Kamis, 22 Maret 2012

Pengorbanan Seorang Ibu


SAYANGI IBUMU
( Kisah Seorang Ibu Yang Bermata Satu )

Di sebuah desa ada seorang anak yang masih sekolah di bangku SMP dan hanya memiliki ibu. Tetapi, anak itu sangat membenci ibunya, karena ibunya hanya memiliki satu mata. Sampai-sampai anak itu tidak menganggap kalau ibunya masih ada.
Saat sang anak telah tammat sekolah, dia pergi merantau ke Kota, di Kota dia mendapatkan pekerjaan pada sebuah Perusahaan yang terkenal, gaji yang dia dapatkan juga cukup besar. Karena dianggap oleh pemilik perusahaan bahwa anak ini memiliki keahlian dalam mengendalikan perusahaan, Pemilik Perusahaan-pun mempercayakan kepadanya untuk menjadi pimpinan di Perusahaan tersebut, bahkan dia menikahkan putrinya kepada anak tersebut.
Sejak pergi merantau sang anak tidak pernah pulang ke kampung untuk menjenguk ibunya, karena memang dia tidak suka kepada ibunya yang cacat (hanya memiliki satu mata ). Sudah limabelas tahun berlalu sejak kepergiannya meninggalkan kampung halamannya. Kerinduan ibunya tidak tertahankan lagi, sang ibu-pun memutuskan untuk mencari anaknya ke Kota. Setelah bertanya kesana kemari, dia-pun mendapatkan alamat anaknya.
Pada saat sang ibu datang kerumah anaknya dia sangat terkejut, sebab dia lihat rumah anaknya cukup besar dan mewah, lalu dia-pun memberi salam. Sejenak kemudian pintu rumah terbuka, rupanya cucunya yang membuka pintu, lalu cucunya berkata; “ Papa…… Papa…… Ada orang gila datang ke rumah kita”.
Anak ibu yang sudah menjadi kaya raya ini menemui ibu yang dikatakan anaknya orang gila tadi, lalu berkata “Maaf, Ibu ini siapa ya?” Sang ibu menjawab “Nak, ini ibu nak, apa kamu tidak mengingat Ibu?”. Sang istri berkata “ Sayang, kamu masih punya ibu kenapa tidak bilang-bilang?”. Lalu anak ibu itu berkata “Tidak, ibuku sudah lama meninggal, lagipula ibuku tidak cacat seperti dia!”. Lalu sang anak mengusir ibunya sendiri.
Beberapa hari kemudian sang anak ingin menemui ibunya untuk sekedar bertemu. Ia bertanya kepada penduduk tentang dimana keberadaan ibunya sembari menyebutkan ciri-ciri tentang ibunya. Lalu penduduk menjawab “Ibu kamu itu sudah meninggal empat hari yang lalu. Dengan santai sang anak menjawab “Oh ya? baguslah sudah tidak ada yang menggangguku lagi”, lalu penduduk mengatakan: “ Sebelum dia meninggal dunia, ibumu meninggalkan surat” ini suratnya kata mereka sambil menyerahkan surat tersebut. Lalu sang anak membaca surat dari ibunya, sambil membaca surat tersebut sang anak menangis tersedu-sedu.
Rupanya Surat itu berisi: “Anakku, ibu tahu kalau kamu membenci ibu karena ibu seorang yang cacat dan hanya memiliki satu mata. Tapi ketahuilah anakku, sesungguhnya waktu kamu lahir matamu hanya satu. Karena ayahmu kecewa dan malu memiliki anak yang cacat, Ayah-mu meninggal ibu, jadilah ibu mengurusmu seorang diri sampai kamu dewasa. Lalu karena ibu kasihan kepadamu, akhirnya ibu memberikan satu mata ibu untuk-mu nak. Ibu tidak bilang hal ini kepadamu karena ibu takut kamu bersedih, tetapi kamu malah membenci ibu. Maafkan ibu nak karena tidak berguna untuk-mu di dunia ini”. Sekarang ibu merasa, waktu ibu di dunia ini sudah tinggal sedikit, ibu akan menghadap kepada sang Khaliq, di sana ibu berharap mendapat kasih sayangnya karena ibu tahu Allah maha luas kasih sayangnya, sebab di dunia ini tidak ada manusia yang menyayangi ibu termasuk anak yang sudah ibu asuh dengan kasih sayang.
Saudaraku……………! Hargai ibu kita, jangan pernah menyia-nyiakan dan mengecewakan mereka. Jangan sia-siakan kesempatan untuk membahagiakan mereka selagi mereka masih hidup, layani mereka dengan kasih sayang selagi mereka masih bersama kita. Kalau sudah meninggal dunia berdo’a-lah kepada Allah agar mereka mendapat ampunan Allah.
Semoga kisah di atas menjadi renungan dan I’tibar bagi kita semua.  Dan semoga kita menjadi anak yang “ Birrul Walidain “.
امـِـيْــنَ يَـا رَبَّ الـْعـَالـَمِـيْـنَ


Tidak ada komentar: