Banyak diantara kita yang tidak menghargai air. Kita seringkali tidak menggunakannya secara baik. Padahal berwuduk di Samudera yang luas sekalipun tidak boleh melibihi dari kader yang ditetapkan. Memang, bagi kita di Indonesia , air bagaikan tanpa harga. Tetapi di Timur Tengah harganya cukup mahal, dan tidak jarang melebihi harga bensin.
Tahukah Anda berapa nilai segelas air disisi Harun Al-Rasyid, penguasa Dinasti Abbasiyah (766-809 M), yang pada masanya di nilai masa keemasan Islam?. Atau disisi Umar bin Khattab ra ?. Atau bahkan disisi Allah?. Dibalik kisah berikut ini terkandung pelajaran yang sangat berharga dalam kaitannya dengan penggunaan air.
Suatu ketika, Harun Al-Rasyid duduk gelisah, entah apa sebabnya. Dia memerintahkan salah seorang pembantunya untuk mengundang Abu As Sammak, seorang ulama terhormat pada masanya. “ Nasihatilah aku, wahai Abu As Sammak,” kata A-Rasyid.
Pada saat itu seorang pelayan membawa segelas air untuk Al-Rasyid, dan ketika dia bersiap untuk meminumnya, Abu As Sammak berkata: “ Tunggu sebentar wahai Amirul Mukminin. Demi Tuhan, aku berharap agar pertanyaanku dijawab dengan jujur. Seandainya Anda haus, tapi segelas air ini tak dapat anda minum, berapa harga yang bersedia Anda bayar demi melepaskan dahaga?”. Setengah dari yang kumiliki, ujar Al-Rasyid dan kemudian ia pun meminumnya.
Beberapa saat kemudian Abu As Sammak bertanya lagi, “ Seandainya apa yang Anda minum tadi tidak dapat keluar, sehingga mengganggu kesehatan Anda, berapakah Anda bersedia membayar untuk kesembuhan Anda?”, Setengah dari yang kumiliki, jawab Al-Rasyid dengan tegas.
“ Ketahuilah bahwa seluruh kekayaan dan kekuasaan yang nilainya hanya seharga segelas air tidak wajar diperebutkan atau dipertahankan tanpa hak,” kata Abu As Sammak.
Khalifah yang kekuasaannya meliputi beberapa Negara yang amat luas dan kekayaannya tidak ternilai itu mengangguk membenarkan.
Lain kisah Umar bin khattab ra. Hurmuzan, seorang tokoh Persia yang sedang ditawan dan kemudian dijatuhi hubungan mati memohon kepada Umar r.a, “Berilah aku segelas air sebelum hukuman dijatuhkan kepadaku”.
Umar setuju, dan sebelum terpidana tersebut minum, ia memandang Umar dengan bertanya, “Apakah aku memperoleh keamanan sampai air ini habis aku minum?”.
Umar mengiayaka, tetapi dengan serta merta Hurmuzan menumpahkan isi gelas itu, dan dengan senyum penuh arti dia berkata, “ Tepatilah janjimu wahai Umar! Berilah aku keamanan.”
Hadirin yang menyaksikan tersentak, namun Umar berkata, “Lepaskan dia, kita harus setia kepada janji, apapun akibatnya”. Segelas air yang merupakan sumber kehidupan, bahkan kehidupan itu sendiri, tiada artinya jika menyalahi kesetiaan kepada janji. Inilah harga segelas air bagi Umar r.a.
Ada seorang yang bergelimang dosa melihat seekor anjing kehausan, Ia sodorkan segelas air kepada binatang itu, Sabda Nabi yang menguraikan peristiwa ini: “ Allah mengampuni dosa-dosanya, dan memasukkannya ke dalam surga karena segelas air itu.” Inilah harga tertinggi bagi segelas air.
Banyak tuntunan agama menyangkut air. Di dalam Al-Qur’an saja kata “air” terulang sebanyak 63 kali. Salah satu yang amat sarat dengan makna adalah firman Allah dalam surat Hud ayat 7:
“ ……. وَهُوَ الَّذِي خَلَق السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاء لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً “.
Artinya: “Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah `Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya “.
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.
Sumber:
Lentera Hati, M. Quraish Shihab.