Jumat, 18 November 2011

Mauizhoh

PERBUATAN SESEORANG MERUPAKAN GAMBARAN DARI ISI HATINYA

Kisah Seorang Raja.
Pada zaman dahulu ada seorang raja yang kejam dan zalim, hobinya berburu ke hutan. Suatu ketika saat berburu, sang raja tersasar dan terpisah dengan para hulubalangnya. Raja berusaha mencari dan berteriak memanggil mereka, namun tidak ada sahutan dari hulubalangnya. Akhirnya sang raja berjalan seorang diri di tengah hutan, setelah lama berjalan dia rasakan perutnya terasa lapar, leher terasa haus mencekik kerongkongan, namun tidak ada makanan dan minuman yang akan dikonsumsi.
Kemudian raja mendapat ide, dia memanjat pohon yang tinggi untuk melihat alam sekitarnya. Dari puncak pohon dia melihat sebuah pondok kecil yang sudah reot jauh dipinggir hutan. Kemudian dia turun dan melangkah menuju pondok tersebut, dengan tujuan untuk meminta makanan dan air munum sekedar pelepas haus.
Sesampainya di depan pondok tersebut dia melihat sebatang pohon Delima yang sedang berbuah. Sang raja-pun berhasrat untuk meminta buah Delima tersebut untuk sekedar menghilangkan lapar dan haus. Dihalaman pondok yang tidak jauh dari pohon Delima dia melihat seorang anak laki-laki sedang menyapu dedaunan dan sampah.
"Hai nak…… siapa pemilik pohon Delima ini?, tanya raja kepada anak itu, "aku yang punya pak " jawab sang anak, kalau begitu boleh aku minta sebiji untuk pelepas hausku, karena sejak tadi aku menahan lapar dan haus lanjut sang raja.
" Ya....boleh pak, biar aku panjatkan. Langsung anak tersebut memanjat dan mengambil buah delima yang sudah matang, " Kuperas dulu ya pak, biar bapak meminumnya lebih terasa segar, kata sang anak". Ya.. terima kasih nak jawab raja". Tidak lama kemudian, anak tersebut memberikan air perahan delima kepada raja, raja langsung meminum air Delima yang ada dalam gelas, terasa sangat segar kerongkongannya dapat air perahan Delima yang manis dan terasa enak, yang belum pernah dia mendapatkan Delima yang se-manis dan se-enak ini, hausnyapun hilang.
Sesudah menghabiskan tegukan terakhir, raja terhenti dan tercenung sejenak, seakan ada yang dia pikirkan. Kemudia raja berkata, "Hai nak, air perahan Delima kamu ini sangat enak sekali, apa boleh aku minta lagi?. Boleh...boleh pak jawab sang anak, langsung dia mengambil sebuah lagi pada ranting yang sama dengan buah yang pertama dia petik, lalu memeras dan memasukan air perahannya ke dalam gelas, kemudian menyerahkannya kepada raja, rajapun langsung meminumnya. Tetapi baru saja tegukkan pertama dia minum, raja langsung memuntahkannya kembali, " Hai... kenapa yang sekarang terasa tidak enak, sangat pahit sekali, apa buah yang pertama dengan yang kedua berbeda, teriaknya agak marah kepada anak itu".
Ah...tidak bapak, bapak-kan melihat sendiri aku memetiknya, aku ambil pada ranting yang sama dengan buah yang pertama aku ambil, dan bapak juga langsung melihat aku memeras airnya " jawab anak itu.
Kalau begitu kenapa rasa perahan buah yang kedua terasa tidak enak bahkan pahit?
Ah... mungkin waktu bapak mau meminta yang kedua kali hati bapak sudah pahit dan busuk juga jawab anak tersebut dengan spontanitas dan santai, dan dia tidak tahu bahwa lawan bicaranya adalah raja di negeri tempat tinggalnya . Mendegar jawaban anak itu, raja sangat kaget bercampur kagum, karena memang pada waktu meminta yang pertama niatnya ikhlas dan dengan hati yang tulus, hanya untuk pelepas dahaga yang menderanya, kenyataannya…. Air Delima yang ia minum terasa manis dan segar. Tetapi pada waktu meminta yang kedua kali, dalam hatinya timbul niat jahat, sebagai seorang raja negeri ini dia akan meminta pohon Delima, bahkan tanah dan pondok yang dimiliki anak tersebut untuk dijadikan miliknya sebagai raja, kalau tidak diberi akan ditempuh dengan cara paksa, sebagai seorang raja yang sedang berkuasa, tentu dia bisa berbuat apa saja, apalagi hanya menguasai tanah seorang rakyat miskin, itulah yang tersirat beberapa detik dalam fikiran sang raja saat dia selesai meminum air delima dari buah yang pertama tadi.
Dari peristiwa dan jawaban anak laki-laki tersebut sang raja sadar dan insaf, karena secara tidak langsung dia telah mendapat pelajaran dari anak sekecil itu. Kemudian anak itu bersama kedua orang tuanya diberi hadiah oleh sang raja dan dibangunkan rumah yang indah. Sejak kejadian itu, raja memerintah dengan adil, arif dan bijaksana dalam menjalankan pemerintahan di dalam kerajaannya, sehingga rakyatnya merasakan keadilan, kesejahteraan, dan kedamaian.
Bagaimana dengan pemimpin kita saat ini………………………..?
Ah……………… Anda tentu punya jawabannya……………………………!

Tidak ada komentar: