Selasa, 07 Desember 2010

LIMA RENUNGAN HIDUP SEBAGAI BEKAL MENUJU KEHIDUPAN AKHIRAT



LIMA RENUNGAN HIDUP
SEBAGAI BEKAL MENUJU KEHIDUPAN AKHIRAT

            Abu Laits As-Samarqandi dalam salah satu ungkapannya mengatakan, seharusnya setiap pribadi muslim selalu merenungkan lima hal dalam kehidupannya. Bila lima renungan ini selalu dilakukan oleh seseorang Insya Allah dia akan selalu mempunyai sikap berhati-hati dalam kehidupannya dan akan memiliki bekal untuk menuju kehidupan akhirat. Adapun lima renungan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Pertama: Seorang muslim hendaknya selalu merenungkan Apakah dosa-dosanya sudah diampuni  Allah atau belum”.
            Renungan ini sangat berarti bagi manusia, sebab setiap manusia pasti pernah berbuat salah, akibatnya dihadapan Allah dia dicatat sebagai orang yang berdosa. Tidak ada orang yang sanggup menjamin bahwa dirinya tidak pernah berbuat dosa, karena itu bila seseorang menyadari bahwa hidupnya selama ini banyak berbuat dosa dan disadarinya pula bahwa dosanya belum tentu mendapat ampunan Allah, maka melalui renungan yang dilakukannya diharapkan dia akan termotipasi untuk bertaubat kepada Allah, sebab dalam ajaran Islam pintu taubat senantiasa dibuka Allah sepanjang nyawa manusia belum sampai kepada ghor-ghoroh ( napas hanya tinggal ditenggorokan ).
Allah SWT. menyerukan agar orang-orang yang beriman bertaubat kepadaNya sebagaimana firmanNya dalam Al-Qur’an yang termuat pada surat At-Tahrim ayat 8 :
يـَا اَيـُّهـَا الَّـذِيْـنَ امَـنُـوْا تـُـوْبـُـوْا اِلىَ اللهِ تـَـوْبـَة ً نـَـصُـوْحًـا عَـسى رَ بُّـكـُمْ اَ نْ يـُـكـَـفـِّـرَ عَـنـْـكـُـمْ سَـيـِّـا تِـكـُـمْ وَيُـدْخِـلـَـكـُمْ جَـنـّـتٍ تـَـجْــِريْ مِـنْ تـَـحْـتـِهـَا اْلا َنـْـهــرُ يَـوْم َ لاَ يُـخـْــِزى اللهُ الـنـَّـبـِـيَّ وَا لـَّـذِيْـنَ امـَنـُوْا مَـعَـه نـُوْرُهـُمْ يَـسْـعى بَـيْـنَ اَيْــدِيْهِـمْ وَبـِاَيْـمَـانـِـهـِـمْ يَـقـُـوْ لـُوْنَ رَبَّـنـَا اَتـْـمِـمْ لـَنـَا نُـوْرَنـَا وَاغـْـفِـرْ لـَنـَا اِنـَّـكَ عَـلى كـُـــِلّ شـَيْـئٍ قـَـدِ يْــرٌ.
Artinya:  “ Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam Jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Kedua : Seorang muslim hendaknya selalu merenungkan Apakah umur yang sudah dilaluinya lebih banyak nilai-nilai kebaikan atau  keburukan “.
            Kesempatan umur yang diberikan Allah seharusnya dapat digunakan untuk mengabdikan diri kepadaNya, bukan disia-siakan untuk berbuat yang tidak di ridhaiNya, sebab nikmat umur yang diberikan Allah kepada manusia pada hari kiamat kelak akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah, tentang kemana dan untuk apa umur itu digunakan.
            Apabila renungan yang dilakukan seseorang sampai kepada kesimpulan bahwa umur yang dilaluinya selama ini banyak yang tersia-siakan, maka diharapkan akan timbul kesadaran dalam kehidupannya untuk memperbaiki kelalaian yang telah dilakukan selama ini, akhirnya dia berupaya untuk mengisi kehidupan yang akan datang dengan nilai-nilai kebaikan, karena orang yang beruntung adalah orang yang dapat mengisi hari-hari yang dilaluinya dengan nilai-nilai kebaikan. Apabila sikap hidup seperti ini sudah terpatri dalam kehidupan seseorang, maka orang yang seperti inilah yang akan bermanfaat untuk orang lain, karena hidupnya selalu diwarnai dengan kebaikan. Inilah manusia yang pandangan matanya adalah pandangan mata yang menyejukkan, senyum simpulnya penuh dengan persahabatan, uluran tangannya adalah nilai sedekah, langkah kakinya semangat jihad, untaian katanya penuh dengan mutiara hikmah dan nasihat, diamnya merupakan zikir dan fakir. Bila perilaku ini sudah dimiliki oleh seseorang maka jadilah dia manusia yang rindu orang lain tidak bertemu dengannya dan malas berpisah pada saat sudah jumpa kepadanya.
Ketiga :Seorang muslim hendaknya selalu merenungkan Apakah ibadah yang telah dilakukannya selama ini diterima atau ditolak oleh Allah “.
Ibadah yang dilakukan memang tidak dapat diketahui secara pasti apakah diterima Allah atau tidak, karena hal itu adalah hak priogratif Allah. Namun apabila mengacu kepada kajian Fiqh dapat diketahui bahwa apabila ibadah yang dilakukan oleh seseorang sudah memenuhi syarat dan rukunnya ditambah pula dengan keikhlasan dalam malaksanakannya maka ibadah itu sudah dianggap sah, apabila ibadah itu sudah sah maka kuatlah dugaan dan harapan bahwa ibadah itu akan diterima Allah SWT.
Perlunya seseorang merenungkan tentang apakah ibadah yang dilakukannya diterima oleh Allah atau tidak, tujuannya tidak lain adalah agar ibadah yang dilakukan tersebut benar-benar dilaksanakan dengan baik sesuai dengan aturan dan tata tertib ibadah itu sendiri.
Disisi lain kesucian hati dengan rasa ikhlas dalam melaksanakannya dan menghindarkan diri dari riya’ dan sombong juga merupakan faktor  ibadah itu akan diterima Allah. Orang yang seperti inilah yang nantinya akan selalu haus dengan ibadah, sebab dia selalu merasakan bahwa ibadahnya masih sangat sedikit.
Keempat: Seorang muslim hendaknya selalu merenungkan Pada hari kiamat nanti tempatnya di Syurga atau Neraka “.
            Kenapa seseorang harus merenungkan tempatnya nanti dihari kiamat ?, Sebab pada hari kiamat nanti alternatif  tempat hanya dua, yaitu Syurga dan Neraka.
Syurga adalah tempat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah, di dalamnya penuh dengan beragam kenikmatan yang disediakan oleh Allah, sedangkan Neraka adalah tempat orang-orang yang ingkar terhadap Allah SWT, di dalamnya penuh dengan siksa dan kesengsaraan.
            Sejahat apapun seseorang namun bila dia ditanya mana yang dia pilih antara Syurga dan Neraka, dapat diyakini bahwa dia akan menjatuhkan pilihan untuk memilih Syurga, oleh karena itu orang yang selalu merenungkan apakah tempatnya nanti di Syurga atau Neraka, itu berarti sebenarnya ia mendambakan dia bisa masuk kedalam Syurga, karena itu renungan seperti ini akan mendorong seseorang untuk lebih giat melakukan amal ibadah, yang dengan berkah ibadah tersebut dan atas karunia Allah dia berharap Allah memasukkannya ke dalam Syurga.
Kelima : Seorang muslim hendaknya selalu merenungkan Apakah kematiannya nanti  diridhai Allah atau dimurkai Allah .
            Orang yang merenungkan hal seperti ini tentu dia mendambakan kematiannya nanti mendapat ridha Allah SWT. Ridha Allah adalah merupakan dambaan setiap orang yang beriman dan hal itu tidak akan didapatkan seseorang bila dia tidak melakukan amal shaleh, karenanya orang yang seperti ini selalu berusaha untuk mendapatkan kasih sayang Allah dengan selalu berupaya dalam setiap kesempatan untuk melakukan nilai-nilai kebaikan yang dapat mendatangkan keridhaan Allah. Bila Allah sudah meridhai seseorang kendatipun saat menghadapi kematian nanti terasa sakit, Insya Allah dia masih dapat tersenyum sebab tidak tertutup kemungkinan pada saat menghadapi sakaratul maut Allah menunjukkan kepadanya Syurga sebagai tempat tinggal baginya dihari kiamat nanti, dan tidak tertutup kemungkinan orang yang seperti ini akan dipanggil oleh Allah dengan panggilan kasih sayang melalui firmanNya di dalam Al-Qur’an pada surat Al-Fajr ayat: 27 – 30.
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠﴾                                       
Artinya :    Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku “.
Berbahagialah seseorang yang hidup dan matinya mendapat ridha dari Allah SWT. Untuk itu mari kita jadikan lima renungan yang di kemukakan oleh Abu Laits As-Samarqandi yang telah dikemukakan di atas menjadi renungan kita semua, dengan harapan lima renungan tersebut mampu memberikan motipasi bagi kita untuk meningkatkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan ini, sehingga kita memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat.  Amin Ya Robbal ‘Alamin.

***




1 komentar:

MOELCS mengatakan...

Subhanallah, jadi takut. Ya Allah terimalah ibadah2 hambamu yang bertaqwa. amiin