Selasa, 12 April 2011

Perbaiki Diri Dari Kelalaian


LALAI AKAN MEMBAWA CELAKA
Dalam menjalankan kehidupan di bumi ini banyak manusia yang lalai akan kewajibannya kepada Allah. Sifat lalai itu merupakan racun yang sangat mematikan, penyakit yang sangat berbahaya, yang dapat menguasai hati, merusak jiwa, serta melumpuhkan gairah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Kelalaian man usia dari mengingat Allah akan merugikannya terutama dalam kehidupan di akhirat kelak. Banyak manusia yang terjebak dengan kesenangan hidup di dunia ini,  angan-angan yang berlebihan telah menipunya. Banyak manusia yang disetir oleh keinginan-keinginan buruk, dipengaruhi dorongan hawa nafsu dan bisikan syaitan yang selalu menyuruh kepada perbuatan tercela, namun sayangnya menusia yang seperti itu masih banyak yang mengira bahwa mereka sudah banyak berbuat kebaikan.
Allah SWT.  berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat 1:
اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مَّعْرِضُونَ
 Artinya: " Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
Manusia yang memperturutkan keinginan nafsunya berakibat ia akan lalai dari mengingat Allah, urusan dan kepentingannya terutama untuk kehidupan akhirat akan terabaikan, dia kurang memperhatikan terhadap hal-hal yang mendatangkan manfaat dan membawa kemaslahatan/kebaikan untuk kehidupannya. Manusia yang seperti ini akan selalu menyibukan diri dengan hal-hal yang sama sekali tidak bermanfaat, bahkan justru mendatangkan malapetaka baginya.
Dalam Al-Qur’an surat Yusuf ayat 103 Allah berfirman :
وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ
Artinya: "Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman-walaupun kamu sangat menginginkannya”.
Firman Allah dalam surat Al An'am ayat 116
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ
Artinya: " Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”.
Firman Allah dalam surat Yunus ayat 92:
وَإِنَّ كَثِيراً مِّنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ  …………………………

Artinya: "………………………Dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami".
Manusia yang lalai dalam menjalankan kewajibannya kepada Allah pada hari kiamat kelak tidak akan dapat memberikan argumen dalam membela diri bahwa kelalaiannya semasa hidupnya di dunia diakibatkan tidak mengetahui kejadian yang akan dialaminya dalam kehidupan akhirat. Argumen apapun tidak akan diterima, sebab Allah telah mengutus para Rasul, mereka mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, melarang untuk menyekutukanNya. Rasul yang diutus menyampaikan kepada manusia agar meninggalkan jalan-jalan yang menyesatkan. Disisi lain Allah telah menurunkan kitab-kitab yang di dalamnya mengandung peringatan agar manusia jangan tertipu akan kehidupan dunia, dan manusia diberi peringatan akan adanya kehidupan akhirat dan dalam kehidupan akhirat itu akan diminta pertanggung jawaban dari segala apa yang dikerjakan manusia semasa hidupnya di dunia. Oleh sebab itu manusia tidak akan dapat mengelak dari tuntutan Allah terhadap kelalaiannya untuk beribadah kepadaNya.
Siksa bagi orang yang lalai .
Orang-orang yang lalai akan kewajibannya untuk beriman dan beribadah kepada Allah akan mendapatkan sangsi, baik di dunia maupun di akhirat. Allah SWT. berfirman tentang ummat Nabi Musa as tatkala mereka mendustakan dan menyakitinya.
فَانتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَأَغْرَقْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا وَكَانُواْ عَنْهَا غَافِلِينَ
Artinya: "Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggalamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu." (Qs: Al-A'raf: 136) .
Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala menyiapkan neraka Jahannam sebagai tempat siksaan di akhirat bagi orang-orang yang lalai. Firman Allah dalam surat Al-A’raf ayat 179:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Artinya: " Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Ayat ini menjelaskan bahwa tempat akhir orang-orang yang lalai adalah neraka Jahannam disebabkan mereka memiliki hati, namun hatinya sangat keras, tidak pernah tersentuh dan tergerak sedikitpun akan pengajaran dan perintan Allah dan RasulNya, hati mereka bagaikan batu, bahkan lebih keras.
Mereka memiliki mata yang mampu melihat pemandangan dhahir (luar) segala sesuatu, namun tidak mampu melihat dengannya hakikat segala urusan, dan tidak mampu membedakan antara yang bermanfaat dengan yang membahayakan.
Dan mereka memiliki telinga yang dengannya mereka mendengarkan suara-suara kebatilan, seperti dusta, kebohongan, kata-kata kotor, ghibah, dan namimah, dan mereka tidak mengambil manfaat dengannya dalam mendengarkan hal yang benar dan jujur yang berupa kitab Allah Subhanahu wa Ta'ala dan sunnah Rasul-Nya.
Firman Allah dalam surat Yunus ayat 7 -8 :
إَنَّ الَّذِينَ لاَ يَرْجُونَ لِقَاءنَا وَرَضُواْ بِالْحَياةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّواْ بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ  أُوْلَـئِكَ مَأْوَاهُمُ النُّارُ بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan “.
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga menginformasikan bahwa kelalaian itu bila telah menguasai hati menyebabkan seseorang ridha dengan kekufuran, dadanya merasa tenteram dengannya, pintu-pintu hidayah tertutup, dan terkuncilah hati itu, sehingga taubat dan hidayah sangat sulit tercapai.
Allah berfirman An Nahl :106-108.
مَن كَفَرَ بِاللّهِ مِن بَعْدِ إيمَانِهِ إِلاَّ مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالإِيمَانِ وَلَـكِن مَّن شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْراً فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ ﴿١٠٦﴾ ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اسْتَحَبُّواْ الْحَيَاةَ الْدُّنْيَا عَلَى الآخِرَةِ وَأَنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ ﴿١٠٧﴾ أُولَـئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ ﴿١٠٨﴾
Artinya: " Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai.
Dari uraian yang telah dikemukakan di atas mari kita melakukan intropeksi diri apakah kita termasuk dari golongan manusia yang lalai. Andaikan kita termasuk di dalamnya mari kita segera memperbaiki diri, kejarlah ketinggalan, dan mulailah menata diri dengan cara-cara yang disyari'atkan Allah agar kita mampu melepaskan diri dari cengkaraman kelalaian sepanjang masa, dengan demikian insya Allah kita akan selamat baik di dunia maupun di akhirat, dan kita berharap semoga ridha Allah akan menyertai kita.
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ