Minggu, 12 Desember 2010

MENUJU RUMAHKU SURGAKU


MENUJU RUMAHKU SURGAKU
Drs. H. Khairul Akmal Rangkuti

Firman Allah dalam Surat An-Nisa’:1.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا .
“ Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu “.

Keadaan surga yang akan dimasuki oleh orang-orang yang beriman kelak di Hari Akhirat, telah termaktub di dalam Kitabullah dan hadits-hadits Rasulullah SAW. Lalu bagaimana gambaran atau keadaan "Surga" yang ada di dunia ini, khususnya di rumah kita? Bagaimana hakikat "Rumahku adalah surgaku"?

Kita sering menyaksikan, bahkan mungkin mengalami di dalam keluarga kita, di rumah kita, suatu keadaan yang membuat dada menjadi sempit, tegangnya urat leher, naiknya darah ke ubun-ubun, gemertaknya gigi sembari mengepalnya tangan. Itulah keadaan yang diakibatkan oleh berbagai ulah anggota keluarga yang tidak pada tempatnya. Orang sering mengatakan:"Rumahku bagai neraka, yang membuat seluruh anggota keluarga tak kerasan tinggal di dalamnya.Ia penuh dengan malapetaka. Bahtera rumah tangga terhempas karenanya. Cita-cita keluarga hanya tinggal angan-angan belaka. Alangkah sengsara hidupnya". Percekcokan, saling ejek, egoistis, piring terbang sering terjadi, hingga kekerasan fisik mewarnai perjalanan rumah tangga yang jauh dari sakinah mawaddah dan rahmah. Kita semua tentu saja tidak menginginkan hal itu terjadi. Akan tetapi seringkali anggota sebuah rumah tangga tidak mampu menahan hal tersebut, sekaligus tidak memiliki bekal yang cukup dan hidayah dari Allah untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah dan rahmah, untuk merasakan “ Rumahku adalah Surgaku.

Di awal tulisan ini telah dikemukakan firman Allah dalam surat An-Nisa’:1.

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا .
“ Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu “.

Kita diseru Allah agar bertakwa kepadaNya. Allah SWT. juga menginformasikan bahwasanya diciptakanNya pula pasangan hidup kita masing-masing. Melalui pasangan suami-istri (pasutri) inilah, Allah SWT mengembakbiakkan  manusia yang banyak jumlahnya, laki-laki dan perempuan. Pergaulan suami istri yang Allah taqdirkan membuahkan hasil berupa anak, hendaknya atas dasar takwa, sehingga pergaulan suami istri tersebut benar-benar membuahkan anak-anak shalih dan shalihah. Selanjutnya jumlah manusia yang banyak itu hendaknya tetap menjaga silaturrahmi, menjaga hubungan baik secara harmonis, sebab pada asalnya manusia adalah dari satu keturunan, yaitu dari Adam dan hawa’ . Untuk menjaga pasangan suami isteri dan anak-anak serta anggota keluarga lainnya agar tetap hidup harmonis, penuh kasih sayang di bawah ridha Allah SWT (mawaddah dan rahmah) yang hal itu merupakan wujud dari rumahku surgaku, maka beberapa kiat berikut ini layak untuk ditempuh yakni:
Pertama, jaga masing-masing hak dan kewajiban anggota rumah tangga.
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman :

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Maha-perkasa lagi Mahabijaksana." (Al-Baqarah: 228).
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya :
"Dari Mu'awiyah bin Haidah al-Qusyairi diriwayatkan bahwa ia berkata, 'Aku pernah bertanya, 'Wahai Rasulullah, apa hak istri salah seorang di antara kami atas suaminya?' Beliau menjawab, 'Hendaknya kamu memberinya makan sebagaimana yang kamu makan, memberinya pakaian sebagaimana yang kamu kenakan, dan jangan kamu pukul wajah, jangan menjelek-jelekkan, serta janganlah kamu tidak mengajak bicara kepadanya kecuali di rumah saja'." (HR. Abu Dawud no.2142, hadits ini hasan shahih menurut al-Albani).

Pada hadits yang lain Rasul bersabda, artinya:.
"Ketahuilah, bahwa kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian, dan istri-istri kalian juga memiliki hak terhadap diri kalian. Adapun hak kalian terhadap istri-istri kalian adalah: Hendaknya mereka tidak membiarkan orang yang tidak kalian sukai untuk tidur di atas tempat tidur kalian, dan tidak mengizinkan orang yang tidak kalian sukai masuk ke rumah kalian. Sedangkan hak mereka terhadap kalian adalah: Hendaknya kalian memberi pakaian dan makanan yang baik kepada mereka." (HR. at-Tirmidzi no.1161,).

Kedua, saling nasihat-menasihati di dalam kebenaran, kesabaran, dan keikhlasan atas dasar kasih sayang dan dengan cara yang lembut. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran." (Al-Ashr : 2-3). 

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
" Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (Ali Imran: 159).

Saling menasihati merupakan pilar penjaga harmonisasi keluarga, sebab manusia adalah makhluk yang suka lupa. Jika salah satu lupa dan yang lainnya mengingatkan (menasihati) dengan cara yang lembut, maka pasangannya tetap berada di dalam jalan yang benar. Dan ini tentu saja yang dikehendaki bersama.

Ketiga, sebagai pasutri dan anggota keluarga lainnya yang senantiasa menghendaki rumahku adalah surgaku, keluarga yang mulia karena takwa, tinggi derajat karena beriman dan berilmu, maka sudah seharusnya untuk senantiasa berlomba untuk mewujudkan Surga dunia dan akhirat. Sebagaimana yang Allah SWT. gambarkan berikut ini di dalam FirmanNya pada surat Ali Imran:133-135.


وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ . الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ . وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ الله وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ ُ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (Ali Imran: 133-135).

Pasangan suami isteri dan anggota keluarga lainnya yang hendak mewujudkan surga dunia dan akhirat, yang mewujudkan rumahku surgaku, maka hendaknya mereka senantiasa melatih diri:

1. Berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit.
2. Menahan amarah.
3. Memaafkan kesalahan orang lain.
4. Bertaubat.

Keempat, anggota keluarga yang dapat mewujudkan rumahku surgaku adalah mereka yang senantiasa tolong menolong dan bekerja sama di dalam kebajikan dan ketakwaan. Mereka akan senantiasa menjauhi keburukan, permusuhan, dan perbuatan dosa lainnya. Allah SWT. berfirman :

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَتَعَاوَنُوا عَلَى اْلإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya." (Al-Ma`idah: 2).

Berdasarkan kerja sama dan tolong menolong atas dasar kebajikan dan takwa itulah, setiap munculnya problematika keluarga, akan dapat diatasi, dihadapi, dan diselesaikan dengan solusi yang menyenangkan, bukan berakhir dengan mengenaskan.

Itulah sekelumit kiat yang, insya Allah, dapat mengantarkan keluarga kita semuanya menuju kepada cinta sejati, cinta dari Sang Pencipta. Yang apabila kita dapat mewujudkannya, insya Allah dapat membantu untuk meraih ridhaNya, bagaimanapun keadaan kita. Itulah kiat yang dapat mengantarkan kita kepada kebahagiaan yang hakiki dunia dan akhirat. Kebahagiaan yang hanya akan dapat diraih oleh orang-orang yang benar-benar beriman, bertakwa, dan hidup Islami.


Tidak ada komentar: