SUMATERA UTARA MASIH BERPELUANG BANJIR
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Polonia Medan memastikan, cuaca ektrem sebagai penyebab banjir besar di Medan, Sumatera Utara (Sumut), masih berpeluang sampai di bulan April 2011 mendatang. Masyarakat pun diminta untuk mewaspadai banjir susulan tersebut.
"Banjir kiriman bisa memungkinkan terjadi beberapa hari ke depan. Ini bisa terjadi karena curah hujan yang cukup tinggi dan adanya kiriman dari hulu sungai," ujar Kepala Seksi data dan Informasi BMKG, Firman Amg, Jumat (7/1).
Firman mengatakan, banjir susulan masih berpeluang menimpa sebagian dari kota ini karena terjadi penyempitan aliran sungai. Yang mana, setiap sungai sudah tidak mampu lagi menampung debit air, kemudian meluap sehingga mengakibatkan banjir.
"Pemerintah perlu mempersiapkan alat peringatan dini untuk menghindari jatuhnya korban lebih banyak lagi. Sebab, curah hujan masih sangat tinggi di beberapa daerah yang memiliki pegunungan - pegunungan," katanya.
Selain karena terjadi penyempitan pada daerah aliran sungai (DAS) akibat pengalihan fungsi, pengerukan atas sendimentasi sungai yang sangat tinggi sama sekali tidak pernah dilakukan, sehingga mengakibatkan banjir.
"Cuaca di daerah ini memang lagi tidak stabil. Kondisi cuaca di daerah ini dipengaruhi oleh angin musim di timur laut. Ini juga tergantung pada kerawanan awan di seputaran Selat Malaka. Jika di sana terjadi pengumpulan awan yang sangat tinggi maka bisa mendorong ke arah daerah ini sehingga mengakibatkan hujan," sebutnya.
Tidak hanya di Medan, potensi hujan yang mengakibatkan banjir bisa berpeluang menimpa beberapa kawasan di Pantai Timur Sumatera, seperti di Kabupaten Serdang Bedagai, Labuhanbatu bagian Selatan dan Asahan.
"Bila awan besar di Selat Malaka terdorong ke arah Pantai Timur Sumatera bisa mengakibatkan banjir besar di daerah tersebut. Oleh karena itu, harus ada disediakan alat peringatan dini untuk mengetahui bakal terjadi banjir. Tidak sulit untuk mengantisipasi hal ini jika mau dilaksanakan," sebutnya. [155]
Sumber Data: Suara Pembaruan.
Diposkan kembali oleh Drs. H. Khairul Akmal Rangkuti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar