Rabu, 12 Januari 2011

KISAH TELADAN


HARITSAH BIN SUROQOH
( PEMUDA YANG MENDAMBAKAN MATI SYAHID )
Suatu hari, ketika Nabi Muhammad saw. berjalan di kota Madinah, beliau berpapasan dengan seorang yang bernama Haritsah bin Suroqoh. “Haritsah! Bagaimana keadaanmu pagi ini?” Rasul bertanya. “Ya Rasulallah! Pagi ini aku merasakan telah mencapai hakikat keimanan,” jawab Haritsah. Mendengar jawaban tersebut, Nabi Muhammad bertanya. “Apakah buktinya dan dimanakah bukti akan hakikat keimananmu?” .

“Cinta pada dunia telah hilang dari dalam diriku sehingga nilai emas dan batu sama saja di mataku. Seolah-olah dalam mataku dengan jelas aku dapat melihat Arasy Allah, penghuni Syurga mendapatkan nikmat di Syurga manakala penghuni Neraka menerima azab di Neraka. Ya Rasulallah! Pada waktu malam aku bermunajat dan di siang hari aku berpuasa,” kata Haritsah.

“(Engkau adalah) hamba Allah yang telah memperoleh cahaya di hatimu. Haritsah, engkau telah menerimanya, maka jadikanlah ia sebagai amalan,” kata Nabi Muhammad kepadanya. “Wahai Nabi Muhammad! Kau doakanlah aku mati syahid di jalan Allah,” kata Haritsah. Kemudian, Nabi Muhammad pun mendoakan agar Haritsah berpeluang untuk mati syahid.

Pada suatu hari Nabi Muhammad dan para sahabat keluar dari kota Madinah untuk berperang melawan orang-orang kafir Quraisy di Perang Badar. Jumlah tentara orang kafir lebih dari 950 orang sedangkan tentara Muslim hanyalah 313 orang tanpa memiliki senjata yang memadai, diantara pejuang itu adalah seorang pemuda yang bernama Haritsah, ( menurut ahli sejarah saat itu usia Haritsah baru 17 tahun ).

Walau jumlah tentara ummat islam tidak sebanding dengan tentara kaum kafir Quraisy, Allah memberikan kemenangan kepada mereka. 70 orang tentara kafir Quraisy terbunuh,70 orang tertawan. Sebanyak 14 orang sahabat mati syahid dan Haritsah adalah salah seorang diantara mereka.

Ketika Nabi Muhammad dan para sahabat kembali dari medan perang, ibu Haritsah menemui Rasul dan bertanya.

Wahai Nabi, dimanakah anakku Haritsah?
Wahai ibu Haritsah! Bersabarlah, sesunggahnya anakmu terbunuh dijalan Allah,” jawab Nabi Muhammad.

Ibunya mengulangi pertanyaan tersebut sampai tiga kali, dan dijawab Rasul dengan jawaban yang sama.
Selanjutnya ibu Haritsah berucap, “Ya Rasulallah, aku tahu kalau anakku terbunuh di jalan Allah kerana itu merupakan keinginannya. Tetapi dimanakah anakku berada, di Syurga atau Neraka?”

Nabi Muhammad menjawab, “Wahai ibu Haritsah, apakah engkau tidak tahu? Sesungguhnya Syurga itu bukan hanya satu, tetapi banyak sekali tingkatannya. Dan sesungguhnya anakmu telah mencapai Syurga Firdaus, yaitu Syurga yang paling tinggi. Mendengar jawaban Nabi Muhammad tersebut Ibu Haritsah merasa gembira mendengarnya, dan menjadi tenanglah hati dan perasaanya.

Tidak ada komentar: