Sabtu, 12 Februari 2011

Pemimpin Besar ini Hidup Dalam Kesederhanaan

Muhammad SAW. Manusia Luar Biasa
( Menyambut Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1432 H )

Allah swt. berfirman dalam surat An-Nisa’ : 174.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءكُم بُرْهَانٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُوراً مُّبِيناً ﴿١٧٤﴾
Artinya :“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mu`jizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur'an).
Betapa Muhammad saw. telah menjadi bukti kebenaran. Beliau dilahirkan dalam keadaan yatim dan dibesarkan dalam keadaan miskin. Dia juga tidak pandai membaca dan menulis serta hidup dalam lingkungan yang terbelakang. Namun demikian, tidak satupun faktor negatif itu membawa dampak terhadap dirinya. Bahkan sebaliknya, beliau dinilai oleh banyak ahli dari berbagai disiplin ilmu dan dengan beranekamacam tolok ukur sebagai manusia terbesar sepanjang sejarah kemanusiaan.
Thomas Carlyle menilai dengan tolok ukur “ kepahlawanan “. Marcus Dods dengan “keberanian moral”, Nazmi Luke dengan “ Metode pembuktian ajaran”, Will Durant “Hasil karya”, dan Michael H.Hart, dengan “Pengaruh yang ditinggalkannya”. Kesemua ahli non Muslim ini – dan masih banyak lagi yang lainnya, walaupun dengan tolok ukur yang berbeda-beda, namun berkesimpulan  bahwa Muhammad saw. adalah manusia luar biasa. Namun demikian, beliau adalah orang yang sangat sederhana.
Harta Nabi yang paling mewah adalah sepasang alas kaki berwarna kuning yang merupakan hadiah dari Negus dari Abissinia. Beliau tinggal di satu pondok kecil beratapkan jerami yang tingginya dapat dijangkau oleh seorang anak remaja. Kamar-kamarnya dipisahkan batang-batang pohon yang direkat dengan lumpur bercampur kapur. Beliau sendiri yang menyalakan api, mengepel lantai, memerah susu, dan menjahit alas kakinya yang putus. Santapannya yang paling mewah meskipun jarang dinikmatinya adalah madu, susu, dan lengan kambing. Demikianlah keadaan beliau yang sangat sederhana, walaupun setelah menguasai seluruh Jazirah Arabia.
Kelakuannya secara umum tenang dan tenteram. Beliau gagah berani, namun memiliki senyuman yang sangat memikat, bahkan dalam hal-hal tertentu beliau lebih pemalu daripada gadis-gadis pingitan. Kemampuan intelektualnya tidak diragukan, daya imajinasinya sangat tinggi, dan ekspresinya sangat dalam. Beliau dikenal sebagai seniman bahasa dikalangan para sastrawan. Di atas semuanya, pengabdiannya kepada Allah serta keyakinan akan kehadiran-Nya tidak pernah terabaikan. Demikianlah terkumpul secara sempurna keempat tipe manusia dalam pribadi manusia agung ini: Dia sebagai Pekerja, Pemikir, Pengabdi, dan Seniman.
Akhlak dan tata cara pergaulannya sangat luhur. Diulurkan tangannya untuk berjabat tangan dan tidak dilepasnya tangannya sebelum orang yang dijabatnya melepaskannya. Beliau tidak pernah mengulurkan kaki di hadapan teman-temannya yang sedang duduk. Beliau berjalan dengan penuh dinamisme, bagaikan “turun dari satu dataran tinggi”. Beliau menoleh dengan seluruh badannya, menunjuk dengan seluruh jarinya, berbicara perlahan dengan menggunakan dialek mitra bicaranya sambil sesekali menggigit bibirnya, menggelengkan kepalanya dan menepuk-nepuk dengan jari telunjuk ke telapak tangan kanannya. Cetusan yang paling buruk dalam percakapannya adalah “apa yang terjadi pada orang itu ?, semoga dahinya berlumuran lumpur”.
Seorang Muslim akan kagum kepada beliau dengan kekaguman berganda. Sekali waktu memandangnya dengan kacamata agama dan disisi lain melihatnya dengan kacamata kemanusiaan. Tak wajar rasanya, mereka yang mempelajari kehidupan dan karekter manusia ini, hanya sekadar kagum dan hormat kepadanya.  Beliau adalah bukti kebenaran dari hakikat wujud yang mahabenar. Semoga rahmat Allah selalu tercurah kepadanya.
( Sumber Data : “Lentera Hati” Oleh : M. Quraish Shihab ).

Tidak ada komentar: