Sabtu, 29 September 2012

Kisah Inspirasi

Antara Kaya Dan Miskin

Ada seorang pemuda yang tinggal di sebuah Desa terpencil, namanya Arwi, hidup sebatang kara dan sangat miskin. Untuk merubah nasib kehidupannya, dia hijrah ke Kota. Di kota dia belajar dan bekerja keras siang dan malam. Dengan kerja kerasnya, akhirnya Arwi berhasil menjadi orang yang sukses bahkan menjadi Pimpinan di sebuah perusahaan. Di kota dia sudah menikah dan sudah punya seorang anak yang hidup dalam limpahan kemewahan.
Pak Arwi yang sudah menjadi ayah tadi selalu berpikir untuk masa depan anaknya, bagaimana agar anaknya kelak menjadi orang yang sukses tapi tidak sombong dengan kesuksesan dan kekayaannya.
Akhirnya Pak Arwi punya ide untuk membawa anaknya ke kampung halamannya dahulu, tujuannya adalah untuk memberikan pelajaran  kepada anaknya betapa susahnya kehidupan yang mereka alami di kampung. Pak Arwi juga berharap agar anaknya dapat membandingkan kehidupan mewah yang dirasakan anaknya dengan anak-anak yang ada di kampungnya.
Tiba saat yang telah dia rencanakan, Pak Arwi-pun membawa anaknya ke kampung, di sana dia menumpang dirumah teman lamanya yang bernama Pak Muslih. Rumah Pak Muslih sangat sederhana, berdinding tepas dan tidak memiliki pagar. Sekitar 10 meter di belakang rumah itu terdapat sungai yang sangat jernih airnya. Sungai yang sama yang digunakan oleh Pak Arwi bermain air dan berenang dengan teman-temannya 35 tahun yang lalu. Di depan rumah tersebut terdapat tanah lapang, tempat anak-anak petani menggembalakan ternaknya. Anak-anak juga sering bermain layang-layang di tanah lapang itu.
Tak terasa, lima hari telah berlalu. Pak Arwi merasa sudah cukup waktunya untuk kembali ke kota. Sambil menyetir mobilnya, Pak Arwi bertanya kepada anaknya. Bagaimana nak? Apa yang kamu rasakan dan kamu lihat dengan keadaan di sana? Apa saja yang kamu dapatkan setelah menginap  beberapa malam di rumah Pak Muslih?. Pak Arwi berharap anaknya sudah dapat memahami perbedaan antara kaya dan miskin.
Waaah …… luar biasa Yah, jawab anaknya. Luar biasa apanya? Sela pak Arwi.
Bagaimana tidak luar biasa Yah? Di kota kita harus repot-repot membangun kolam renang yang mahal di belakang rumah kita, sedangkan mereka, kolam renangnya panjaaaaaaaaaang sekali. Anak itu melanjutkan, Trus halaman kita sempit dan tidak bisa melihat apa-apa karena ada temboknya, sedangkan halaman rumah mereka luaaaaas sekali, sejauh mata memandang bahkan bisa dipakai untuk bermain layang-layang. Kita harus membangun taman, sedangkan mereka memiliki taman yang luas sekali. Kita harus antri dan membayar di Supermarket setiap kali berbelanja, sedangkan mereka tinggal ambil saja di kenun, tidak bayar.
Anaknya berhenti sejenak, lalu melanjutkan; Kita harus keluar negeri membeli lampu taman, sedangkan mereka memiliki lampu taman yang banyak (maksud si anak obor-obor yang dipasang petani di masing-masing rumah mereka dan ditambah lagi dengan sinar kelap-kelip kunag-kunang).  Setiap hari ayah harus kerja dari pagi sampai malam, sedangkan Pak Muslih  tiap sore bisa berkumpul dan bercanda dengan isteri dan anak-anaknya, malah kita hampir tidak pernah seperti mereka, karena ayah pulang aku selalu sudah tidur, aku bangun ayah sudah pergi kerja. Kita harus ke kebun binatang kalau mau naik hewan, sementara mereka tiap hari bisa naik hewan, ada sapi, ada kerbau bahkan ada kuda, mereka tidak perlu bayar. Wah…… ternyata kita orang miskin ya Yah. Kita masih kalah kaya dengan mereka.
Mendengar ucapan anaknya, tidak ada komentar ataupun kata-kata inspirasi yang mampu keluar dari mulut pak Arwi hingga mereka sampai ke rumah.
Saudaraku………………….!
Silakan Anda mengambil inspirasi dari cerita ini dan tinggalkan komentar Anda…………..!

Tidak ada komentar: