Mengapa Islam Diseru Dari Makkah?
( Menyambut Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1432 H )
Apabila Anda ingin menyampaikan pesan ke seluruh penjuru, sebaiknya Anda berdiri di tengah, di jalur yang memudahkan pesan itu tersebar. Hindari tempat dimana ada kekuatan yang dapat menghalangi atau merasa dirugikan. Kemudian pilih penyampai pesan yang simpatik, berwibawa dan berkemampuan sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Timur tengah adalah jalur penghubung Timur dan Barat, maka wajarlah jika ia menjadi tempat menyampaikan pesan Ilahi yang terakhir.
Pada masa Nabi Muhammad saw., yaitu pada abad ke-5 dan ke-6 Masehi, terdapat dua adikuasa. Pertama, Persia yang masyarakatnya menyembah api dan ajaran Mazdak, yaitu mengenai kebebasan seks yang masih berbekas pada masyarakatnya sehingga permaisuri pun harus menjadi milik bersama. Kedua, Romawi yang masyarakatnya beragama Nasrani yang juga masih dipengaruhi oleh budaya Kaisar Nero yang memperkosa ibunya sendiri dan membakar habis kotanya.
Kedua adikuasa ini bersitegang memperebutkan wilayah Hijaz di Timur Tengah yang ketika itu belum terkuasai, walau upaya telah dilakukan secara halus oleh Utsman bin Huwairits ( seorang antek Romawi ), dan dengan kekerasan oleh Abrahah bersama pasukan bergajahnya. Dalih serangan Abrahah adalah penghinaan terhadap rumah ibadah yang dibangunnya di Yaman, sedang tujuannya adalah menguasai jalur Hijaz, dari Yaman menuju ke Syam, tapi tangan Tuhan ( kekuasaan Allah ) menggagalkannya.
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ ﴿١﴾ أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ ﴿٢﴾ وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْراً أَبَابِيلَ ﴿٣﴾ تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ ﴿٤﴾ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍ ﴿٥﴾
Artinya: “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka`bah) itu sia-sia?, Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)“. ( Q.S. Al-Fiil :1-5).
Bayangkan apa yang akan terjadi jika ajaran tauhid ini diserukan di daerah kekuasaan Romawi atau Persia yang keyakinannya bertentangan dengan tauhid.
Di Hijaz ketika itu belum terpusat kekuasaan, dan kelompok-kelompok suku saling bermusuhan dan berebut pengaruh. Makkah ( pusat Hijaz ) adalah tempat para pedagang dan seniman datang memamerkan dagangan serta karyanya. Di sinilah bertemu kafilah Selatan dan Utara, Timur dan Barat. Penduduk Makkah juga melakukan perjalanan musim dingin dan musim panas ke daerah Romawi dan Persia. Ini tentunya akan memudahkan penyebaran pesan Ilahi.
Satu faktor lagi yang mendukung Makkah adalah bahwa masyarakat Makkah belum banyak disentuh peradaban. Pada saat itu masyarakat Makkah belum mengenal nifaq ( bermuka dua/munafik ), dan mereka pun tergolong masyarakat yang keras kepala, serta lidah (ungkapan) mereka tajam. Firman Allah dalam surah Al-Ahzab, 19 :
أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ فَإِذَا جَاء الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُم بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ أُوْلَئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيراً
Artinya :“Mereka bakhil terhadapmu apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah“.
Penduduk Makkah juga dikenal sangat kuat pendiriannya meskipun ditekan. Bilal bin Robah, Ammar bin Yasir, dan banyak contoh lainnya tidak rela mengucapkan kalimat kufur meskipun Allah memberikan peluang untuk berpura-pura selama hati tetap dalam keadaan beriman kepada Allah. Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah An-Nahal, 106 :
مَن كَفَرَ بِاللّهِ مِن بَعْدِ إيمَانِهِ إِلاَّ مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالإِيمَانِ وَلَـكِن مَّن شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْراً فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Artinya : Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.
Kemunafikan baru dikenal di Madinah. Entah bagaimana kesudahan agama Islam jika sejak dini sudah ada pemeluknya yang munafik.
Quraisy, adalah suku yang paling berpengaruh di Makkah. Bahasa dan dialeknya sangat indah dan dominan. Suku Quraisy memiliki dua keluarga besar, yaitu Hasyim dan Umayyah. Kedua keluarga besar ini walaupun dari satu turunan namun memiliki banyak perbedaan, baik sebelum maupun sesudah datangnya Islam.
Keluarga Hasyim terkenal gagah, budiman, dan sangat beragama. Sementara itu keluarga Umayyah adalah politikus yang pandai melakukan tipu daya, pekerja yang ambisius, dan tidak gagah. Hal ini disepakati oleh para sejarahwan, dan tidak ditolak oleh Umayyah meskipun setelah mereka berkuasa, ( tulis Al-Aqqad dalam Mathla’ Al-Nur ).
Nah, dari keluarga siapakah di Makkah ini yang wajar dipilih untuk tugas kenabian?. Tentu saja keluarga Hasyim. Dari keluarga ini terpilih Nabi Muhammad, yang bukan saja karena gagah, simpatik, dan berwibawa, tapi juga karena budi pekertinya yang luhur. Inilah alasan pengangkatan yang tercantum pada wahyu ketiga diturunkan Allah yang memerintahkan menyampaikan pesan agama.
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. ( Q. S. Al-Qolam:4 ).
Dari uraian di atas, jelas bahwa bukan karena masyarakat Makkah yang paling bejat sehingga Allah mengutus Nabi-Nya dari sana. Pemikiran ini terlalu dangkal, karena masih banyak faktor yang lebih ilmiah dan lebih beradab. Namun berhasilkah tulisan ini menjelaskan dan meyakinkan pembaca…………………………………….?
Wallahu A’lam.
( Sumber Data : “Lentera Hati” Oleh : M. Quraish Shihab ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar