seseorang. 
  2. Hakikat ( Makna bathin ), menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan makna ibadah secara bathiniyah untuk dapat merasakan hikmah dari nilai-nilai ibadah dalam kehidupan seseorang, dan diharapkan dapat membentuk kepribadian yang baik lewat tempaan ibadah yang dilaksanakan, karena itu pendekatan ibadah melalui nilai-nilai bathiniyah sangat penting, karena secara mendasar dapat merasakan nilai-nilai sufistik dalam ibadah tersebut.
 II. Proses Sederhana Dalam Pelaksanaan Ibadah Haji: 
  1. Memenuhi undangan Allah. 
  2. Praktikum menjadi hamba Allah yang sempurna  
  3. Geladi resih  mempersiapkan diri untuk  menghadap kepada Allah yang sesungguhnya.

III. Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Ibadah Haji:
  1.  Buka dan ganti pakaian kebesaran dengan pakaian kematian. 
  2. Mandi dan sucikanlah badan sebagai persiapan untuk pensucian jiwa.  
  3. Gunakan pakaian ihrom, karena itulah pakaian yang sesungguhnya. 
  4. Shalatlah dua raka’at dan mantapkan tekad.  
  5. Pasang niat, kuatkan ikrar.  
  6. Kumandangkan Talbiyah sebagai tanda menyahuti panggilan Allah dan sebagai tanda pengukuhan tujuan anda datang.  
  7. Laksanakan Thawaf di Ka’bah mulia untuk sadarkan diri bahwa tujuh hari dalam seminggu harus di isi dengan nilai-nilai ketaatan.  
  8. Laksanakan Sa’i antara Bukit Shofa dan Marwah dengan menyadari bahwa hidup harus penuh dengan perjuangan.  
  9. Sadarkan diri saat wukuf di Padang Arofah bahwa wukuf di Padang Arofah adalah tamsilan bentuk miniatur kehidupan Padang Mahsyar.  
  10. Melontar Jumroh di Mina sebagai lambang membuang jauh-jauh nafsu syaitoniah dari dalam diri kita. 
  11. Melaksanakan Thawaf Wada’ (perpisahan), untuk menyadarkan diri bahwa setiap perpisahan hendaknya bernilai dengan kebaikan. Terlebih pada saat berpisah dengan dunia, sejatinya kita dalam keadaan husnul Khotimah.